Jogja Perlu 'Grand Desain Istimewa' Biar Tak Melulu tentang Dana Keistimewaan

Konten Media Partner
1 Oktober 2021 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
“Sudah sembilan tahun kita punya Undang-undang Keistimewaan, semua masyarakat harus tahu tentang keistimewaan itu apa, jangan hanya tahu dana keistimewaan saja,” kata GKR Mangkubumi
GKR Mangkubumi dalam acara Rembag Grand Design Keistemewaan Strategi Perencanaan Kebijakan Menuju Kesejahteraan, di Yogyakarta, Kamis (30/9).
Untuk menjaga keistimewaan yang dimiliki, Jogja membutuhkan grand desain yang jelas sebagai batasan dan tonggak dalam pembangunan di bidang pertanahan, tata ruang, dan kebudayaan. Selain itu, grand desain juga diperlukan supaya keistimewaan Yogyakarta bisa dioptimalkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Apalagi, menurut GKR Mangkubumi, Keraton Yogyakarta memiliki target untuk menjadi situs warisan dunia atau world heritage. Karena itu, grand design ini dibutuhkan supaya ada ukuran yang jelas dalam mewujudkan target jangka panjang itu.
“Sehingga targetnya jelas, apa saja yang diperlukan dan bagaimana bentuknya,” kata GKR Mangkubumi dalam acara "Rembag Grand Design Keistemewaan Strategi Perencanaan Kebijakan Menuju Kesejahteraan," di Yogyakarta, Kamis (30/9).
Apalagi, saat ini dia menilai generasi muda kurang memahami keistimewaan secara detail, dan tidak mungkin jika dibiarkan keistimewaan ini benar-benar hilang dari generasi berikutnya.
Karena itu, melalui grand design keistimewaan ini Mangkubumi berharap bisa dibuat program-program yang bisa memberikan pemahaman tentang keistimewaan Yogyakarta terutama kepada anak-anak muda.
“Sudah sembilan tahun kita punya Undang-undang Keistimewaan, semua masyarakat harus tahu tentang keistimewaan itu apa, jangan hanya tahu dana keistimewaan saja,” ujarnya.
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho. Foto: Widi Erha Pradana
Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, mengatakan bahwa DIY memangsudah memulai merancang grand design keistimewaan sejak 2020. Dan saat ini, perancangan grand design tersebut sudah sampai pada tahap akhir.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini tinggal melengkapi apa yang sudah dikerjakan pada 2020. Namun sampai hari ini kami masih berharap ada masukan yang signifikan dari semua kalangan yang ada di Yogyakarta,” kata Aris Eko Nugroho.
Grand design keistimewaan sendiri merupakan sekumpulan desain atau rencana dari pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui dana keistimewaan. Karena harus mengakomodir aspirasi dari setiap pemerintah kabupaten dan kota, maka perancangan grand design keistimewaan ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Apalagi, proses perancangan grand design ini menurutnya juga selalu mendapat perhatian dari pemerintah pusat untuk memastikan grand design yang dibuat punya sasaran, target atau output, serta indikator yang jelas.
“Jadi memang keterlibatan dari semua pihak kami butuhkan untuk memberikan masukan dan mengkritisi,” ujarnya.
Tenaga Ahli Grand Design Keistimewaan DIY, Edy Suandi Hamid. Foto: Widi Erha Pradana
Sementara itu, Tenaga Ahli Grand Design Keistimewaan DIY, Edy Suandi Hamid mengatakan bahwa grand design ini akan menggambarkan bagaimana masa depan keistimewaan di Yogyakarta, paling tidak dalam 20 tahun ke depan. Grand design ini akan menjadi dokumen acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Rencana Anggaran Tahunan.
ADVERTISEMENT
“Sehingga tujuannya terukur, ada rambu-rambunya, tidak hanya mengalir saja, betul-betul terarah. Kemiskinan 20 tahun lagi seperti apa, ketimpangan seperti apa, dan sebagainya,” kata Edy Suandi Hamid.
Sebuah pameran tentang keistimewaan Yogya beberapa waktu lalu di Museum Sonobudoyo. Foto: ESP
Karena akan menjadi pedoman pembangunan daerah, maka grand design ini juga harus selaras dengan rencana pembangunan di tiap daerah seperti RPJMD. Keduanya bukan untuk saling menghilangkan, sebaliknya justru untuk saling menguatkan dan melengkapi.
“Hanya saja lingkupnya jelas, kalau keistimewaan itu terkait kesejahteraan, pertanahan, tata ruang, dan kebudayaan,” lanjutnya.
Karena menyangkut aspek yang sangat luas dan komprehensif, maka tak heran jika perancangan grand design keistimewaan ini memerlukan waktu yang cukup panjang. Di samping itu, dibutuhkan juga sumber daya yang memadai dari berbagai bidang.
Dia berharap, nantinya grand design ini bukan hanya sekadar menjadi dokumen semata, tapi benar-benar diimplementasikan dengan dukungan banyak pihak. Semua stakeholder, baik stakeholder utama, sekunder, maupun tersier, serta semua lapisan masyarakat ikut mendukung implementasinya. Karena itu, dalam tahap perancangan ini, perlu menjaring masukan-masukan dari semua kalangan dari mulai yang paling bawah supaya semuanya merasa terlibat sehingga tumbuh rasa memiliki.
ADVERTISEMENT
“Karena itu jaring juga aspirasi-aspirasinya supaya dokumen ini bisa betul-betul komprehensif dan jadi acuan ketika menyusun rencana tahunan maupun jangka menengah,” kata Edy Suandi Hamid.