Konten Media Partner

Dewan Pendidikan DIY Dukung Tes Calistung Dihapus untuk Anak yang Mau Masuk SD

3 April 2023 19:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sedang belajar membaca dan menulis. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sedang belajar membaca dan menulis. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutrisna Wibawa, menanggapi rencana Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim, untuk menghapus syarat baca, tulis, dan hitung (calistung) bagi anak PAUD atau TK yang akan masuk ke jenjang sekolah dasar (SD).
ADVERTISEMENT
Menurut Sutrisna Wibawa, pemberlakuan syarat calistung tersebut terlalu memberatkan anak sehingga tidak perlu diberlakukan. Syarat calistung bagi anak yang mau masuk SD juga membuat anak di jenjang TK atau PAUD harus menanggung beban yang terlalu berat karena sudah dipaksa untuk belajar calistung.
Padahal, pembelajaran di jenjang TK dan PAUD menurutnya seharusnya berjalan dengan metode yang menyenangkan misalnya melalui permainan-permainan edukasi.
“Calistung itu sebenarnya memberatkan. Saya sangat setuju dengan pernyataan Mas Menteri (Nadiem Makarim),” kata Sutrisna Wibawa setelah bertemu dengan Gubernur DIY untuk membahas grand design Pendidikan Khas Kejogjaan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (3/4).
“Jadi memang di TK jangan calistung dulu, jadi yang sifatnya permainan, dan nanti Pendidikan Khas Kejogjaan juga akan mengarah ke sana,” lanjutnya.
Ketua Dewan Pendidikan DIY, Sutrisna Wibawa. Foto: Dok. Sutrisna Wibawa
Sutrisna mengatakan saat ini masih sangat banyak sekolah-sekolah yang berambisi menjadi sekolah favorit. Hal itu berdampak pada tingginya standar yang mereka terapkan saat melakukan penerimaan siswa baru, termasuk adanya tes calistung.
ADVERTISEMENT
Dengan usia yang masih sangat dini, Sutrisna khawatir beban-beban tersebut akan membahayakan tumbuh kembang anak.
Meski begitu, dia tidak menyalahkan sekolah-sekolah yang bersaing untuk menjadi sekolah favorit. Namun cara yang dilakukan sekolah seharusnya bukan dengan cara menerapkan standar tinggi sebagai syarat masuk, termasuk tes calistung.
“Tapi justru agar anak dapat diberi perhatian lebih dan anak-anak jangan didewasakan sebelum waktunya,” tegasnya.