Konten Media Partner

Jenis Padi Ini Disebut-sebut Bisa Atasi Stunting di Indonesia

28 Juli 2021 19:40 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi padi Inpari Nutrizinc. Foto: https://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi padi Inpari Nutrizinc. Foto: https://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/
ADVERTISEMENT
Stunting masih menjadi masalah serius untuk Indonesia. Berdasarkan hasil survey Status Gizi Balita pada 2019, prevalensi stunting Indonesia tercatat sebesar 27,67 persen. Angka itu masih di atas standar yang ditetapkan oleh WHO bahwa prevalensi stunting di suatu negara tak boleh melebihi 20 persen. Banyak faktor penyebab stunting, tapi kurangnya asupan gizi dan nutrisi menjadi penyebab utama tingginya angka stunting di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, untuk bisa menekan angka stunting masyarakat perlu asupan gizi yang lebih baik. Padi Inpari IR Nutrizinc, yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian, disebut-sebut dapat menjadi solusi untuk menekan tingginya angka stunting di Indonesia ini. Varietas padi ini merupakan hasil biofortifikasi, yakni proses penambahan satu atau lebih mikronutrisi ke dalamnya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Suwandi, mengatakan bahwa varietas padi Nutrizinc mengandung zinc hingga 34,51 ppm dan rata-rata mencapai 29,54 ppm sehingga sangat baik untuk mengoptimalkan pertumbuhan tinggi dan berat anak. Kandungan zinc ini jauh lebih tinggi ketimbang varietas padi lain, misalnya Ciherang yang kandungan zinc-nya hanya 24,06 ppm.
Unsur zinc merupakan komponen lebih dari 300 enzim dalam tubuh manusia sehingga posisinya sangat vital bagi organ-organ vital dalam tubuh. Jika tubuh kekurangan zinc, maka kerusakan terbesarnya adalah mengalami stunting yang bukan hanya menghambat pertumbuhan fisik namun juga otak.
ADVERTISEMENT
“Padi Nutrizinc ini memang dikembangkan salah satu tujuan utamanya untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia,” kata Suwandi dalam seminar daring yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Jumat (16/7).
Secara produktivitas, padi Nutrizinc juga lebih tinggi ketimbang kebanyakan varietas lain. Potensi hasilnya bisa mencapai 9,98 ton per hektar, dengan hasil rata-rata di lapangan 6,21 ton per hektar. Tahun ini, pemerintah menargetkan penanaman padi Nutrizinc mencapai 46 ribu hektar di Indonesia di 26 provinsi dan 95 kabupaten.
“Ini akan terus ditingkatkan, kita punya target hingga 2024 sudah mencapai 200 ribu hektar,” lanjutnya.
Dalam proses budidayanya, padi varietas Nutrizinc sama dengan budidaya padi varietas lainnya mengikuti rekomendasi dasar budidaya padi. Karena ditujukan untuk menekan angka stunting, saat ini pembudidayaan padi Nutrizinc memprioritaskan wilayah-wilayah Indonesia dengan angka stunting dan kerawanan pangan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
“Di NTT dengan angka stunting paling tinggi kita akan kembangkan secara besar-besaran,” kata Suwandi.
Di Lapangan Belum Standar
Ilustrasi padi Nutrizinc. Foto oleh: https://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/
Meski diklaim memiliki kandungan zinc tinggi, namun kondisi di lapangan ternyata tidak semua sesuai dengan standar. Hal ini disampaikan oleh Direktur Operasional PT Pertani, Lalan Sukamjaya, yang ditugasi sebagai distributor beras Nutrizinc.
Lalan mengatakan, ketika hasil panen padi Nutrizinc diuji lagi di laboratorium, ternyata kandungan zinc-nya tidak sampai 29,54. Misalnya hasil panen padi Nutrizinc yang dibudidayakan di Karawang, ternyata setelah diuji kandungan zinc-nya hanya 8,32 ppm. Sedangkan padi Nutrizinc yang dipanen di Pangkep, Sulawesi Selatan, kandungan zinc-nya hanya 19,64 ppm.
