Konten Media Partner

Kampus Perminyakan Malah Happy Jika Semua Kendaraan Pakai Listrik, Bukan BBM

25 Februari 2023 16:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta, Joko Pamungkas. Foto: Eko S Putro
zoom-in-whitePerbesar
Dosen Teknik Perminyakan UPN Veteran Yogyakarta, Joko Pamungkas. Foto: Eko S Putro
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ (UPNV) Yogyakarta, salah satu kampus yang didaku memiliki jurusan perminyakan terbaik di Indonesia, justru menyambut baik upaya transformasi energi kendaraan bermotor dari bahan bakar minyak (BBM) menjadi energi listrik.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Dosen Perminyakan UPN Veteran Yogya, Joko Pamungkas.
Menurutnya bahkan tak ada masalah bagi kampus maupun mahasiswa perminyakan jika semua kendaraan beralih dari menggunakan BBM menjadi energi listrik dan energi baru terbarukan (EBT).
Sebab, meski semua kendaraan tak lagi pakai BBM, masih ada produk lain yang membutuhkan minyak bumi sebagai bahan baku.
“Kita malah mendukung (transformasi energi itu), karena minyak bumi kan tidak hanya untuk BBM,” kata Joko Pamungkas setelah acara Penandatanganan Mou antara UPN Veteran dengan PT Pertamina EP dan Kuliah Umum Upaya Peningkatan Produksi Migas di Indonesia, Jumat (24/2).
Para pejabat Pertamina EP Cepu, Rektor dan Civitas Akademika UPN Veteran Yogyakarta, berfoto bersama seusai acara dengan sikap hormat bela negara. Foto: Eko S Putro
Industri petrokimia menurut dia justru lebih menjanjikan ketimbang industri BBM untuk kendaraan. Pasalnya, industri petrokimia, yang memproduksi bahan baku hampir semua kebutuhan manusia mulai dari plastik, tekstil, obat, pupuk, dan sebagainya, justru akan menawarkan harga yang lebih baik ketimbang industri BBM.
ADVERTISEMENT
“Kalau untuk petrokimia kan harga berapapun dibeli. Pakaian kita, obat, pupuk, itu kan dari minyak, petrokimia,” kata dia.
Kenaikan harga pada produk-produk petrokimia menurut dia jauh lebih dapat diterima oleh masyarakat, berbeda dengan kenaikan harga BBM yang naik Rp 1.000 saja akan bikin heboh orang se-Indonesia. Hal itu itu menurut Joko menunjukkan bahwa industri petrokimia justru jauh lebih menjanjikan bagi kampus dan mahasiswa perminyakan ketimbang industri BBM.
“Kalau BBM kan terlalu banyak subsidi. Jadi kita malah senang kalau mobil listrik segera hadir dan sebagainya, sehingga kita bisa memenuhi kebutuhan industri petrokimia. Jadi kampus dan mahasiswa enggak perlu khawatir,” kata Joko Pamungkas.
“Transformasi energi terbarukan untuk kendaraan itu malah mengurangi sedikit kerja keras kita, malah happy kampus dan mahasiswa,” tegasnya.
ADVERTISEMENT