Buka Kongres Kebudayaan Jawa, Sultan HB X Ingin Peran Konkret Budaya Jawa

Konten Media Partner
15 November 2022 11:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam pembukaan Kongres Kebudayaan Jawa III di Yogyakarta, Senin (14/11) malam. Foto: Humas Pemda DIY.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam pembukaan Kongres Kebudayaan Jawa III di Yogyakarta, Senin (14/11) malam. Foto: Humas Pemda DIY.
ADVERTISEMENT
Kongres Kebudayaan Jawa (KKJ) III yang diselenggarakan di Yogyakarta resmi dibuka oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; serta Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jawa Timur, Benny Sampirwanto yang mewakili Gubernur Jawa Timur, Senin (14/11).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Sri Sultan menyampaikan bahwa budaya Jawa memiliki nilai-nilai etika dasar yang ditunjukkan dari sifat dan sikap rukun, hormat, harmoni, serasi, selaras, seimbang, sekaligus permisif dan bersifat relatif.
“Nilai-nilai itu memiliki konotasi yang bisa berdampak positif maupun negatif,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono X, Senin (14/11) malam.
Mengusung tema ‘Budaya Jawa Anjayeng Bawana’ atau ‘Kebudayaan Jawa sebagai Gerakan Kebudayaan Global’, Sultan ingin KKJ tahun ini bisa merumuskan langkah-langkah konkret sehingga budaya Jawa bisa mengambil peran penting dalam menjawab persoalan global hari ini.
Budaya Jawa menurut dia penuh dengan bunga-bunga semerbak, banyak hal yang tersamar di dalamnya. Nilai-nilai budaya Jawa menurutnya tak akan habis untuk dibahas, terutama terkait aspek-aspek falsafah hidup Jawa.
ADVERTISEMENT
“Tak akan membosankan, karena penuh makna dan banyak timbunan sejuta simbol filosofi yang merangsang keingintahuan,” lanjutnya.
Nilai-nilai falsafah hidup Jawa ini yang memuat ajaran dan petuah berharga ini, menurut dia perlu direaktualisasi sesuai perubahan era globalisasi. Reaktualisasi itu salah satunya dimaksudkan supaya ada kejelasan setiap maknanya.
Untuk bisa memberikan kontribusi terhadap permasalahan global, ada tujuh keutamaan budaya Jawa yang mesti dirumuskan dan diwujudkan. Tujuh keutamaan ini dikenal dengan saptagati budaya Jawa, yang merupakan hasil dari KKJ sebelumnya di Surabaya pada 2018 silam.
Adapun tujuh keutamaan itu menurut Sultan adalah jati diri; sendi pembangunan bangsa; pilar kesatuan; tuntutan perilaku kepemimpinan; benteng pelestarian budaya; daya mental pemahaman nilai global; dan daya mental spiritual tata pergaulan internasional.
ADVERTISEMENT
“Sehingga besar harapan Kongres Kebudayaan Jawa III seiring temanya, ‘Kebudayaan Jawa Anjayeng Bawana’, dari ‘Saptagati Menuju Kebudayaan Global’, menjadi inovasi dan kreasi aktualisasi budaya Jawa agar memiliki daya panggil, daya gerak, dan daya ungkit, serta daya hidup,” kata Sri Sultan.
Sultan juga menyampaikan bahwa tidak mudah merumuskan langkah konkret apa yang bisa dilakukan untuk mewujudkan saptagati tersebut. Karena itu, perlu ada dialog lebih lanjut untuk merumuskan dan menerjemahkannya.
“Saya berharap melalui gagasan itu budaya Jawa dapat menjadi jawaban atas berbagai tantangan zaman dan tantangan global seiring dinamika yang menyertainya,” tegasnya.