Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Jadi Galeri UMKM Terbesar, Pasar Kotagede YIA Dapat Danais Rp 6 Miliar per Tahun
22 April 2024 15:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Pasar Kotagede di Yogyakarta International Airport (YIA) menjadi galeri produk UMKM terbesar di Indonesia yang ada di bandara. Lokasinya berada di ruang tunggu penumpang Bandara YIA, Kulon Progo.
ADVERTISEMENT
Galeri Pasar Kotagede di YIA menempati area seluas kurang lebih 1.300 meter. Ada 495 pelaku UMKM dari seluruh DIY dengan total 4.684 produk yang telah dikurasi, mulai dari produk makanan-minuman kemasan, kulinner, kerajinan, hingga fesyen.
Tak cuma jadi yang terbesar, Kepala Bidang UKM Dinas Koperasi dan UKM DIY, Veronica Setyoningtyas Prativi, juga mengatakan bahwa Pasar Kotagede jadi proyek percontohan galeri UMKM di seluruh bandara di Indonesia.
“Untuk support dari Pemda itu memang cukup besar, sekitar Rp 6 miliar per tahun,” kata Vivi kepada Pandangan Jogja, Rabu (17/4).
Dana yang digunakan untuk mendukung Pasar Kotagede YIA tersebut berasal dari Dana Keistimewaan (Danais). Biaya itu digunakan untuk membiayai berbagai hal mulai dari sewa tempat, SDM, utility, kurasi, promosi, hingga pengiriman barang. Jadi, pengunjung yang belanja di sini akan dapat fasilitas gratis ongkir.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, dukungan di galeri Pasar Kotagede YIA ini merupakan wujud dari Pemda DIY untuk membuat UMKM di DIY naik kelas.
Perlahan tapi pasti, transaksi yang terjadi di Pasar Kotagede YIA pun mulai meningkat. Tahun lalu, omzet rata-rata per bulan ada di angka Rp 500 juta.
“Jadi omzet setahun dari semua UMKM itu sekitar Rp 6 miliar,” ujarnya.
Namun, omzet itu belum termasuk transaksi yang terjadi di luar Pasar Kotagede YIA. Sebab, banyak juga pembeli yang melakukan transaksi langsung dengan UMKM yang ada di Pasar Kotagede YIA.
“Kita terbuka, karena kita fungsinya tidak hanya mencari omzet saja, tapi kita juga membukakan pasar, mempromosikan mereka. Ketika kemudian si pembeli mau langsung ke UKM-nya, enggak apa-apa, mungkin dia akan belanja lebih banyak,” kata Veronica Setyoningtyas Prativi.
ADVERTISEMENT