Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Mahasiswa UGM Ubah Sampah Botol Plastik Jadi Filamen untuk Printer 3D
19 Juli 2024 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam kelompok Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) mengolah botol plastik berbahan PET menjadi filamen untuk bahan printer 3D.
ADVERTISEMENT
Karya yang diberi nama FilaPET ini dapat dipakai untuk bahan cetakan miniatur, prototipe, dan beberapa produk untuk mendukung proyek mahasiswa, khususnya mahasiswa teknik.
Harga filamen yang mereka hasilkan juga jauh lebih murah dibandingkan dengan filamen di pasaran.
“Kisaran harga filamen pada umumnya, mempunyai harga sekitar Rp 1.000 sampai 5.000/gram, tapi produk kami menawarkan harga Rp 300/gram,” kata salah satu anggota tim, Azkal Anas Ilmawan di FORTAKGAMA dalam acara bincang Tim PKM UGM, Jumat (19/7).
Meski harga yang ditawarkan murah, mereka mengklaim produknya dapat bertahan di suhu yang panas, bahkan dibanding produk lain, ketahanan produknya lebih tinggi.
“Ketahanan panas bisa sampai di atas 230 Celcius, yang mana pada produk lain itu mungkin hanya dari rentang 190 derajat Celcius. Kekuatan tariknya bisa mencapai 50 megapascal, sedangkan produk lainnya ada di kisaran 30 sampai 40 megapascal,” imbuh Azkal.
ADVERTISEMENT
Untuk mendapatkan sampah botol plastik itu, mereka bekerja sama dengan Fakultas Teknik UGM untuk menempatkan tong sampah. Botol plastik itulah yang digunakan Azkal dan timnya untuk membuat filamen.
“1 botol yang ukurannya 1.500 ml bisa menghasilkan filamen 4 sampai 5 meter. untuk 1 gulung yang mana membutuhkan 1 kilogram (botol plastik) menghasilkan filamen 200 sampai 250 meter,” kata Azkal.
Produk tersebut kini telah dirilis dan mulai dijual di berbagai platform digital. Mereka menyebarkan brosur ke fakultas lain di UGM, serta menjual produk di e-commerce dan akun media sosial.
“Kami berupaya untuk produksi secara massal, kami berharap agar untuk kedepannya bisa membangun bisnis yang sustainable,” ujarnya.