news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

ITF Bawuran Bantul Mampu Bakar 50 Ton Sampah Residu, Percepat Pengelolaan Sampah

11 Maret 2025 14:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran yang berlokasi di Pleret, Bantul, siap dioperasionalkan. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran yang berlokasi di Pleret, Bantul, siap dioperasionalkan. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran yang berlokasi di Pleret, Bantul, siap dioperasionalkan. ITF ini berdiri di kawasan TPA Piyungan. Uji cobanya dilakukan hari ini, Selasa (11/3).
ADVERTISEMENT
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengatakan ITF ini dapat mengolah sekitar 300 ton sampah lalu membakar 50 ton sampah residu per harinya. Nantinya, ITF Bawuran akan digunakan untuk 3 wilayah, yakni Bantul sebagai pemrakarsa, Kota Yogyakarta, dan Sleman.
“Ini kan kapasitasnya per hari kita bisa mengelola 300 ton sampah yang dipilah. 50 tonnya diinsenerasi. ITF ini telah diberikan izin oleh DLH untuk membakar 50 ton sampah per hari, yang kita bakar adalah residunya,” kata Halim di ITF Bawuran, Selasa (11/3).
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
“Setelah dipilah-pilah masih ada sisa sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi, nah itu nanti dibakar, dihanguskan, tersisa abunya dan abu ini bukan termasuk limbah B3,” ujarnya.
ITF Bawuran ini dikelola oleh BUMD Aneka Dharma dan akan dikomersialkan. Sebagian hasilnya nanti akan masuk sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Saat ini tarifnya sebesar Rp 460 ribu per ton namun tarif ini nantinya akan diformalkan dalam peraturan daerah untuk memastikan keseragaman di seluruh daerah.
ADVERTISEMENT
“Pendekatannya nanti komersial sehingga pasti nanti akan diambil seberapa besar akan menghasilkan PAD,” ujar Halim.
Keberadaan ITF Bawuran ini diharapkan dapat mempercepat pengelolaan sampah di daerah-daerah tersebut, sementara fasilitas-fasilitas pengolahan sampah lainnya di masing-masing daerah tetap akan berjalan.
Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Direktur Perumda Aneka Dharma, Yuli Budi Sasangka, mengatakan untuk skema awal, proses pemilahan sampah akan dilakukan untuk mengambil plastik yang memiliki nilai ekonomi. Sedangkan sisanya, termasuk organik, akan dibakar dalam insinerator.
"Yang punya value, seperti plastik, itu akan kita ambil dan dijual lagi," kata Yuli.
"Di awal ini, semua sampah akan masuk ke pembakaran, kecuali tanah dan kaca yang tidak bisa dibakar," tambahnya.
Saat ini kesiapan ITF Bawuran telah mencapai 99 persen. Ditargetkan, April mendatang ITF Bawuran dapat beroperasi penuh untuk mengolah dan membakar sampah dari kiriman 3 wilayah di DIY itu.
ADVERTISEMENT