Konten Media Partner

Modal Rp 500 Ribu, Koperasi di Gunungkidul Kini Punya Aset Hampir Rp 100 Miliar

21 Juni 2024 10:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Koperasi Simpan Pinjam BMT Dana Insani di Wonosari, Gunungkidul, yang punya aset Rp 100 miliar dengan modal awal hanya Rp 500 ribu. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Koperasi Simpan Pinjam BMT Dana Insani di Wonosari, Gunungkidul, yang punya aset Rp 100 miliar dengan modal awal hanya Rp 500 ribu. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dengan modal awal hanya Rp 500 ribu, dalam 23 tahun Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Dana Insani yang terletak di Wonosari, Gunungkidul, kini memiliki aset hampir menyentuh Rp 100 miliar.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Manajer Umum KSPPS BMT Dana Insani, Kurniawan Fahmi. Dia menjelaskan aset tersebut tidak langsung didapatkan begitu saja, namun ada proses panjang mereka lalui hingga mencapai titik ini.
“Kami tumbuhnya bertahap dan tidak serta-merta memiliki aset Rp 100 miliar. Bahkan, pada 2010 aset kami masih Rp 6 miliar,” ungkap Fahmi, Kamis (13/6).
Manajer Umum KSPPS BMT Dana Insani, Kurniawan Fahmi. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Berdiri sejak 2001, pesatnya pertumbuhan aset di KSPPS BMT Dana Insani baru terjadi setelah Wahyu dan rekan-rekannya memutuskan untuk menambah wawasan mereka dalam melancarkan strategi manajemen.
“Kemudian kami mengajukan proposal ke beberapa non governmental organization (NGO) untuk menambah wawasan karena kami merasa kami belum punya banyak pengalaman. Kami punya target di 2017 aset Rp 35 miliar, dan tercapai lebih cepat pada 2014,” kata Fahmi kepada Pandangan Jogja saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan mendapat aset sebesar itu menurut Fahmi karena penambahan wawasan soal manajemen tadi. Baginya, sebuah koperasi perlu manajemen organisasi, keuangan, sumber daya manusia, dan usaha yang baik.
“Kami membangun branding, promosi dengan stakeholder, sinergi dengan pemerintah daerah, dengan komunitas masyarakat, semuanya dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Tampak depan kantor KSPPS BMT Dana Insani di Wonosari, Gunungkidul. Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Pada 2024 ini, Fahmi mengungkapkan bahwa KSPPS BMT Dana Insani memiliki target aset sejumlah Rp 100 miliar, dan per Juni sudah ada di angka Rp 98 miliar. Hal ini menurut Fahmi menjadikan mereka sebagai salah satu koperasi dengan pelayanan terbesar di Gunungkidul dengan anggota mencapai 40 ribu orang.
“Menjadi salah satu koperasi dengan pelayanan yang besar di Gunungkidul dan dijadikan model karena kami menyusun strategi secara step by step. Kami timbul bukan ujug-ujug, tapi melewati beberapa fase. Gunungkidul ini kan bukan daerah seperti Sleman dan Kota Yogyakarta, tapi daerah yang tumbuh dari masyarakat miskin yang punya potensi pariwisata,” pungkas Fahmi.
ADVERTISEMENT
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM DIY, Setyo Hastuti mengatakan perkembangan koperasi di Gunungkidul sangat menggemberikan. KSPPS BMT Dana Insana menjadi salah satu contoh koperasi di Gunungkidul yang bisa tumbuh sangat cepat baik dari sisi aset maupun jumlah anggota.
"Sehingga bisa menjadi contoh bagi koperasi lain bagaimana mengembangkan manajemen, pemasaran, dan juga mengembangkan dan mengelola aset yang begitu besar. Kita ingin koperasi makin dipercaya oleh masyarakat," papar Hastuti, Kamis (20/6).