GKR Mangkubumi Ingin DIY Jadi World Heritage: Budaya Tetap di Depan, Baru Wisata

Konten Media Partner
20 Juli 2023 18:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menurut GKR Mangkubumi, dengan mempertahankan nilai-nilai budaya, pariwisata akan tumbuh.
GKR Mangkubumi saat berbicara dalam Yogya Semesta, Selasa (18/7) malam.
Ketua Kadin DIY sekaligus Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi mengungkapkan keinginan besarnya untuk menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai World Heritage.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Dialog Budaya dan Gelar Seni Yogya Semesta Seri ke-156 pada Selasa (18/7) malam di Yogyakarta, yang mengusung tema “Inspirasi Budaya untuk Menjaga Harmoni Ekologi dan Ekonomi.
“Kita nggak kalah dengan Edenburgh, Kyoto, Kazan di Rusia. Kita bisa menuju kesana dan menjadikan DIY seperti itu, yang penting kemauan kita,” kata GKR Mangkubumi di Pendapa Wiyatapraja, Kepatihan, Selasa (18/7).
Menurut GKR Mangkubumi, World Heritage dapat diwujudkan apabila masyarakat maupun wisatawan memiliki kesadaran akan pentingnya kawasan budaya. Sebab beberapa kawasan budaya di DIY menurutnya semakin tidak terawat.
“Kita punya garis imajiner, Merapi – Parangtirits. Kita punya ayahan, labuhan setiap tahun, tetapi makin kesini dua lokasi semakin rusak, kotor, tak terkendali. Lalu kawasan Tugu. Sampai kami memastikan tidak ada orang yang masuk atau menginjaki Tugu, maka pagar baru dapat dilepas,” lanjutnya.
GKR Mangkubumi berfoto bersama Sri Sultan HB X dan GKR Hemas usai menerima gelar Doktoral Honoris Causa, di Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Foto: Arif UT
GKR Mangkubumi juga menjelaskan, pihaknya sedang melakukan tahap pengembalian nilai-nilai budaya melalui pembangunan kembali kawasan budaya, seperti Pojok Benteng dan Situs Sanggrahan. Ia juga mengajak Dinas Pertanahan dan Tata Ruang untuk menyusun Satuan Ruang Strategis kawasan heritage di DIY.
ADVERTISEMENT
GKR Mangkubumi mengatakan, nantinya kawasan-kawasan heritage tetap dapat dijadikan sebagai kawasan wisata. Namun dalam pengelolaannya, perlu adanya aturan-aturan yang mengikat, sehingga nilai-nilai budaya di kawasan tersebut tetap terjaga.
“Jadi budaya yang ada di depan, bukan pariwisata. Dampak dari sebuah budaya yang dipertahankan, di situlah pariwisata akan tumbuh. Segala ekonomi yang tumbuh, asalnya dari memayu hayuning bawana, tidak merusak lingkungan, sesuai dengan budaya” katanya.
“Mari bersama mewujudkan Jogja yang indah, bukan cantik. Kalau cantik, kita pakai lipstick itu cantik. Tapi kalau indah, itu inner beauty-nya yang kelihatan,” tutup GKR Mangkubumi disertai tepuk tangan para tamu undangan.
Laretna Adhisakti saat mendapat waktunya untuk berbicara. Foto: ESP
Dialog Budaya dan Gelar Seni Yogya Semesta Seri ke-156 pada Selasa (18/7) malam dihadiri oleh seratusan peserta.
ADVERTISEMENT
Selain GKR Mangkubumi, yang bertindak sebagai pembicara di antaranya Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi; Tokoh Pariwisata, Tazbir; Tokoh Konservasi Heriatage, Laretna Adhisakti, dan Tokoh Arsitektur DIY, Ahmad Saifuddin Muttaqi.