Konten Media Partner

FKY 2024 Tak Cuma soal Seni, Angkat Sektor Ekonomi-Infrastruktur Juga

4 Oktober 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jumpa pers penyelenggaraan FKY 2024, Kamis (3/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers penyelenggaraan FKY 2024, Kamis (3/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2024 akan diselenggarakan pada 10 hingga 18 Oktober mendatang. Mengusung tema ‘Umpak Buka’, FKY ke-36 ini diselenggarakan di Lapangan Bawuran, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Bantul.
ADVERTISEMENT
FKY 2024 diharapkan menjadi ruang interaksi budaya yang menyatukan berbagai elemen masyarakat melalui rangkaian acara yang mencakup pawai, pertunjukan seni, pameran, pasar, lokakarya, dan bincang kebudayaan.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, mengatakan bahwa FKY 2024 ini tak hanya bicara soal kesenian saja. Sektor-sektor lain seperti ekonomi, infrastruktur, hingga lingkungan juga akan diakomodir dalam FKY tahun ini.
"Festival ini akan menjadi festivalnya semua sektor-sektor. Sektor ekonomi, sektor infrastruktur, sektor lingkungan, sektor pariwisata. Semuanya. Jadi FKY ini adalah menjadi festivalnya bersama," kata Dian Lakshmi Pratiwi, dalam jumpa pers Festival Kebudayaan Yogyakarta 2024 yang digelar di The Malioboro Hotel & Conference Center, Kamis (3/9).
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Tema ‘Umpak Buka’ sendiri menjadi upaya untuk memaparkan makna benda-benda dalam kebudayaan yang lebih dalam dari sekadar bentuk fisik. Umpak Buka menggambarkan fondasi yang menopang budaya sekaligus menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini. Benda-benda tidak lagi hanya dipandang sebagai artefak statis, melainkan bagian dari cerita yang terus berkembang seiring berjalannya waktu.
ADVERTISEMENT
FKY 2024 juga menempatkan benda sebagai arsip hidup yang mencatat sejarah dan identitas masyarakat, terutama di Bantul. Salah satu program unggulan, Jelajah Budaya, akan mengeksplorasi benda-benda budaya sebagai simbol kolektif melalui sub-program seperti Telusur Tutur, Paramuka, dan Lokakarya, yang melibatkan masyarakat lokal dan kelompok Pramuka.
Jumpa pers penyelenggaraan FKY 2024, Kamis (3/10). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Selain program utama, FKY 2024 juga menghadirkan beragam kompetisi menarik seperti Rakitswara (merancang instrumen musik), Gladhen Jemparingan (panahan tradisional), dan Kompetisi Mural dari Rakyat. Kompetisi-kompetisi ini diharapkan dapat menambah daya tarik festival dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Steering Committee FKY 2024, Butet Kartaredjasa, menyoroti pentingnya rebranding festival ini, yang telah berubah dari sekadar festival kesenian menjadi festival kebudayaan.
“Kesenian itu adalah bagian kecil dari sebuah kebudayaan. Rebranding dari Festival Kesenian menjadi Festival Kebudayaan adalah langkah besar yang perlu dikomunikasikan dengan baik agar masyarakat luas memahami cakupan budaya yang lebih luas. Ini bukan hanya soal seni, tetapi budaya sebagai keseluruhan. Sehingga harapannya bisa menggerakkan banyak orang menikmati pembelajaran yang disajikan melalui program-programnya di festival kebudayaan ini,” jelas Butet.
Steering Committee FKY 2024, Butet Kartaredjasa. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Perubahan ini mulai diperkenalkan sejak FKY 2023, yang memperluas cakupan festival dengan memasukkan aspek-aspek kebudayaan yang lebih beragam, tidak hanya fokus pada kesenian.
ADVERTISEMENT
FKY 2024 kembali menegaskan perannya sebagai festival inklusif yang merangkul semua kalangan. Ketua FKY 2024, B.M. Anggana, mengungkapkan bahwa festival ini diharapkan dapat menjadi ruang bagi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya komunitas budaya atau seniman.
"Kami ingin mengembalikan FKY ke masyarakat, ke publik, menjadi festival yang dinikmati semua, bukan hanya dinikmati oleh komunitas-komunitas budaya," ujar Anggana.
Melalui pendekatan yang lebih inklusif, FKY 2024 diharapkan dapat memperluas partisipasi dari berbagai sektor dan elemen masyarakat Yogyakarta, sehingga menjadi ajang kebudayaan yang benar-benar dimiliki bersama.
Ketua FKY 2024, B.M. Anggana. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja