Konten Media Partner

Pembangunan PLTSa Putri Cempo Solo Sudah Habiskan Rp 400 Miliar Lebih

4 Agustus 2023 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DLH Kota Surakarta mengungkapkan total biaya pembangunan PLTSa Putri Cempo telah menghabiskan anggaran lebih dari Rp 400 miliar, tapi itu ditanggung investor.
Bangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo di Mojosongo, Surakarta, pada Kamis (3/8). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Ratu Cempo di Mojosongo, Surakarta, telah memasuki tahap akhir. Rencananya, PLTSa dengan kapasitas 5 Megawatt ini akan beroperasi mulai Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Arthaty Mulatsih, mengatakan bahwa sampai proses ini pembangunan PLTSa tersebut sudah menghabiskan anggaran lebih dari Rp 400 miliar.
“Investasi kalau yang di perjanjian, itu investasinya untuk yang 5 Megawatt sekitar Rp 330 miliar, tapi saat ini mungkin keluarnya sudah sekitar Rp 400 miliar, jadi kira-kira ya Rp 500 miliaran lah” kata Arthaty saat ditemui di kantornya pada Kamis (3/8).
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Arthaty Mulatsih, saat ditemui di kantornya pada Kamis (3/8). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Meski begitu, biaya pembangunan itu ditanggung oleh badan usaha. Sedangkan tugas Pemkot Solo menurutnya sekadar menyediakan dan menyiapkan lahan yang siap untuk digunakan.
Pada perjanjian awal, badan usaha diizinkan untuk menggunakan lahan milik Pemkot Solo di kawasan TPA Putri Cempo dengan luas maksimal 8 hektare. Namun saat ini lahan yang digunakan baru sekitar 5,5 hektare.
ADVERTISEMENT
Mekanisme ini menurut Arthaty mungkin saja direplikasi di daerah lain. Namun kemungkinan badan usaha yang kini bekerja sama dengan Pemkot Solo akan meminta pemerintah menyediakan lahan yang sudah siap digunakan beserta konstruksi bangunannya.
“Nanti mereka yang mendatangkan peralatan dan menjalankan operasional, itu masih bisa dilakukan,” ujarnya.
Seorang pemulung sedang mencari rosok di tengah gunungan sampah di TPA Putri Cempo, Mojosongo, Solo, pada Kamis (3/8). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Kepala UPTD Pengelolaan TPA Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Edy Suparmanto, juga mengatakan bahwa biaya pembangunan PLTSa di Putri Cempo sudah lebih dari nilai investasi yang direncanakan di awal.
“Laporan dari PLTSa itu lebih dari Rp 350 miliar, itu hanya untuk mesin dan bangunannya,” kata Edy Suparmanto.
Jika lahan yang digunakan bukan merupakan lahan pemerintah, Edy yakin biayanya jauh lebih besar.
“Di sini, lahan yang digunakan milik pemerintah, dan dari badan usaha tidak perlu membayar sewa, jadi biayanya bisa ditekan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Edy menjelaskan, nantinya PLTSa Putri Cempo ini akan mengolah sampah menjadi listrik dengan kapasitas 5 Megawatt per hari. Adapun kapasitas sampah yang dapat diolah per hari mencapai 545 ton yang berasal dari Kota Yogya.
Kepala UPTD Pengelolaan TPA Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Edy Suparmanto, saat ditemui di TPA Putri Cempo pada Kamis (3/8). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Kebutuhan PLTSa ini menurutnya sudah sangat mendesak. Sebab, produksi sampah dari Kota Surakarta saat ini sudah lebih dari 400 ton per hari dari jumlah penduduk sebanyak 522.364 jiwa dengan luas wilayah 40,04 km persegi (BPS 2020).
Di sisi lain, daya tampung TPA Putri Cempo semakin kritis. Ketinggian timbulan sampah di TPA seluas 17 hektare tersebut saat ini telah mencapai 20 meter lebih sehingga harus segera dikurangi.
“Sampah yang diolah di PLTSa nanti campuran, ada sampah baru dan sampah lama. Jadi harapannya timbulan sampah di TPA Putri Cempo ini juga bisa habis dengan beroperasinya PLTSa,” kata Edy.
ADVERTISEMENT
*Redaksi telah melakukan pengubahan judul dan sebagian isi dalam artikel ini untuk kepentingan pembacaan yang lebih tepat.