Orang Jakarta Paling Banyak Borong Tiket Prambanan Jazz, Ini Alasannya

Konten Media Partner
1 Juli 2022 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana jumpa pers Prambanan Jazz Festival, Kamis (30/6). Foto: Dok. Prambanan Jazz
zoom-in-whitePerbesar
Suasana jumpa pers Prambanan Jazz Festival, Kamis (30/6). Foto: Dok. Prambanan Jazz
ADVERTISEMENT
Setelah dua tahun digelar secara virtual karena pandemi, konser musik Prambanan Jazz Festival (PJF) tahun ini kembali digelar secara offline dari candi tersebut pada 1-3 Juli. Tahun ini, total ada 7.500 tiket yang dijual secara daring maupun penjualan langsung di lokasi.
ADVERTISEMENT
Semua tiket yang dijual secara online sudah ludes terjual, sehingga hanya tersedia penjualan on the spot pada hari pertama dan kedua dengan jumlah yang terbatas.
Founder Rajawali Indonesia sekaligus CEO Prambanan Jazz, Anas Syahrul Alimi, mengatakan bahwa sebagian besar pembeli tiket Prambanan Jazz justru berasal dari luar Yogyakarta, yakni mencapai sekitar 65 sampai 70 persen dari total pembeli.
“Sebagian besar dari luar kota,” kata Anas Alimi dalam jumpa pers yang digelar di Prambanan Jazz Café, Sleman, Kamis (30/6).
Sementara itu, Jakarta menurut Anas adalah kota dengan jumlah pembeli tiket Prambanan Jazz terbanyak selama ini.
“Paling banyak dari Jakarta. Hampir 40 persen dari total. Sisanya tersebar dari seluruh Indonesia,” lanjutnya.
CEO Prambanan Jazz, Anas Syahrul Alimi. Foto: Dok. Prambanan Jazz
Menurutnya, tingginya penonton Prambanan Jazz dari Jakarta ketimbang daerah lain termasuk Jogja, karena musik dan konser sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle orang di Jakarta. Kebiasaan menjadikan musik sebagai gaya hidup membuat keinginan orang-orang Jakarta untuk menonton Prambanan Jazz semakin besar.
ADVERTISEMENT
“Apalagi harga tiketnya juga enggak murah ya. Mungkin agak berat untuk daerah lain kayak Jogja yang upah minimumnya jauh di bawah Jakarta,” ujarnya. Tiket PJF dibanderol Rp500 ribu - Rp750 ribu untuk nonton di lokasi, sedangkan tiket nonton secara online Rp50 ribu.
Dengan banyaknya penonton dari luar daerah, Anas berharap Prambanan Jazz bisa menjadi ajang music tourism. Bukan hanya pertunjukan music, ajang itu juga diharapkan terintegrasi dengan sektor pariwisata lain di Jogja.
Dengan begitu, Prambanan Jazz akan menjadi sebuah ekosistem pariwisata yang berdampak positif pada berbagai sektor, seperti hotel atau penginapan, kuliner, transportasi, atau wisata-wisata lain di Jogja.
“Saya yakin mereka tidak cuma menonton Prambanan Jazz, tapi juga akan makan di Kopi Klotok, ke Nanggulan, ke pantai, dan yang lainnya. Itu yang kita harapkan. Yang namanya music tourism bukan hanya nonton Prambanan Jazz,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain pertunjukan musik dengan bintang tamu mulai dari Pamungkas, Padi Reborn, Kunto Aji, Andien, sampai Tulus, Prambanan Jazz tahun ini yang mengusung tema ‘Sewindu Merayakan Rindu’ juga akan menampilkan NFT karya seniman Galam Zulkifli. NFT itu berupa 10.000 memorabilia perjalanan Prambanan Jazz selama delapan tahun.
“Jadi, untuk penonton Prambanan Jazz Festival yang datang langsung, bisa menikmati karya berupa 10.000 memorabilia perjalanan PJF selama sewindu ini, yang dibuat oleh Galam Zulkifli,” ujar Anas Alimi.