Konten Media Partner

Brian COC dan 4 Mahasiswa UGM Temukan Terapi Alternatif untuk Penyakit Jantung

24 September 2024 17:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim PKM UGM yang menemukan inovasi terapi alternatif untuk penyakit jantung. Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Tim PKM UGM yang menemukan inovasi terapi alternatif untuk penyakit jantung. Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang jadi salah satu peserta Clash of Champions, Brian Arianto Tanuwidjaja, bersama tim risetnya menemukan inovasi terapi alternatif untuk penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Brian bersama empat temannya, yakni Isma Fathur Aini, Titis Putri Dika Amalia, Nilda Adicia Putri, dan Mulyadin, melakukan riset melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Riset Eksakta yang didanai Kemendikbud Ristek.
Mereka menemukan inovasi yang bisa menghambat pembentukan plak aterosklerosis di pembuluh darah dengan menggunakan allogeneic platelet-rich plasma (PRP), yaitu plasma darah kaya trombosit yang diambil dari donor. Cara ini bekerja dengan mengurangi peradangan dalam tubuh yang memicu pembentukan plak tersebut.
Plak aterosklerosis adalah penumpukan lemak, kolesterol, kalsium, dan zat lain di dinding pembuluh darah yang bisa menyebabkan penyakit jantung dan stroke.
Tim PKM UGM yang menemukan inovasi terapi alternatif untuk penyakit jantung. Foto: Dok. UGM
Salah satu anggota tim, Nilda, menyebutkan bahwa penelitian ini didasari data penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung yang menjadi penyebab utama kematian global. Penyakit jantung menurut Nilda telah merenggut sekitar 17,9 juta nyawa setiap tahun.
ADVERTISEMENT
“Sebanyak 85% kematian disebabkan oleh serangan jantung yang dikaitkan dengan proses degeneratif aterosklerosis,” kata Nilda dalam keterangannya, dikutip dari Pandangan Jogja, Senin (23/9).
Sementara itu, anggota lain, Brian, menjelaskan bahwa aterosklerosis terjadi ketika ada penyempitan dan pengerasan pembuluh darah akibat kolesterol berlebihan.
“Kolesterol akan menetap di dalam darah dan teroksidasi, membentuk plak di dalam pembuluh darah (plak ateroma). Jika dibiarkan, plak tersebut dapat menyumbat aliran darah, mengakibatkan stroke, gagal jantung, atau bahkan kematian,” kata Brian dihubungi Pandangan Jogja, Selasa (24/9).
Brian menambahkan bahwa pengobatan yang umum diberikan kepada penderita aterosklerosis saat ini adalah obat golongan statin, yang memiliki efek samping seperti disfungsi hati hingga gagal ginjal.
Dengan dilakukannya riset ini mereka berharap dapat mengungkap potensi allogeneic PRP dan memberikan harapan dalam pengobatan aterosklerosis.
ADVERTISEMENT