Meski Ditolak Warga, Sultan Tegaskan Lahan Pembuangan Sampah Baru Tetap Dibuka

Konten Media Partner
10 Mei 2022 15:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY di kompleks Kepatihan DIY, Selasa (10/5). Foto: Humas Pemda DIY.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY di kompleks Kepatihan DIY, Selasa (10/5). Foto: Humas Pemda DIY.
ADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono, menanggapi permasalahan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang sampai saat ini masih ditutup oleh warga karena kapasitasnya sudah penuh. Sultan mengatakan, pemerintah akan menambah kapasitas tempat penampungan sampah yang saat ini lahannya sudah tersedia tak jauh dari TPST Piyungan.
ADVERTISEMENT
“Yang penting memang kita akan memperluas lahan penampungan,” kata Sri Sultan kepada wartawan di kompleks Kepatihan Pemda DIY, Selasa (10/5) dan didampingi oleh Walikota dan Bupati di wilayah DIY termasuk Bupati Bantul di mana TPST Piyungan berada.
Perluasan area pembuangan itu dilakukan karena lahan yang ada di TPST Piyungan saat ini sudah penuh. Yang jadi masalah menurutnya adalah proses kajian dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, membutuhkan waktu yang lebih panjang ketimbang penuhnya sampah di TPST Piyungan.
Dengan adanya lahan pembuangan baru, nantinya tempat pembuangan yang lama menurut Sultan akan ditutup dan dijadikan ruang terbuka hijau.
“Tapi ya tadi, hasil penelitian yang dilakukan Bappenas sama Badan Pengembangan Infrastruktur itu waktunya memang lebih panjang,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sultan juga mengatakan Pemda DIY akan berusaha menyediakan ruang dialog dengan masyarakat di sekitar TPST Piyungan yang sampai saat ini masih menolak pembukaan lahan baru untuk pembuangan sampah dan mendesak supaya TPST Piyungan ditutup secara permanen.
“Nanti kita usahakan untuk bisa punya waktu,” ujar Sri Sultan HB X.
Sebelumnya, ratusan warga yang tinggal di sekitar TPST Piyungan sempat melakukan aksi penutupan akses menuju TPST Piyungan menggunakan tumpukan batu pada Sabtu (7/5). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk desakan warga kepada pemerintah untuk menutup TPST Piyungan secara permanen.
Tak hanya itu, mereka juga menolak adanya transisi pembuangan sampah ke lahan baru yang disediakan pemerintah tak jauh dari TPST Piyungan.
“Warga sepakat untuk menolak (pembebasan lahan), kami meminta supaya TPST Piyungan ditutup permanen,” kata salah seorang warga yang juga koordinator aksi tersebut, Herwin Arfianto.
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, TPST Piyungan menurut Herwin sudah memberikan dampak negatif kepada warga sekitar karena tidak dikelola dengan baik. Limbah dari TPST Piyungan menurutnya telah mencemari udara, tanah, serta air yang selama ini jadi sumber penghidupan warga.
Blokade tersebut menurut Herwin akan terus dilakukan sampai warga mendapat kepastian langsung dari Gubernur DIY, yakni Sri Sultan HB X, bahwa TPST Piyungan akan ditutup permanen. Keputusan itu menurutnya tidak bisa ditawar-tawar lagi. Warga juga meminta untuk bertemu langsung dengan Sri Sultan untuk menyampaikan aspirasi mereka.
“Sudah bosan kita dibohongi, sejak 1996 sampai sekarang. Kami minta tutup permanen, tidak ada tawar-tawaran lagi,” ujarnya.