Konten Media Partner

ARTJOG 2024 Dibuka, CEO ARTJOG: Seniman Banyak, Museum & Kolektornya Kurang

28 Juni 2024 20:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan ARTJOG 2024 di Jogja National Museum Yogyakarta, Jumat (28/6). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan ARTJOG 2024 di Jogja National Museum Yogyakarta, Jumat (28/6). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Festival seni kontemporer ARTJOG 2024 resmi dibuka pada Jumat (28/6) sore hari di Jogja National Museum (JNM), Yogya.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, ARTJOG mengusung tema ‘Motif: Ramalan’, lanjutan dari tema ARTJOG tahuh lalu, ‘Motif: Lamaran’.
Dalam sambutannya, CEO ARTJOG, Heri Pemad, menjelaskan bahwa tema ini menjadi upaya untuk menelusuri masa lalu dan membayangkan peristiwa masa depan.
"Jika pada tahun lalu ARTJOG melamar seniman untuk berpartisipasi, maka tahun ini ARTJOG mengajak seniman untuk meramal apa yang sudah dan akan terjadi di dunia ini melalui bahasa yang artistik melalui karya-karya yang hadir di ARTJOG," jelas Heri, Jumat (28/6).
Pengunjung sedang menikmati karya seni di ARTJOG 2024, Jumat (28/6). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Dalam kesempatan tersebut, Heri Pemad juga menyampaikan keresahannya soal kurangnya jumlah museum yang ada di Indonesia, khususnya Jogja. Ia menilai seniman di Jogja banyak, namun museum dan kolektornya kurang sehingga penjualannya pun kurang.
"Seniman kita banyak Pak Iwan, banyak sekali. Tapi wadahnya (museum) kurang, kolektornya kurang, penjualannya juga kurang," kata Heri kepada Pendiri Tumurun Museum, Iwan Kurniawan Lukminto yang hadir dalam acara itu..
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya melibatkan seniman, Heri Pemad menyampaikan sudah 17 tahun ARTJOG digelar sejak 2008 bekerja bersama seniman untuk menghadirkan sesuatu yang baru dan fresh bahkan sehari sebelum pembukaan baru selesai dikerjakan.
Salah satu karya yang ditampilkan di ARTJOG 2024. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Sudah sejak tahun 2022 ARTJOG memiliki program kesetaraan dengan berusaha menghilangkan sekat bagi rekan-rekan disabilitas. Bahkan pada tahun ini, ARTJOG menggandeng 36 seniman anak dan remaja sebagai wujud program kesetaraan dalam berkesenian.
"Seni tidak harus eksklusif, siapapun bisa berseni, siapapun bisa mengalami seni, siapapun bisa belajar seni. Sehingga anak-anak kecil dan teman-teman disabilitas memiliki hak dan kesetaraan yang sama untuk berkesenian," ujarnya.