Anggrek Vanda Tricolor Tak Bisa Mati meski Merapi Terus Erupsi, Ini Rahasianya

Konten Media Partner
2 April 2022 16:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Endang Semiarti dan anggrek vanda tricolor. Foto: ESP
zoom-in-whitePerbesar
Endang Semiarti dan anggrek vanda tricolor. Foto: ESP
ADVERTISEMENT
Anggrek khas yang hanya ada di Gunung Merapi, Vanda tricolor, adalah salah satu jenis anggrek paling perkasa. Anggrek ini memiliki kemampuan bertahan hidup di dalam lingkungan ekstrem yang sangat mengagumkan.
ADVERTISEMENT
Meski berkali-kali Merapi mengalami erupsi, bahkan sejak beberapa tahun terakhir aktivitas vulkanisnya relatif tinggi, namun Vanda tricolor masih bertahan di hutan Merapi. Sederhananya: anggrek Van tricolor tak bisa mati mesti Gunung Merapi erupsi berkali-kali.
Guru Besar Biologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yang aktif meneliti tanaman anggrek Vanda tricolor, Endang Semiarti mengatakan bahwa saat ini populasi tanaman anggrek yang jadi ikon Merapi itu justru semakin baik setelah sebelumnya sempat kritis dan nyaris punah.
Tingginya aktivitas vulkanis Merapi jadi salah satu penyebab utama yang membuat ‘Ratu Merapi’ ini nyaris punah, karena terjangan awan panas setiap terjadi erupsi menghanguskan habitat aslinya.
“Dan bukan hanya erupsi Merapi, bencana lain juga sebenarnya jadi ancaman alami seperti angin puting beliung, kebakaran hutan, dan sebagainya. Tapi anggrek tricolor ini kuat luar biasa ya,” kata Endang Semiarti saat dihubungi, Sabtu (31/3).
Dosen Fakultas Biologi UGM, Endang Semiarti, bersama Ratu Maxima saat mengawinkan spesies anggrek Indonesia yang kemudian diberi nama Vanda Tricolor Lindley Queen Maxima untuk menandai peran serta dukungan Belanda terhadap pelestarian biodiversitas di Indonesia. Foto : Fristo UGM)
Faktor bencana alam telah menghilangkan puluhan spesies anggrek-anggrek asli Merapi. Dari sekitar 70 jenis anggrek asli Merapi yang pernah ditemukan, kini menurut Endang hanya teridentifikasi sekitar 50-an jenis yang masih eksis di hutan Merapi, salah satunya adalah Vanda tricolor.
ADVERTISEMENT
Anggrek berbunga putih dan bercak totol ungu kemerahan ini menurut Endang memang punya daya tahan terhadap panas yang sangat bagus. Dari penelitian yang telah dia lakukan, anggrek ini ternyata memiliki gen ketahanan terhadap panas, yakni heat shock protein 90 dan 70 yang membuat struktur tanaman Vanda tricolor sangat berbeda dengan yang lain.
“Jadi dia sangat tahan terhadap panas erupsi, sehingga Vanda tricolor ini jadi yang paling eksis di antara tanaman-tanaman lain di Merapi,” lanjutnya.
Daya tahan terhadap panas itulah yang membuat Vanda tricolor berhasil bertahan di hutan Merapi, meski telah menghadapi erupsi demi erupsi yang dahsyat.
Selain itu, populasi yang mulai membaik menurut Endang juga didukung dengan semakin banyaknya lembaga-lembaga yang melakukan konservasi anggrek ini secara eksitu, termasuk perguruan tinggi. Vanda tricolor juga sudah berhasil dibudidayakan menggunakan metode kultur jaringan atau in vitro, yang bisa menghasilkan banyak tanaman dalam waktu singkat.
ADVERTISEMENT
Meski tumbuh dan berkembang di luar habitat aslinya, namun metode in vitro ini menurut Endang tak akan mengubah karakter asli Vanda tricolor. Sebab, tanaman akan diadaptasikan dan diaklimatisasi ke dalam kondisi aslinya.
“Jadi lingkungannya tetap kita buat sama, sehingga harusnya tidak ada perubahan karakter,” kata Endang Semiarti.
Dia berharap, perlakuan serupa juga dilakukan kepada jenis-jenis anggrek Merapi lainnya, apalagi anggrek-anggrek yang daya tahannya terhadap erupsi tak sekuat Vanda tricolor. Jika anggrek-anggrek tersebut tak segera dilakukan konservasi eksitu, dikhawatirkan akan semakin banyak jenis anggrek yang hilang karena berbagai faktor salah satunya bencana alam.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Karyadi, mengatakan bahwa saat ini warga di sekitar Merapi memang sudah mulai banyak yang membudidayakan Vanda tricolor secara eksitu. Salah satu komunitas warga yang bergerak di konservasi anggrek Merapi adalah Forum Peduli Lingkungan Pecinta Alam Lereng Merapi (FPL PALEM), yang kini bahkan sudah mulai mengembangkan habituasi atau aklimatisasi untuk budidaya anggrek jenis ini.
ADVERTISEMENT
“Banyaknya warga yang mulai melakukan budidaya ini membuat populasi Vanda tricolor relatif semakin aman, soalnya mereka kan juga ada kewajiban mengembalikan minimal 10 persen dari hasil budidayanya ke alam,” kata Karyadi.
Selain itu, arah erupsi Merapi saat ini juga terutama hanya ke sisi barat dan tenggara saja. Hal itu membuat bagian lain, misalnya di sisi timur Merapi, relatif aman.
“Kayak daerah Boyolali, Klaten, Sapu Angin, itu kan masih aman dan vegetasinya memang luar biasa, terus Vanda tricolor yang di tebing-tebing itu juga aman dari erupsi,” ujarnya.