Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Bupati Bantul: Warga Kami Paling Kreatif di DIY, Layak Jadi Kota Kreatif Dunia
13 Desember 2022 18:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah mempersiapkan diri untuk menjadi kota kreatif dunia versi UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang kriya dan kesenian rakyat. Sebelumnya, Bantul juga telah ditetapkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, sebagai bagian dari ekosistem kabupaten/kota (KaTa) Kreatif Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan kreativitas memang jadi salah satu unggulan Kabupaten Bantul dibandingkan kabupaten dan kota lain di Indonesia. Bahkan, dia dengan tegas mengklaim Bantul sebagai kabupaten paling kreatif, paling tidak di DIY.
“Kalau boleh saya katakana, Bantul ini adalah kabupaten di DIY dengan penduduk paling kreatif. Craftsmanship penduduk di Bantul ini luar biasa,” kata Abdul Halim Muslih awal pekan ini.
Bantul menurutnya memiliki banyak sekali sentra kerajinan terbesar, baik di DIY maupun di tingkat nasional. Bahkan, 70 persen ekspor DIY di sektor ekonomi kreatif, produk-produknya diekspor di Bantul.
Muslih mencontohkan, Bantul memiliki sentra kerajinan batik tulis terbesar di DIY yang berada di Imogiri dan Pandak. Bantul juga memiliki sentra kerajinan gerabah di Kasongan, serta industri perak di Banguntapan, Jagalan, dan Singosaren. Bantul juga memiliki sentra kerajinan ban di Kapanewon Dlingo dan sentra kulit di Manding.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sentra kerajinan warangka keris di Imogiri, Bantul merupakan yang terbesar di dunia.
“Bantul juga memiliki pusat kerajinan warangka keris terbesar di dunia. Kalau kerisnya pusat di Sumenep Madura,” lanjutnya.
Industri kerajinan dan furnitur terbesar di DIY juga ada di Bantul. Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (JIFFINA), salah satu pameran furnitur terbesar level internasional di Indonesia juga ada di Bantul.
Bantul juga memiliki sentra industri upcycle, kerajinan dari besi-besi rongsokan yang dibuat seperti bentuk-bentuk seni instalasi seperti robot transformer yang disuplai ke pasar ekspor.
“Robot transformer, mobil Lamborghini dari kaca, dibeli oleh orang-orang Eropa. Bahkan sampai inden, dijadikan pajangan di mall-mall di Eropa. Mobil VW ditekuk dijadikan bola. Anak-anak muda Bantul ini yang bikin,” kata Muslih.
ADVERTISEMENT
Yang tidak kalah penting, seniman-seniman besar terutama di bidang seni rupa mayoritas juga ada di Bantul. Maka tak heran jika Bantul menjadi pusat seni rupa Indonesia.
“Disebutnya Jogja tapi sebenarnya perupanya tinggal di Bantul. Di Nitiprayan itu jadi kampung perupa, seniman,” ujarnya.
Yogya Lahir, Dikembangkan, dan Berakhir di Bantul
Dengan potensi keterampilan warga sebesar itu, maka tak heran jika Bantul menjadi penyumbang ekspor terbesar DIY dari sektor industri kreatif, kontribusinya mencapai Rp 2,7 triliun per tahun.
Kreativitas penduduk Bantul itu menurut Muslih dibangun melalui proses yang panjang selama ratusan tahun sejak Kerajaan Mataram Islam Islam berdiri. Bantul menurutnya menjadi bagian penting dari periode awal berdirinya Kerajaan Mataram.
“Bantul banyak disebut sebagai The Origin of Mataram atau cikal bakal Mataram,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Lokasi Panembahan Senopati membuka Alas Mentaok sebagai lokasi berdirinya Kerajaan Mataram, Muslih mengatakan lokasinya berada di Bantuntapan, Bantul. Tak hanya itu, keraton pertama yang didirikan di Kotagede, juga berlokasi di Bantul, tepatnya di Desa Jagalan.
Sultan Agung kemudian memindahkan kerajaan ke Pleret, yang juga berlokasi di Bantul. Sehingga menurut dia sangat masuk akal jika kebudayaan adiluhung itu melahirkan kreativitas tingkat tinggi yang diturunkan kepada masyarakat Bantul.
Bahkan, tempat peristirahatan terakhir para Sultan Yogyakarta juga berada di Bantul, yakni di Pajimatan Imogiri.
“Artinya apa? Jogja sekarang ini dibuka oleh Panembahan Senopati di Bantul, dikembangkan Sultan Agung di Bantul, dan berakhir di Bantul juga,” kata Abdul Halim Muslih.
Dengan modal sosial berupa kreativitas itu, menurutnya sangat mungkin menjadikan Bantul sebagai kota kreatif level dunia. Karena itu, saat ini Bantul sedang didaftarkan ke UNESCO Creative Cities Network (UCCN), sebuah jejaring kota-kota dunia dalam kategori craft and folk art.
ADVERTISEMENT
“Kita sekarang sedang berjuang di ICCN (Indonesia Creative Cities Network). kalau lolos maka akan melaju ke UCCN,” tegasnya.