Menteri Bahlil Dukung Percepatan Proyek Pabrik Soda Ash untuk Hadang Laju Impor

Konten Media Partner
12 September 2021 17:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
"Selama ini kebutuhan Soda Ash nasional mencapai 1 juta ton dalam setahun, dan semua itu dipenuhi dari impor," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia.
Direktur Operasi & Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningshih dan Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mendampingi Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia (ki-ka) meninjau proyek pabrik Soda Ash PG. Foto: Istimewa
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengunjungi lokasi proyek Pabrik Soda Ash milik Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia, Jumat (10/9).
ADVERTISEMENT
Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap percepatan pembangunan Pabrik Soda Ash atau Natrium Karbonat (Na2CO3), mengingat pabrik ini akan menjadi yang pertama di Indonesia untuk memperkuat industri kimia nasional.
Menteri Bahlil menyampaikan bahwa dukungan percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia agar pihaknya membantu perusahaan BUMN atau swasta nasional yang menghasilkan produk substitusi impor. Hal tersebut selaras dengan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik ini yang nantinya akan mengurangi ketergantungan impor.
"Selama ini kebutuhan Soda Ash nasional mencapai 1 juta ton dalam setahun, dan semua itu dipenuhi dari impor. Kedatangan saya ke sini untuk memastikan agar proyek ini berproses," ujarnya.
Dirut Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mendampingi Menteri Investasi RI, Bahlil Lahadalia dan Wakil Dirut PI, Nugroho Christijanto, (ki-ka) meninjau proyek pembangunan Pabrik Soda Ash PG. Foto: Istimewa
Ia berharap BUMN lainnya juga dapat mengoptimalkan hasil samping industrinya untuk memberikan nilai tambah, seperti yang dilakukan Petrokimia Gresik melalui strategi related diversified industry. Dimana Pabrik Soda Ash ini akan me-utilisasi produk hilir dari pabrik Amoniak-Urea berupa CO2 yang diolah menjadi bahan baku pembuatan Soda Ash. Upaya ini akan meningkatkan pendapatan BUMN dan manfaatnya pun akan berkelanjutan hingga masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu kita akan mendorong pembangunan Pabrik Soda Ash Petrokimia Gresik baik dari sisi kebijakan insentif fiskal maupun perizinan," tandasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengungkapkan bahwa selama tahap persiapan proyek Pabrik Soda Ash, Petrokimia Gresik selalu berkoordinasi dengan Kementerian Investasi dalam hal pengurusan izin maupun administrasi.
"Alhamdulilah kita selalu mendapatkan support penuh dari Kementerian Investasi/BKPM sehingga Insha Allah proyek investasi yang rencananya dibangun di lahan Petrokimia Gresik seluas 20 hektar ini dapat terlaksana," tandasnya.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo bersama dengan Menteri Investasi RI, Bahlil Lahadalia (ki-ka) dalam kegiatan peninjauan proyek pembangunan Pabrik Soda Ash PG. Foto: Istimewa
Pabrik Soda Ash berkapasitas 300 ribu ton per tahun yang ditargetkan beroperasi pada akhir 2024 ini merupakan salah satu implementasi Petrokimia Gresik dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian nasional khususnya industri kimia.
ADVERTISEMENT
Selama ini, kebutuhan akan Soda Ash dalam negeri sangat tinggi sebagai tumpuan bahan baku berbagai produk yang banyak kita temui sehari-hari, seperti sabun, deterjen, kertas, tekstil, keramik, gelas, kaca beserta turunannya dan lain sebagainya.
“Sehingga pangsa pasarnya sangat besar, terutama untuk pasar domestik. Namun tidak menutup kemungkinan Soda Ash Petrokimia Gresik juga dapat melayani kebutuhan pasar global," tutup Dwi Satriyo.