Konten Media Partner

Kepala Disbud DIY: Kami Ingin Jogja Jadi Barometer Orkestra di Indonesia

11 Juli 2024 17:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konser kolaborasi antara Melbourne Symphony Orchestra dengan peserta Youth Music Camp di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Konser kolaborasi antara Melbourne Symphony Orchestra dengan peserta Youth Music Camp di Auditorium Driyarkara Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Dian Lakshmi Pratiwi, menargetkan Jogja untuk menjadi kota orkestra. Dengan perkembangan ekosistem orkestra yang cukup pesat, dia berharap Jogja bisa jadi barometer orkestra di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kita berharap Yogyakarta menjadi barometer kota orkestra di Indonesia. Dengan adanya Yogyakarta Royal Orchestra, mungkin ini bisa jadi pemicu,” kata Dian saat ditemui Pandangan Jogja, Selasa (8/7).
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiw. Foto: Humas Pemda DIY
Target itu menurut dia tidak mustahil dicapai, sebab sudah sejak 2017 lalu Pemda DIY telah bekerja sama dengan Melbourne Symphony Orchestra (MSO), sebuah grup orkestra tertua dan paling bergengsi di Australia, untuk mengembangkan orkestra di Jogja.
“Bidannya itu MSO, termasuk kita dikawal juga untuk menyiapkan ruang media yang representatif untuk berlangsungnya suatu orkestra level internasional, sedang direncanakan,” ungkap Dian.
Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, juga mengatakan bahwa dibutuhkan pelatihan dan sarana yang memadai untuk menjadikan Jogja sebagai kota orkestra.
ADVERTISEMENT
“Saya ingin coba dirancang bagaimana trainingnya itu meningkat. Kalau tahun ini trainingnya kelas dasar, tahun depan kelas intermediate, tahun depannya lagi kelas advance. Jadi tiap tahun itu dibina terus, enggak hilang di jalan,” kata KPH Notonegoro.
Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Dia juga berkaca pada minat masyarakat kepada musik orkestra yang semakin tinggi. Di beberapa event yang telah digelar, ribuan tiket pertunjukkan orkestra habis hanya dalam hitungan menit. Hal ini menurutnya jadi sinyal baik untuk ekosistem orkestra di Jogja.
“Saya kepengin mereka punya bayangan, kalau mereka bagus, berminat untuk terus bermain di orkestra, kita sudah punya wadah di Yogyakarta Royal Orchestra. Enggak usah jauh-jauh, main orkestra saja harus ke Jakarta, ke Bandung, kan dulu kita enggak punya, kalau sekarang kan sudah punya,” ungkapnya.
Managing Director MSO, Sophie Galaise. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Managing Director MSO, Sophie Galaise, juga mengaku sangat terkesan dengan bakat-bakat musisi muda yang ada di Jogja, terutama yang pernah mengikuti program pelatihan bersama MSO.
ADVERTISEMENT
Dengan bakat-bakat yang ada ini, dia optimistis ekosistem orkestra di Jogja akan menemui masa depan yang cerah.
“Fantastis, kami sangat terkesan dengan bakat dan energi yang sangat tinggi dari para musisi muda yang bekerja sama dengan kami dalam lokakarya ini,” kata Sophie Galaise.