Limbah TPA Tak Kunjung Diolah, Warga Sekitar TPA Piyungan Tagih Janji Pemerintah

Konten Media Partner
3 Agustus 2022 19:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Limbah cair dari TPA Piyungan yang dialirkan ke sungai di sekitarnya. Foto: Herwin Arvianto
zoom-in-whitePerbesar
Limbah cair dari TPA Piyungan yang dialirkan ke sungai di sekitarnya. Foto: Herwin Arvianto
ADVERTISEMENT
Warga sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul menagih janji pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakukan pengolahan terhadap lindi atau limbah cair dari TPA Piyungan. Pasalnya, sampai saat ini limbah cair dari TPA Piyungan belum diolah dan masih dialirkan ke sungai begitu saja.
ADVERTISEMENT
Padahal, Pemda DIY sebelumnya telah berjanji untuk mengolah limbah cair dari TPA Piyungan sesuai dengan yang diinginkan masyarakat terdampak. Pengolahan limbah cair atau lindi itu selambat-lambatnya dikerjakan pada akhir Juli 2022.
“Kami sangat kecewa, karena tidak sesuai dengan kesepakatan dengan warga,” kata Koordinator Aliansi Banyakan Bergerak, Herwin Arvianto, kepada Pandangan Jogja, Rabu (3/8).
Limbah cair dari TPA Piyungan yang dialirkan ke sungai di sekitarnya. Foto: Herwin Arvianto
Sebelumnya, pada Selasa (2/8), dia dan sejumlah anggota Aliansi Banyakan Bergerak, telah melakukan pemeriksaan ke kolam-kolam pengolahan lindi atau limbah cair yang baru saja dibangun. Namun, ternyata mereka masih menemukan adanya cairan hitam pekat yang dialirkan dari kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) ke sungai di sekitarnya.
Kondisi ini menurut Herwin sangat merugikan warga sekitar TPA. Sebab, cairan lindi yang dihasilkan oleh TPA justru semakin banyak dan telah mencemari sungai, sumur, serta saluran-saluran irigasi milik warga.
ADVERTISEMENT
Dia menyayangkan kondisi tersebut, pasalnya menurut dia sudah sekian lama warga sekitar TPA Piyungan selalu mengalah. Berkali-kali mereka dijanjikan perbaikan pengelolaan TPA Piyungan, tapi sampai saat ini tak pernah ada perbaikan yang signifikan.
“Ini sudah awal Agustus, janjinya kan maksimal akhir Juli sudah ditangani. Tentunya kita semua tidak mau dong Jogja darurat sampah lagi?” kata Herwin.
Mei silam, warga sekitar TPA Piyungan sempat melakukan blokade akses menuju TPA Piyungan. Mereka menutup jalan utama menuju TPA Piyungan yang membuat truk-truk pengangkut sampah tak bisa masuk. Akibatnya, Yogya mengalami masalah darurat sampah. Sampah-sampah menumpuk di banyak titik, terutama di Kota Yogyakarta.
Blokade itu dilakukan oleh warga karena daya tampung TPA Piyungan yang sudah penuh. Selain itu, janji-janji perbaikan yang dilontarkan pemerintah tak pernah ditepati. Sekitar satu pekan, TPA Piyungan benar-benar tak bisa diakses.
ADVERTISEMENT
Namun, warga yang melakukan blokade tersebut akhirnya bersedia membuka kembali blokade tersebut setelah melakukan audiensi selama berjam-jam dengan Pemda DIY. Ada sedikitnya delapan kesepakatan antara Pemda DIY dengan warga sekitar TPA Piyungan. Salah satu kesepakatan itu adalah akan melakukan optimalisasi Instalasi Pengolahan Air Lindi yang akan diselesaikan pada akhir Juli.
Sebenarnya, proyek pembangunan IPAL Lindi TPA Piyungan sudah dilakukan, bahkan sudah selesai dikerjakan pada akhir Juli kemarin. Namun, ternyata fasilitas IPAL itu belum difungsikan secara optimal sehingga masih ditemukan banyak limbah cair yang dibuang begitu saja ke aliran sungai.