Konten Media Partner

Abrasi Parah, Jalan Aspal di Pantai Selatan Bantul sampai Jadi Hamparan Pasir

19 Januari 2023 20:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruas jalan aspal di Pantai Pandansari, Bantul, yang telah tergerus abrasi. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ruas jalan aspal di Pantai Pandansari, Bantul, yang telah tergerus abrasi. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Pantai Pandansari di Kapanewon Sanden, Bantul, yang termasuk kawasan Pantai Selatan Yogya mengalami abrasi parah. Tak cuma mengikis kawasan pantai, pepohonan dan sejumlah bangunan di kawasan pantai tersebut juga ambrol dimakan abrasi.
ADVERTISEMENT
Bahkan, jalan aspal ke arah timur yang menghubungkan Pantai Pandansari dengan Pantai Dewaruci kini terputus dan hanya menyisakan hamparan pasir saja.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Agus Yuli Herwanta, mengatakan bahwa kerusakan kawasan pantai akibat abrasi itu terjadi secara bertahap, terutama sejak Oktober 2022. Seringnya terjadi gelombang tinggi disinyalir telah mengakibatkan proses abrasi semakin cepat terjadi.
“Saat ini kondisinya memang sudah cukup parah karena sudah mulai merusak pohon-pohon cemara, jalan, bahkan sejumlah bangunan yang ada di sekitarnya,” kata Agus Yuli Herwanta, Kamis (19/1).
Mercusuar yang menjadi ikon Pantai Pandansari, Bantul. Foto: Pemkab Bantul
Saat ini, abrasi di kawasan Pantai Pandansari menurut dia sudah mencapai 30 hingga 90 meter lebih. Dia juga mengatakan bahwa proses abrasi ini tidak hanya terjadi di Pantai Pandansari, tapi juga terjadi di banyak pantai di Selatan Bantul.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata abrasi yang terjadi di wilayah pesisir Pantai Selatan Bantul setiap tahun mencapai 3 meter,” kata dia.
Tak cuma abrasi, di sejumlah titik pantai juga terjadi akresi, yakni perubahan garis pantai menuju laut lepas akibat adanya proses sedimentasi dari daratan atau sungai menuju laut. Panjang akresi ini menurut dia juga sudah cukup mengkhawatirkan, antara 9 sampai 32 meter.
“Akresi ini terutama terjadi di kawasan muara sungai, jadi aliran air membawa lumpur ke pantai sehingga tersedimentasi,” kata Agus Yuli Herwanta.