Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Pemda DIY Akan Lakukan Perlindungan Habitat Monyet Ekor Panjang di Gunungkidul
26 Oktober 2023 19:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan berkolaborasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan perlindungan terhadap habitat monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di Kabupaten Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
Perlindungan tersebut bukan hanya untuk melindungi habitat dan eksistensi satwa di dalamnya, tapi juga kebun dan lahan pertanian milik warga setempat yang menjadi sumber ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Studi Bencana UPN 'Veteran' Yogyakarta, Eko Teguh Paripurno, setelah beraudiensi dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, di Kompleks Kepatihan, Kamis (26/10).
“Kami mengajak Pak Gubernur untuk bersama-sama menangani monyet ekor panjang. Untuk membuat, membangun mekanisme perlindungan yang selaras. Jadi semacam kawasan konservasi bersama. Mengelola ekologi, melakukan perlindungan monyet tersebut yang sudah akan punah dan juga perlindungan aset warga untuk ketahanan pangan," kata Eko Teguh Paripurno, Kamis (26/10).
"Ngarsa Dalem (Sultan HB X) sepakat dengan perlindungan itu. Ini juga bentuk lain Hamemayu Hayuning Bawana,” lanjutnya.
Sebagai informasi, konflik antara monyet ekor panjang dan masyarakat sudah terjadi di Gunungkidul sejak lima tahun terakhir. Di Kapanewon Senin misalnya, monyet-monyet bahkan sampai masuk ke permukiman penduduk untuk mencari makan.
ADVERTISEMENT
Eko mengatakan, hal itu sangat mungkin disebabkan oleh keberadaan pohon buah-buahan di hutan yang jumlahnya semakin berkurang. Kondisi tersebut semakin darurat melihat konflik satwa dengan masyarakat tidak hanya di Kapanewon Semin, tetapi juga di kapanewon lainnya, sehingga muncul tindakan masyarakat terdampak yang mengusir monyet ekor panjang dengan cara membakar lahan dan mengakibatkan kebakaran lahan semakin meluas.
Eko mengaku telah mendapatkan dukungan dari Sri Sultan untuk melakukan program Perlindungan Habitat Monyet Ekor Panjang Berbasis Komunitas untuk Pengurangan Risiko Bencana akibat Konflik Satwa yang merupakan hasil inisiasinya bersama Pemerintah Kalurahan Pundungsari dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Yogyakarta.
Pertama yang akan dilakukan adalah pemetaan lokasi persebaran dan jumlah monyet ekor panjang di Kabupaten Gunungkidul.
ADVERTISEMENT
“Kedua, pemetaan kawasan-kawasan yang bisa dijadikan lahan perlindungan habitat dan lahan untuk sumber daya makan monyetnya, ketersediaan pakannya, termasuk lahan Sultan Ground. Ketiga mendukung pembuatan program-program membangun kesetaraan dalam kerja sama multi helix ini. Tiga hal itu yang saya sampaikan dan Ngarsa Dalem mendukung sekali,” kata Eko.
Sri Sultan menurutnya juga berpesan agar dilakukan penanaman tanaman-tanaman buah pada Sultan Ground yang akan menjadi bagian kawasan perlindungan habitat satwa monyet ekor panjang ini nantinya. Dengan demikian dapat menjadi sumber pakan alami bagi satwa tersebut.
“Ngarsa Dalem juga menyampaikan, dipilih tempat yang kalau dilakukan penanaman itu tidak merusak geopark. Jadi dipilih karst yang pas untuk memungkinkan dikembangkan. Ada sistem zonasi yang dibuat,” ungkap Eko.
ADVERTISEMENT
Pemda DIY melalui OPD-OPD terkait juga diharapkan dapat mendukung pelaksanaan program tersebut.
Direktur Walhi Yogyakarta, Gandar Mahojwala mengatakan, dengan keikutsertaan Pemda DIY dalam perlindungan habitat monyet ekor panjang ini, DIY bisa menjadi pelopor bagi perlindungan awal eksistensi monyet ekor panjang yang bersatus mendekati kepunahan ini.
“Percontohan ini juga kita akan sebarkan ke banyak titik-titik lain di Yogyakarta bahkan Indonesia untuk perlindungan monyet ekor panjang,” ucap Gandar.
Lurah Pundungsari, Semin, Gunungkidul, Tumin berharap, dengan pelaksanaan program perlindungan habitat monyet ekor panjang ini ke depannya masyarakat dapat hidup berdampingan dengan satwa tersebut tanpa harus mengusik satu sama lain. Lantaran, hingga saat ini monyet ekor panjang sudah menyerang lahan pertanian dan pemukiman warga.
ADVERTISEMENT
“Yang sudah terserang untuk di tempat kami ini Kalurahan Pundungsari, dan ada Kalurahan Semin, dan Kalurahan Karangsari. Kalau di Karangsari ini hampir seluruh dusun, hampir tiap hari sudah terserang (monyet ekor panjang). Apalagi kemarau ini sudah merambah ke rumah warga. Untuk Semin ini sebagian. Kalau untuk di tempat kami (Pundungsari) ini 5 dusun. Lima dusun ini sudah terserang sampai ke tempat warga masyarakat,” ujar Tumin.