Ikan Hias Endemik Indonesia Primadona Dunia, Ekspor Terus Meningkat

Konten dari Pengguna
9 Agustus 2020 16:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ikan Arwana merah primadona dunia. Foto: Pinterest
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Arwana merah primadona dunia. Foto: Pinterest
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi ekspor ikan hias yang sangat besar. Dalam lima tahun terakhir, sejak 2015 hingga 2019, berdasarkan data yang dirilis BPS, jumlah ekspor ikan hias Indonesia juga terus mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT
Pendapatan negara dari ekspor ikan hias pada 2015 sebesar USD 19,67 juta, kemudian berturut-turut 2016 sebesar USD 24,64 juta, 2017 sebesar USD 27,67 juta, 2018 sebesar USD 32,23 juta, serta pada 2019 sebesar USD 33,11 juta.
“Tentu memang tahun ini karena ada COVID jumlah ekspor ikan hias memang mengalami penurunan,” ujar Deputi Bidang Penerapan Standar dan Penilaian Kesesuaian Badan Standardisasi Nasional (BSN), Zakiyah, pada webinar yang diadakan oleh BSN, Rabu (5/8).
Sejak 2010, Indonesia tidak pernah absen dari daftar lima besar negara dengan tingkat ekspor ikan hias tertinggi di dunia. Pada 2018 Indonesia bahkan sempat menempati urutan pertama negara dengan neraca perdagangan ikan hias terbesar di dunia.
Adapun pasar terbesar Indonesia untuk ekspor ikan hias selama ini adalah China dan Amerika Serikat. Negara-negara lain, baik di Eropa maupun Asia kata Zakiyah sebenarnya juga berpotensi menjadi pasar besar ikan hias Indonesia, dengan catatan pembangunan ikan hias dikelola dengan baik.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa strategi yang perlu dilakukan, di antaranya peningkatan produksi dan mutu ikan hias, peningkatan perdagangan dan promosi, konservasi spesies dan habitat ikan asli, keterpaduan data dan informasi, serta sosialisasi dan edukasi publik.
“Kalau kita berbicara produksi, kita bicara mutu, kita bicara perdagangan, maka mau tidak mau kita harus menoleh, apa sih yang perlu kita lihat di sana. Pasti masalah standar dan penilaian kesesuaian itu memegang peranan penting,” lanjut Zakiyah.
Karena itu, BSN dan KKP menurutnya perlu menjalin sinergitas untuk melakukan pembangunan di sektor ikan hias, terutama dalam hal pembinaan terhadap pemilik usaha maupun masyarakat secara luas.
Potensi Ikan Hias Endemik
Ikan Botia primadona ekspor Indonesia. Foto: Istimewa.
Sedikitnya ada 3.567 jenis ikan air laut yang tercatat tinggal di perairan Indonesia dan 1.226 jenis ikan air tawar. Sebanyak 128 jenis ikan yang ada merupakan ikan asli Indonesia, sedangkan 400 jenis merupakan ikan hias air tawar. Untuk saat ini, ada dua jenis ikan hias air tawar asli Indonesia yang paling terkenal, yaitu arwana (Schleropages formosus) dan botia (Chromobotia macracanthus).
ADVERTISEMENT
Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), Widya Rusyanto mengatakan bahwa ikan hias endemik memiliki daya ekspor yang tinggi. Ada beberapa alasan, pertama karena jenis ikan hias endemik tidak terdapat di negara lain. Implikasinya, permintaan akan semakin tinggi sehingga daya saing ekspornya juga menjadi tinggi.
“Ragamnya sekitar 20 persen dari jenis ikan hias yang diekspor oleh Indonesia. Selebihnya adalah ikan hias yang diintroduksi dari negara lain yang kemudian dibudidayakan di Indonesia,” ujar Widya Rusyanto.
Dan sampai sekarang, hampir belum ada ikan endemik Indonesia yang berhasil dibudidayakan. Sehingga ikan hias endemik yang banyak dijual masih berupa tangkapan alam atau ikan hias musiman.
Selain arwana dan botia, ada juga beberapa jenis ikan hias endemik Indonesia lainnya yang cukup populer. Di antaranya adalah tiger fish, sepat mutiara, sae, red rainbow, belida, serta balashark.
ADVERTISEMENT
Untuk negara tujuan ekspor, arwana merah paling banyak diekspor ke China, Taiwan, dan Singapura, sedangkan arwana jardini paling banyak diekspor ke China, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Ikan botia paling banyak diekspor ke AS, Jepang, Belanda, Kanada, dan Singapura. Sementara ikan banggai paling banyak diekspor ke Belanda, Korea, dan AS.
Dari segi volume, sejak 2015 sampai 2019, jumlah ekspor ikan hias Indonesia selalu ada di atas 1,4 juta kilogram. Sementara di tahun 2020 ini, per Mei, volume ekspor ikan hias Indonesia sudah mencapai angka 540 kg lebih.
“Jadi potensi ikan hias memang luar biasa,” lanjut Widya.
Untuk meningkatkan nilai jual ikan hias Indonesia, Widya mengatakan BBP3KP memiliki Raiser Ikan Hias Cibinong sebagai pusat promosi dan pemasaran ikan hias. Tujuan pembangunan raiser ikan hias antara lain sebagai sarana pemasaran, promosi, informasi, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pembesaran, penyeragaman ukuran, peningkatan mutu, serta penyangga stok atau persediaan.
ADVERTISEMENT
Ikan Endemik Andalan Indonesia
tiger fish (Datnioides microlepis). Foto: Istimewa.
Pelaku usaha ikan hias, Nicky Kusuma yang merupakan Owner CV Lucky Indo Aquatic, mengatakan ada beberapa jenis ikan hias endemik andalan Indonesia. Ikan endemik Indonesia yang menjadi best-seller adalah jenis botia atau clown loach. Ikan ini berasal dari perairan pedalaman di pulau Sumatera dan Kalimantan. Ikan ini populer dalam perdagangan akuarium air tawar dan dijual di seluruh dunia.
Selain botia, tiger fish (Datnioides microlepis) yang merupakan ikan predator di perairan air tawar Kalimantan, Sumatra, dan Papua juga cukup populer di kalangan pecinta ikan hias. Ada juga ikan ketang-ketang atau scat yang berasal dari perairan Indo-Pasifik (Kuwait, Fiji, Jepang) yang bermuara di laut. Bibit ikan ini tersedia di Merauke dan dapat diubah menjadi ikan air tawar dengan perawatan berkala.
ADVERTISEMENT
Asian arwana atau Scleropages formosus yang populasinya sudah langka, dan berbagai jenis ikan lainnya juga sangat diminati oleh negara-negara tetangga.
“Indonesia memiliki peluang bisnis ekspor ikan hias yang sangat besar. Banyak spesies yang kita bisa ekspor dari Indonesia. Sayangnya kita kurang eksplorasi dan research untuk budidaya,” ujar Nicky Kusuma. (Widi Erha Pradana / YK-1)