Bantul Butuh Rp 4 Miliar untuk Penuhi Kekurangan Sistem Peringatan Dini Tsunami

Konten Media Partner
2 November 2023 19:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sirine peringatan tsunami. Foto: BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sirine peringatan tsunami. Foto: BMKG
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah alat sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) tsunami di sepanjang Pantai Bantul masih jauh dari ideal. Saat ini, masih dibutuhkan sekitar 41 unit EWS tsunami di sepanjang Pantai Bantul, dari Pantai Parangtritis di ujung timur sampai Pantai Pandansimo di ujung barat.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pencegahan dan Kegawatdaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, Budianta, mengungkapkan bahwa dari 70 unit EWS yang dibutuhkan, baru terpasang sebanyak 29 EWS.
Sehingga, masih ada kekurangan sebanyak 41 titik EWS yang mesti dipasang di kawasan pantai selatan Bantul.
Mahalnya biaya pemasangan EWS disebutnya sebagai masalah utama mengapa kekurangan ini belum dapat dipenuhi. Di sisi lain, anggaran yang dimiliki oleh pemerintah sangat terbatas dan masih banyak masalah lain yang juga butuh alokasi anggaran.
“Untuk biaya pemasangan satu titik EWS dengan pembuatan bangunan dan togor itu sekitar Rp 100 juta,” kata Budianta saat dihubungi pada Kamis (2/11).
Dengan biaya sebesar itu, maka untuk menambah 41 unit EWS dibutuhkan biaya sekitar Rp 4,1 miliar.
Ilustrasi sirine peringatan tsunami. Foto: BPBD Bantul
Namun, biaya ini sebenarnya bisa ditekan. Caranya, di titik-titik tertentu EWS bisa dipasang di masjid, musala, atau fasilitas umum lain yang memiliki pengeras suara sehingga tak perlu membuat bangunan khusus dan togor untuk memasang perangkat EWS.
ADVERTISEMENT
“Kalau tanpa membuat bangunan dan togor, biayanya sekitar Rp 60 juta sampai Rp 70 juta untuk beli satu unit EWS,” jelasnya.
Selama ini, anggaran yang ada baru cukup untuk melakukan perawatan terhadap 29 unit EWS yang telah terpasang. Biaya perawatannya pun cukup besar, tahun lalu Pemkab Bantul harus mengeluarkan anggaran sekitar Rp 100 juta untuk perawatan EWS-EWS yang ada.
Kekurangan EWS tsunami ini menurutnya perlu menjadi perhatian serius pemerintah. Pasalnya, kawasan pantai selatan Bantul masuk ke dalam wilayah yang rawan mengalami tsunami akibat gempa megathrust.
“Karena potensi megathrust itu nyata, jadi kita harus mengantisipasi sesegera mungkin karena kita tidak pernah tahu kapan bencana itu akan terjadi,” kata Budianta.