Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten Media Partner
Lurah Sriharjo Bantul: Ini Sejarah Baru Wunut setelah Puluhan Tahun Terisolir
1 Oktober 2023 16:52 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Lurah Sriharjo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Titik Istiyawatun Khasanah, mengungkapkan sejarah baru yang dialami oleh warganya di Dusun Wunut, tepatnya di RT 5 dan 6.
ADVERTISEMENT
Wilayah ini berada di area wisata Srikeminut, salah satu destinasi wisata yang sedang tren di Bantul. Ada sekitar 100 keluarga yang tinggal di dua RT tersebut.
Setelah puluhan tahun hidup terisolir dari dunia luar karena tak memiliki akses jalan, warganya di dua RT ini akhirnya memiliki jalan yang layak.
“Ini sejarah baru Wunut,” kata Titik.
Sebelumnya, hanya untuk ke pusat kalurahan saja warga setempat harus memutar jalan sejauh 12 kilometer melalui daerah Mangunan. Padahal, jarak dua RT tersebut dengan pusat kalurahan hanya sekitar 4 kilometer. Jika ingin memotong jalan, mereka harus jalan kaki menembus hutan yang terjal dan berbahaya.
“Akses kesehatan dan pendidikan sulit. Bahkan ibu hamil kalau mau melahirkan harus ditandu pakai kursi, diangkat pakai bambu,” lanjutnya.
Selama puluhan tahun warga Wunut di dua RT tersebut memimpikan jalan, yang minimal bisa dilewati oleh sepeda motor. Sehingga saat ada ibu hamil yang mau melahirkan, atau ada yang sakit dan harus dibawa ke puskesmas, mereka bisa dibawa menggunakan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
“Akhirnya impian itu kini terwujud, mereka sudah punya jalan baru. Tagline kita, selamatkan bumil, lansia, dan kelompok rentan lainnya,” ujarnya.
Proses Panjang Pembukaan Jalan Menuju Wunut
Pembangunan jalan di Dusun Wunut itu menurut Titik bermula ketika salah seorang anggota DPRD DIY, Suharwanto, datang ke lokasi tersebut. Kepada Suharwanto, para warga menyampaikan keluh kesah mereka tentang bagaimana sulitnya hidup tanpa akses jalan selama puluhan tahun.
Angin segar mulai terasa ketika pada 2022 turun bantuan lewat kegiatan padat karya dana keistimewaan senilai Rp 40 juta-an untuk membuka akses jalan tembus. Namun, saat itu belum dilakukan pengecoran.
Baru pada 2023 ini proses pengecoran dilakukan setelah turun lagi bantuan senilai Rp 400 juta melalui Bantuan Keuangan Khusus Pemda DIY kepada Pemda Kabupaten Bantul.
ADVERTISEMENT
“Total panjang jalan 1 kilometer lebih, dengan cor blok,” ujarnya.
Pengerjaan jalan ini mulai dilakukan sejak akhir Mei 2023. Prosesnya berdarah-darah, terutama untuk mengangkut material ke atas. Sebab, jalan yang ada hanya berupa jalan tanah setapak, sehingga tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Lalu mereka (warga) pakai motor, sampai motornya hancur. Mereka melangsir material, naik ke jalan berkelok yang belum ada cor bloknya demikian seterusnya sepanjang hari,” ujarnya.
Kerja Keras dan Gotong Royong demi Terbangunnya Jalan
Setidaknya 40 persen dari total bantuan sejumlah Rp 400 juta telah dialokasikan untuk upah pekerja. Sebab, proyek pengerjaan jalan ini dilakukan dengan sistem padat karya.
Namun sebenarnya anggaran tersebut tak cukup untuk membangun jalan yang bisa menghubungkan dua RT tersebut. Di sisi lain, para warga sudah sekian lama memimpikan jalan tersebut, dan di tahun-tahun selanjutnya belum tentu akan ada bantuan lagi.
ADVERTISEMENT
“Karena situasinya seperti ini dan tidak cukup uangnya, maka banyak warga yang lain ikut berpartisipasi dalam berbagai bentuk. Mereka swadaya, gotong royong, iuran, dan menyumbang tenaga untuk pembangunan jalan ini,” ujarnya.
Tak hanya dari RT 5 dan 6, seringkali warga dari RT tetangga juga ikut membantu gotong royong membangun jalan tersebut agar segera rampung.
Melihat warganya yang sudah berdarah-darah membangun jalan tanpa diberi upah, Titik mengatakan bahwa jika dana yang ada masih tidak cukup untuk pembangunan jalan tersebut, maka kekurangannya akan ditanggung oleh kalurahan menggunakan dana desa.
“Target kalau enggak selesai dibantu dan jadi tanggung jawab kalurahan dengan dana desa untuk mendukung warga yang sudah berdarah-darah,” ujar Titik.
Membuka Akses Pariwisata
Titik berharap kerja keras para warga di Dusun Wunut ini akan terbayar dengan kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik. Menurutnya, salah satu yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat adalah sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Jalan yang baru dibangun ini menurutnya akan menghubungkan area wisata Mangunan dengan wisata Srikeminut di Dusun Wunut.
“Sehingga nanti harapannya bisa membuka spot wisata baru yang bisa meningkatkan kesejahteraan warga. Di sepanjang jalan di situ itu bagus pemandangannya,” ujarnya.
Destinasi wisata Srikeminut yang berada di kawasan tersebut menurutnya juga memiliki potensi alam yang besar, mulai dari pemandangan alam, bukit, sungai yang jernih, pemandian, dan sebagainya.
Tak hanya potensi wisata alam, ada juga potensi budaya seperti berbagai macam tradisi dan seni pertunjukan.
“Homestay mulai dirintis, harapannya bisa berstandar internasional sehingga wisatawan bisa bertahan lama tinggal di sini,” kata Titik Istiyawatun Khasanah.
(Pandangan Jogja, pada Juni lalu, merekam bagaimana pembuatan jalan melalui mekanisme kegiatan Padat Karya Pemda DIY. Ini adalah laporan ketiga dari 4 laporan yang akan terbit di Kumparan dan di Instagram dan tiktok Pandangan Jogja).
ADVERTISEMENT