Konten Media Partner

9,4 Juta Orang Diperkirakan Keluar-Masuk DIY saat Nataru, Gimana Cara Hitungnya?

27 Desember 2024 19:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kepadatan lalu lintas di Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kepadatan lalu lintas di Yogya. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkirakan akan ada pergerakan sebesar 9,4 juta orang yang keluar-masuk DIY selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
ADVERTISEMENT
Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 6 persen dibandingkan momen libur Nataru tahun lalu, di mana pergerakan manusia yang keluar dan masuk DIY mencapai 8,9 juta orang.
Bagaimana sebenarnya Dishub menghitung dan memperkirakan jumlah pergerakan orang ini?
Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan DIY, Sumariyoto, mengatakan bahwa pergerakan libur Nataru tahun lalu menjadi data utama dalam memperkirakan pergerakan yang akan terjadi tahun ini.
“Kenaikan 6 persen itu berasal dari kajian yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi,” kata Sumaryoto kepada Pandangan Jogja, Jumat (27/12).
Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan DIY, Sumariyoto. Foto: Dishub DIY
Sementara itu, teknis penghitungan pergerakan orang yang keluar masuk ini dilakukan dengan memasang empat buah perbatasan DIY, yakni di daerah Toyan Kulon Progo di pintu barat, kedua di daerah Tempel untuk pintu utara, ketiga di daerah Prambanan untuk pintu timur, serta di pintu selatan dipasang di daerah Piyungan.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan pantauan kamera analitik yang kami pasang di 4 titik, berdasarkan tahun lalu jumlahnya sekitar 1.960.000 kendaraan, kami rata-rata satu mobil isi 4 penumpang,” jelasnya.
Data tersebut kemudian ditambah dengan data riil penumpang pesawat, kereta, dan bus yang keluar dan masuk kawasan DIY.
“Jadi dengan kenaikan 6 persen itu ketemu angka 9,4 juta,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa angka ini tidak sama dengan perkiraan jumlah wisatawan yang akan datang ke DIY. Sebab, tidak semua orang yang terhitung memiliki tujuan untuk berwisata.
“Perlu dipahami, pergerakan ini bukan perkiraan jumlah wisatawan, tapi pergerakan orang masuk dan keluar DIY,” kata Sumaryoto.