Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Gibran Optimis Tak Lama Lagi Sheila on 7 Versi Solo Akan Lahir dari Lokananta
29 November 2022 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, optimis studio rekaman Lokananta akan melahirkan musisi-musisi besar dari Solo dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Optimisme ini disampaikan Gibran setelah Kementerian BUMN melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang merupakan anggota Holding BUMN Danareksa bersama Pemerintah Kota Surakarta, sepakat untuk merevitalisasi dan mengembangkan Lokananta yang merupakan studio rekaman pertama yang dimiliki Indonesia.
Gibran mengungkapkan, ide untuk merevitalisasi dan mengembangkan Lokananta bermula dari keprihatinannya melihat Lokananta yang seperti tak terawat. Padahal, Lokananta adalah bangunan yang bersejarah, karena selain menjadi studio rekaman pertama di Indonesia, rekaman awal lagu Indonesia Raya tiga stanza dalam bentuk piringan hitam dan pembacaan teks proklamasi juga direkam di sini.
“Kita ingin, Lokananta bisa hidup terus. Soalnya kalau saya lewat sini, sedih. Kayak mangkrak,” kata Gibran saat acara Pra Reaktivasi Lokananta Reload, di Surakarta, Sabtu (27/11).
ADVERTISEMENT
Setelah direvitalisasi, Gibran ingin Lokananta menjadi ruang bagi anak-anak muda Solo dan sekitarnya untuk berekspresi, menciptakan karya-karya musik berkualitas. Dia juga optimis Lokananta dapat melahirkan musisi-musisi besar seperti halnya Sheila on 7 yang dimiliki oleh Yogyakarta.
“Kalau Lokananta sudah direvitalisasi, maka tak lama lagi kita akan memiliki band level nasional seperti Jogja punya Sheila on 7,” ujarnya.
Dia ingin Lokananta nantinya tak sekadar jadi studio rekaman, tapi juga bisa membangun ekosistem kesenian, terutama seni musik sehingga Solo bisa mengambil peran penting dalam dunia permusikan nasional. Apalagi, selain Lokananta, Solo juga memiliki sejumlah event yang bisa mendorong pembangunan ekosistem ini, seperti Solo International Performing Arts (SIPA), sebuah festival seni pertunjukan tahunan berskala internasional.
ADVERTISEMENT
Solo juga pernah melahirkan musisi-musisi legendaris seperti Waldjinah, Gesang, hingga Didi Kempot yang karyanya masih dinikmati banyak orang sampai hari ini.
“Jadi bukan tidak mungkin kita bisa melahirkan musisi-musisi besar lagi, paling tidak sekelas Sheila on 7,” kata Gibran.
Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan bahwa Lokananta akan memegang peran penting untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia terutama dari industri kreatif.
“Kita harus jadi pop culture country. Budaya Kita jadi ekonomi. Tapi, bukan berarti menghilangkan budaya kita,” kata Erick Thohir.
BUMN menurut dia memiliki banyak aset bersejarah yang mestinya bisa dioptimalkan dalam memberi nilai tambah baik untuk perusahaan, pemerintah daerah, para pelaku industri kreatif dan UMKM, serta masyarakat sekitar, salah satunya adalah Lokananta yang ada di Solo. Namun, banyak aset itu yang tidak dikelola dengan baik, bahkan mangkrak.
ADVERTISEMENT
Revitalisasi ini menurut dia adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan aset-aset itu demi meningkatkan perekonomian. Karena itu, dia meminta supaya proyek revitalisasi ini dikerjakan dengan serius, terutama pengelolaannya ke depan.
“Saya titip, jangan mangkrak. Jangan cuma senang membangun, tapi kontinuitasnya ngos-ngosan. Ini tidak boleh. Saya tekankan sejak awal, prosesnya bagaimana. Saya tekankan sejak awal, prosesnya bagaimana. Lalu ke depannya, bagaimana supaya bisa jalan terus, jangan nanti ganti menteri ganti kebijakan, dan Lokananta berhenti lagi,” kata Erick.
Sementara itu, salah seorang musisi ternama asal Solo, Waldjinah, yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa Lokananta telah berperan penting bagi perjalanan kariernya hingga mendapat julukan ‘Ratu Keroncong’.
Waldjinah bercerita bahwa Lokananta adalah tempat kelahirannya sebagai seorang musisi keroncong karena merupakan tempat rekaman pertamanya saat dia masih kelas VI SD.
ADVERTISEMENT
“Saya rekaman pertama di Lokananta (lagunya) ‘Kembang Kacang’ sama Pak Gesang. Waktu saya rekaman pertama karena saya masih kecil umurku baru 11-an tahun, jadinya kurang tinggi, jadi harus pakai dingklik (kursi kecil),” kata Waldjinah.