Konten Media Partner

Kata Dinsos DIY soal Viral Ibu di Bantul Diduga Aniaya Anak: Proteksi Berlebihan

20 September 2024 18:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak mengalami kekerasan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak mengalami kekerasan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang perempuan di Bantul berinisial AE (53) diviralkan dan dilaporkan oleh tetangga kosnya kepada Dinas Sosial (Dinsos) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena diduga melakukan kekerasan terhadap anaknya yang masih SD dan SMP.
ADVERTISEMENT
Sebuah rekaman suara yang berisi teriakan dan tangisan anaknya saat dimarahi juga sempat beredar dan viral di media sosial.
Pada Selasa (17/9), Dinas Sosial DIY bersama sejumlah instansi terkait telah mendatangi tempat tinggal AE yang berada di Plumbon, Banguntapan, Bantul. Di tempat tersebut, AE yang ber-KTP luar DIY tinggal bertiga bersama dua anaknya di dalam kamar kos.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos DIY, Budhi Wibowo, mengatakan bahwa AE dan dua anaknya juga sempat dibawa ke Dinsos DIY untuk dilakukan assessment. Hasilnya, perlakuan AE kepada anaknya kata Budhi sebenarnya adalah bentuk proteksi yang berlebihan.
“Ternyata yang bersangkutan itu sebenarnya itu bentuk proteksi orang tua. Karena menurut pengakuannya, anak-anaknya itu pernah mendapatkan perlakuan salah, pernah mendapatkan pelecehan dari lingkungannya,” kata Budhi Wibowo saat dihubungi Pandangan Jogja, Rabu (18/9) kemarin.
ADVERTISEMENT
“Jadi itu sebetulnya bentuk proteksi, hanya saja berlebihan,” lanjutnya.
Kantor Dinsos DIY. Foto: Dinsos DIY
AE dan anaknya kata Budhi termasuk dalam kategori keluarga bermasalah sosial dan/atau wanita rawan sosial ekonomi. Ia sudah dua kali menikah, dan keduanya berakhir dengan perceraian. Sehingga sejak 2015 ia harus mengasuh dua anaknya seorang diri.
Budhi juga menyebut bahwa anak AE kerap mendapat perundungan dari lingkungannya, karena itulah AE menjadi sangat protektif kepada anak-anaknya.
“Sampai-sampai anak yang kecil itu, sampah hari ini masih harus pakai pampers, padahal sudah SD. Karena dia tidak bisa menahan pipis. Hampir setiap saat dia harus pipis. Itu bisa jadi ya karena stres,” jelasnya.
Terkait rekaman suara tangisan anak yang beredar, ia membenarkan bahwa suara tersebut memang suara anak AE. Saat itu, AE menurutnya terpaksa memukul anaknya agar tidak keluar rumah, sebab khawatir mereka dirundung oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
“Karena yang bersangkutan itu ingin memproteksi agar anaknya tidak keluar setelah magrib, kemudian tidak dirundung oleh orang lain lagi, tidak di-bully. Tapi bentuk proteksi yang sedikit berlebihan gitu,” ujar Budhi.
Kepala Bidang Rehabilitasi Dinsos DIY, Budhi Wibowo. Foto: Resti Damayanti/Pandangan Jogja
Dinsos DIY menurutnya juga telah menawarkan kepada AE agar anaknya tinggal di Rumah Perlindungan Sosial (RPS) Anak milik Dinsos DIY. Sebab, bagaimanapun tidak bisa dibenarkan melindungi anak dengan cara kekerasan.
Jika berada di RPS Anak, maka kedua anak AE bisa tetap bersekolah dan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Orang tua atau keluarga juga masih tetap bisa menjenguk atau berkomunikasi.
“Sambil menyiapkan untuk ibunya juga assessment, apakah ibunya itu mungkin ada sedikit depresi atau apa, kita akan bawa ke assessment center di Dinas Sosial,” kata Budhi Wibowo.
ADVERTISEMENT