Akhir 2021 Film Indonesia Keren-keren, Sayang Rilis Bareng No Way Home

Konten Media Partner
27 Desember 2021 20:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ernest Prakasa saat premiere Film Teka Teki Taka di Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Ernest Prakasa saat premiere Film Teka Teki Taka di Yogyakarta. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
Komika yang juga seorang sutradara muda, Ernest Prakasa, mengatakan bahwa industri perfilman Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat. Hal itu ditunjukkan dari banyaknya film-film berkualitas karya anak bangsa, yang dirilis pada penghujung tahun 2021 ini.
ADVERTISEMENT
Para sineas seperti sedang membalaskan dendamnya dengan merilis karya-karya terbaik mereka, setelah hampir dua tahun dibombardir oleh pandemi. Sejumlah film yang dirilis pada akhir tahun ini misalnya Losmen Bu Broto, Kadet 1947, Akhirat, Backstage, Yuni, Penyalin Cahaya, serta Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas yang memperoleh penghargaan di Locarno International Film Festival, salah satu festival film bergengsi di tingkat internasional, menurut Ernest telah memberikan warna baru di industri film dalam negeri.
“Mereka hadir dengan ide dan konsep yang lebih fresh, sangat beragam, dan keren-keren semua,” kata Ernest ketika ditemui di Jogja City XXI setelah pemutaran perdana film terbarunya yang berjudul Teka Teki Tika, Kamis (23/12) pekan lalu.
Munculnya film-film dengan genre yang makin beragam ini menurutnya penting untuk memberikan inspirasi kepada para sineas dalam negeri bahwa untuk berekspresi itu bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk. Sebab, jika industri film hanya dikuasai oleh satu genre tertentu akan membuat industri film dalam negeri tidak sehat dan hanya jalan di tempat.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita bisa menghadirkan berbagai wujud film seperti yang ada sekarang, aku pikir akan sehat buat industrinya,” ujarnya.
Namun Ernest menyayangkan kebangkitan dunia perfilman dalam negeri ini berbarengan dengan dirilisnya film ‘Spiderman: No Way Home’. Suka atau tidak, film yang disutradarai Jon Watts itu telah jadi pesaing berat untuk film-film dalam negeri. Apalagi, film ini telah memecahkan berbagai rekor dunia, salah satunya menjadi film box office dengan penjualan tiket mencapai USD 1 miliar, atau setara Rp 14,26 triliun (kurs Rp 14.264) hanya dalam seminggu setelah dirilis.
“Ini udah bukan box office lagi, ini udah super-hyper-ultra-mega box office, yang telah memecahkan semua film Marvel sebelumnya. Kita berhadapan dengan lawan dari Hollywood yang lagi perkasa sekali,” kata Ernest.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, industri film dalam negeri juga tidak bisa menyalahkan kehadiran No Way Home. Hal itu justru mesti jadi cambuk bagi industri film dalam negeri untuk terus meningkatkan kualitasnya supaya bisa bersaing, paling tidak untuk memenangkan pasar dalam negeri. Dan saat ini, industri perfilman Indonesia menurut dia sudah berada di jalan yang benar.
“Asalkan konsisten, belajar terus, berkembang terus, aku pikir lima atau 10 tahun ke depan kita film-film kita sudah bisa bersaing di tingkat internasional, minimal bisa memenangkan pasar dalam negeri,” ujarnya.