Awal 2023 Sudah Ada 37 Kasus Leptospirosis di Bantul, 6 Pasien Meninggal Dunia

Konten Media Partner
24 Februari 2023 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tikus di tempat kumuh, salah satu penyebab leptospirosis. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tikus di tempat kumuh, salah satu penyebab leptospirosis. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kasus kematian akibat leptospirosis, penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus, di Bantul terus bertambah. Hingga 20 Februari kemarin, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mencatat sudah terjadi 6 kematian akibat leptospirosis.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, mengatakan bahwa jumlah tersebut sudah lebih tinggi dari total kematian akibat leptospirosis di Bantul sepanjang 2022 kemarin. Tahun lalu, total kematian akibat leptospirosis di Bantul adalah sebanyak 4 kasus dari total 137 kasus leptospirosis yang berhasil dicatat.
Tahun ini, hingga 20 Februari kemarin, jumlah kasus leptospirosis di Bantul sudah mencapai angka 37 kasus. Sebanyak 29 kasus terjadi pada Bulan Januari, dan pada Februari tercatat sebanyak 8 kasus leptospirosis.
“Paling banyak temuan di Kapanewon Kasihan dengan jumlah 10 kasus, Kapanewon Pandak 6 kasus. Kemudian Kapanewon Bambanglipuro dan Bantul masing-masing 4 kasus, Sewon 3 kasus dan kapanewon lain rata-rata satu kasus,” kata Abednego Dani Nugroho, Kamis (23/2).
Ilustrasi anak sakit. Foto: Shutterstock
Melihat kasus kematian akibat leptospirosis yang terus bertambah, dia meminta kepada masyarakat yang mengalami gejala penyakit tersebut untuk segera memeriksakan dirinya ke rumah sakit atau puskesmas. Adapun beberapa gejala leptospirosis misalnya demam secara mendadak, pusing, mata merah, serta badan lemas disertai nyeri betis.
ADVERTISEMENT
Jika segera memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatannya, maka risiko kematian bisa ditekan. Sebab, dia mengatakan obat leptospirosis sebenarnya sudah tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan di Bantul.
“Kami pastikan untuk obat Leptospirosis juga sudah tersedia di sejumlah fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebab menurut dia, potensi penyebaran penyakit ini dapat semakin meningkat pada musim penghujan seperti sekarang karena bakteri leptospira dapat menyebar melalui urin hewan seperti tikus yang tercampur dengan genangan air.
“Penyakit ini dapat menular ke manusia dengan masuk melalui luka terbuka,” jelasnya.
“Kami imbau agar masyarakat berhati-hati, terutama bagi masyarakat yang sering beraktivitas di tempat berair seperti di sawah. Apalagi lagi pada kondisi hujan seperti sekarang,” ujar Abednego.
ADVERTISEMENT