Konten Media Partner

Ahli Filologi: Gajah Mada Itu Aslinya Tampan, Tak Kekar Seram seperti di Gambar

21 Februari 2023 15:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ahli Filologi Naskah Jawa Kuna dan Sansekerta, KRT. Manu J. Widyaseputra, saat menjadi pembicara dalam acara Reinterpretasi Sumpah Gajah Mada: Menuju Relasi yang Lebih Harmonis Antara Bumi dan Manusia di Kotagede, Yogya, Selasa (21/2). Foto: Widi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Ahli Filologi Naskah Jawa Kuna dan Sansekerta, KRT. Manu J. Widyaseputra, saat menjadi pembicara dalam acara Reinterpretasi Sumpah Gajah Mada: Menuju Relasi yang Lebih Harmonis Antara Bumi dan Manusia di Kotagede, Yogya, Selasa (21/2). Foto: Widi RH Pradana
ADVERTISEMENT
Saat ini, Gajah Mada, Patih dari Kerajaan Majapahit digambarkan sebagai sosok laki-laki bertubuh besar dan kekar dengan raut muka yang garang. Penggambaran sosok Gajah Mada itu dibuat pertama kali oleh Muhammad Yamin.
ADVERTISEMENT
Saat mengunjungi Trowulan untuk melihat jejak peninggalan Majapahit, Yamin menemukan pecahan terakota berupa kepala pria dengan wajah yang gempal dan berambut ikal. Karena ditemukan dalam penggalian di dekat puri Gajah Mada di Trowulan, Yamin menyimpulkan bahwa terakota itu adalah penggambaran dari sosok Patih Gajah Mada.
Dalam buku ‘Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara’ yang dia tulis, air muka itu menggambarkan sosok yang sangat tangkas dan penuh keberanian sebagai seorang ahli politik yang berpandangan visioner.
Patung Gajah Mada di obyek wisata air terjung Madakaripura di kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru. Patung ini selama ini menjadi penggambaran umum sosok Gajah Mada. Foto: Instagram Madakaripura Waterfall
Namun, Filolog Jawa Kuna dan Asia Selatan dari Yayasan Kapuk Salamba Arga, KRT Manu J. Widyaseputra mengatakan bahwa sosok asli Gajah Mada bukanlah seperti yang digambarkan saat ini.
“Itu wajah yang dibuat Muhammad Yamin, bukan wajahnya Gajah Mada,” kata KRT Manu J. Widyaseputra dalam acara Reinterpretasi Sumpah Gajah Mada: Menuju Relasi yang Lebih Harmonis Antara Bumi dan Manusia di Kotagede, Yogya, Selasa (21/2).
ADVERTISEMENT
Penggambaran sosok Gajah Mada menurut dia mesti dilihat dari penggambaran yang ada di teks-teks kuno yang ditulis oleh para Brahmana, sebab Gajah Mada menurut dia juga seorang Brahmana. Karena itu, sosok penggambaran Gajah Mada tidak akan ditemukan di naskah Negara Kertagama dan teks-teks kakawin.
Beberapa teks kuno yang di dalamnya menggambarkan sosok Gajah Mada menurutnya adalah Kidung Sunda, Sundayana, atau Kidung Harsawijaya. Dalam Kidung Sunda dan Sundayana dijelaskan bahwa ketika Gajah Mada mencapai moksa, dia kemudian kembali ke wujud yang sesungguhnya.
“Yaitu Narayana, Narayana itu nama lain Wisnu. Wajahnya itu bagus (tampan),” kata dia.
Arca Wisnu yang terdapat pada Candi Prambanan Yogya. Sumber: Katalog Koleksi Arca Batu BPCB DIY
Dalam Kidung Sunda, Gajah Mada juga digambarkan memakai kain gringsing. Karena itu, penggambaran Gajah Mada yang lebih mendekati sosok aslinya menurut Manu adalah arca-arca Wisnu. Karena itu, untuk mengetahui penggambaran sosok Gajah Mada menurut dia dapat dilakukan dengan membuat sketsa wajah arca Wisnu menjadi wajah manusia.
ADVERTISEMENT
“Di situ kita akan tahu Gajah Mada yang sesungguhnya itu seperti itu. Jadi Gajah Mada itu ya seperti Narayana itu, bukan sebagai orang yang bertubuh kekar, besar, itu enggak, bukan seperti kuli. Perawakannya juga sama dengan Narayana,” kata KRT Manu J Widyaseputra.