Konten Media Partner

Kisah Haru Pengunjung Saksikan Karya Seni Difabel di Suluh Sumurup Art Fest 2024

15 Mei 2024 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung difabel sedang menikmati karya seni rupa di Suluh Sumurup Art Fest 2024 di Galeri Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (14/5). Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung difabel sedang menikmati karya seni rupa di Suluh Sumurup Art Fest 2024 di Galeri Taman Budaya Yogyakarta, Selasa (14/5). Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Banyak penikmat seni rupa terharu dan takjub saat melihat karya seniman difabel di hari pertama Suluh Sumurup Art Fest 2024 yang digelar di Galeri Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (14/5).
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Tunada Alif, seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengaku terharu bahkan sampai menangis ketika menghayati karya-karya kelompok seniman disabilitas.
“Impresi saya ke sini itu malah sedih. Dari dulu itu teman-teman difabel seperti tidak mendapatkan ruang. Ketika ada (pameran) ini, saya jadi sedih terharu. Jadi saat ada suguhan tari jathilan dan teater di pembukaan tadi itu, nangis saya,” ungkap Alif.
Pengunjung Suluh Sumurup Art Fest 2024, Tunada Alif dan Anglir Kinanthi. Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
Hal serupa juga disampaikan oleh seorang seniman lukis, Chamit Arang, yang turut menikmati karya-karya di pameran yang bertajuk “Jumangkah” ini. Ia menyampaikan bahwa karya seniman difabel itu adalah suatu penyampaian yang tulus dari hati mereka.
“Karya-karya difabel itu sangat luar biasa. Saya lihat karya mereka itu sebagai realita atau perjalanan mereka, soal cita-cita dan keinginan juga ada, intinya soal jiwa. Secara fisik mereka memang lemah, tapi Tuhan maha adil dengan memberikan mata batin yang lebih peka,” kata Chamit.
Seniman asal Jogja, Chamit Arang. Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Seniman lainnya, Lully, juga menyampaikan ketakjubannya atas karya-karya yang dihasilkan oleh para seniman difabel.
“Karya mereka itu sangat jujur, tidak dibuat-buat, dan langsung dari hati. Mereka itu fantastis, saya sangat salut karena mereka punya semangat dan kemauan yang gigih,” kata Lully.
Seniman asal Jogja, Lully Tutus. Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
Bukan hanya para pengunjung, bahkan sang kurator, Sukri Budi Dharma alias Butong sempat terkejut dengan karya-karya yang diajukan oleh para seniman difabel.
“Saya sama tim kurator ini juga sedikit terkejut ketika melihat ide-ide karya teman-teman difabel yang ternyata tidak hanya bicara tentang dirinya sendiri, tapi juga bicara soal isu-isu di lingkungan sosial,” jelas Butong.
Para kurator, perwakilan difabel, Sekretaris Dinas Kebudayaan DIY, dan Kepala TBY membuka secara resmi pameran seni rupa di Suluh Sumurup Art Fest 2024. Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
Bagi Kepala TBY, Titut Purwiati, karya-karya dari para seniman difabel ini sangat spektakuler dan luar biasa.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak berkebutuhan khusus, karyanya sangat fantastis," ucap Titut.
Titut Purwiati saat menyampaikan sambutan di pembukaan Suluh Sumurup Art Fest 2024. Foto: Rochmad NH/Pandangan Jogja
Pameran seni rupa di Suluh Sumurup Art Fest 2024 “Jumangkah” akan digelar dari 14 hingga 22 Mei. Rangkaian acara selain pameran adalah lokakarya bahasa isyarat, literasi sastra, eco print, serta penampilan musik.