“Ini membuktikan masih ada keragaman kandungan zinc yang sangat lebar. Ini menjadi sangat penting nantinya saat beras Nutrizinc kita komersilkan, kita hilirisasi,” kata Lalan Sukmajaya.
ADVERTISEMENT
Dia berharap ada penelitian dan pengembangan lebih lanjut supaya kandungan zinc beras Nutrizinc tiap daerah bisa seragam dan mendekati angka rata-rata yang ada di deskripsi varietasnya. Selain itu, perlu juga ada pedoman melakukan budidaya padi Nutrizinc yang distandarkan. Sebab penurunan kandungan zinc pada beras Nutrizinc juga bisa disebabkan karena pola budidayanya.
“Sehingga nanti bisa disertifikasi dan distandarkan bahwa ini adalah beras biofortifikasi dari varietas Inpari IR Nutrizinc dengan kandungan zinc tinggi,” ujarnya.
Agar Beras Nutrizinc Tepat Sasaran
Ilustrasi padi Nutrizinc. Foto: https://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/
Persoalan distribusi beras Nutrizinc dinilai perlu mendapatkan perhatian lebih supaya benar-benar sampai pada masyarakat yang mengalami atau rawan stunting. Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Nandang Sunandar, mengatakan bahwa di beberapa tempat petani mengalami kesulitan untuk menjual padi Nutrizinc yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Karena tak punya jalan lain, mereka jual hasil panen mereka ke tengkulak dan akhirnya dicampur dengan padi-padi varietas lainnya.
“Dijual ke mana-mana, jadi yang stunting di mana berasnya ke mana, ini harus kita hindari,” kata Nandang Sunandar.
Karena itu, menurut Nandang, beras Nutrizinc mesti ditangani dan dijadikan beras khusus untuk pasien-pasien stunting. Karena targetnya adalah pasien stunting, maka penyalurannya perlu melibatkan posyandu dengan memanfaatkan data stunting di puskesmas.
“Posyandu setor ke bidan desa, bidan desa ke dokter, dokter menganalisis ini karena penyakit penyerta atau malnutrisi. Kalau karena malnutrisi, kemudian berikan beras ini,” ujarnya.
Menurutnya, beras Nutrizinc memang cukup efektif untuk mengatasi masalah stunting di tengah masyarakat. Pada 2020 kemarin, ada 38 ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) di Sukabumi yang diberikan beras Nutrizinc. Dari 38 itu, 37 ibu hamil KEK akhirnya berhasil melahirkan bayi normal dengan berat di atas 2,5 kg.
ADVERTISEMENT
“Hanya satu yang tidak, karena saat diberikan beras ibu itu sudah hamil dengan usia 32 minggu, umur 36 minggu melahirkan, sehingga waktunya terlalu pendek,” kata Nandang Sunandar.
Di DIY, Kulon Progo menjadi salah satu kabupaten yang telah mengembangkan padi Nutrizinc sejak 2019. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho, mengatakan selama ini hasil panen padi Nutrizinc dari petani Kulon Progo disalurkan ke keluarga-keluarga yang mengalami dan rawan stunting melalui bantuan non tunai (BNT). Hal ini sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kulon Progo yang mewajibkan semua beras bantuan mesti berasal dari petani lokal.
“Sehingga targetnya bukan hanya pasien stunting, tapi juga keluarga-keluarga rawan stunting sehingga dapat kita cegah,” kata Aris Nugroho.
ADVERTISEMENT
Selain ditujukan untuk pengentasan stunting, beras Nutrizinc khususnya yang dihasilkan dari pertanian organic di Kulon Progo juga dipasarkan secara komersil. Aris berharap, ke depan varietas beras Inpari IR Nutrizinc ini masuk sebagai kategori beras khusus karena memiliki kelebihan untuk kesehatan dibandingkan jenis beras lain.
“Ini bisa menjadi beras khusus untuk kesehatan, sehingga perlu ditunjuk sebagai beras khusus sehingga kita bisa menjual dengan harga lebih tinggi sehingga bisa lebih menguntungkan petani,” ujarnya.