JFFE 2022: Kalau Pemerintah Tak Mampu Bantu Dana, Minimal Bantu Lewat Regulasi

Konten Media Partner
24 November 2022 15:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua JFFE 2022, Satya Brahmantya. Foto: Widi RH Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Ketua JFFE 2022, Satya Brahmantya. Foto: Widi RH Pradana
ADVERTISEMENT
Jogja Festival yang merupakan perkumpulan para pelaku festival di Yogyakarta kembali menggelar Jogja Festival Forum & Expo (JFFE) 2022 pada 24-25 November 2022 di Royal Ambarukmo. JFFE merupakan pertemuan para pelaku festival untuk membahas isu seputar perkembangan festival di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Ketua JFFE 2022, Satya Brahmantya, mengatakan bahwa kendala utama yang dihadapi para pelaku festival di Yogya adalah bagaimana mendapatkan pendanaan yang cukup untuk menggelar suatu festival. Karena itu, ada dua isu utama yang menjadi pembahasan di dalam JFFE 2022 ini.
“Yaitu kebijakan pemerintah sama kebijakan stakeholder untuk mensponsori kita,” kata Satya Brahmantya saat ditemui di Royal Ambarukmo, Kamis (24/11).
Masalah-masalah itu nantinya akan dibahas melalui forum group discussion (FGD), simposium, dan workshop.
Outputnya, dia berharap JFFE tahun ini dapat mendorong lahirnya peraturan baru di tingkat daerah yang bisa mendukung berkembangnya ekosistem festival di Yogyakarta. Karena itu, sejumlah stakeholder pun turut dihadirkan, mulai dari unsur pemerintah, DPR, calon investor, hingga kepolisian.
ADVERTISEMENT
“Karena kita ingin ada satu platform perizinan satu pintu, karena ini masalah investasi jangka panjang, bukan sekadar supaya kami dipermudah,” ujarnya.
Gelaran ArtJog 2022, salah satu festival terbesar di Yogyakarta. Foto: Dok. ArtJog
Yogya menurutnya sudah menjadi destinasi utama pertemuan berbagai instansi di tingkat nasional karena secara geografis letaknya relatif di tengah, tidak seperti Jakarta atau Bali. Berbagai acara pertemuan, event, ataupun festival sangat bergantung pada perizinan sehingga dibutuhkan mekanisme perizinan yang paling efisien.
Selama ini, perizinan di Yogya menurut dia memang sudah relatif mudah. Namun, proses perizinan itu masih belum bisa diselesaikan dari satu pintu, sehingga pihak yang ingin mengadakan acara di Yogya mesti mengurus izin ke beberapa instansi.
“Kalau mereka yang dari luar kota kan kasihan kalau harus ke beberapa pintu untuk mengurus perizinan. Kita inginnya JFFE ini bisa mendorong mekanisme perizinan satu pintu,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Dengan kemudahan perizinan satu pintu itu, maka akan semakin banyak acara-acara diadakan di Yogya sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Pertunjukan budaya di gelaran Ngayogjazz, salah satu festival budaya di Yogyakarta. Foto: Dok. Ngayogjazz
Selain perizinan, dia juga berharap ada regulasi yang mengatur tentang keringanan perpajakan para pelaku festival. Pasalnya, selama ini pajak untuk festival menurut dia masih sangat besar. Hal itu membuat para pelaku festival kesulitan untuk mengembangkan festival yang dia gelar dari tahun ke tahun, sebab keuntungan yang diperoleh terlalu banyak digunakan untuk membayar pajak ketimbang meningkatkan kualitas festival.
“Karena kalau pemerintah mau bantu pakai APBD kan uangnya tidak cukup, jadi ya yang sesuai kapasitas mereka saja, yaitu sediakan regulasi yang bisa mendukung pertumbuhan festival ini,” ujarnya.
JFFE 2022 juga mengundang perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DIY yang berisi para pengusaha. Menurut Satya Brahmantya, selama ini festival-festival yang diadakan di Yogya justru jarang disponsori oleh pengusaha lokal. Dia berharap, nantinya para pengusaha lokal bisa lebih terlibat dalam penyelenggaraan festival di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Misalnya dukungan dari hotel-hotel di Yogya, karena bagaimanapun kami itu yang punya acara, kami yang mendatangkan orang-orang dari luar kota yang pada akhirnya nginep di hotel-hotel ini, jadi ayo dong disupport,” kata Satya Brahmantya.
Direktur Pelaksana Jogja Festival, Dinda Intan Pramesti Putri. Foto: Widi RH Pradana
Direktur Pelaksana Jogja Festival, Dinda Intan Pramesti Putri, mengungkapkan bahwa JFFE tahun ini memang fokus untuk menguatkan ekosistem festival di Yogyakarta dalam rangka mewujudkan Yogya sebagai kota festival atau City of Festivals.
Hal ini bukan sekadar untuk menghidupi festival-festival di Yogya, tapi juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Yogya.
“Kita punya banyak aset festival dengan bidang yang sangat beragam. Jika ekosistem festival ini terus tumbuh, maka perekonomian daerah juga ikut tumbuh,” kata Dinda Intan Pramesti Putri.
ADVERTISEMENT