Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Pemuda di Gunungkidul Perbaiki Telaga yang Rusak Pakai Kotoran Sapi
30 April 2025 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ikatan Pemuda-Pemudi Dondong (IPPD) di Kalurahan Jetis, Kapanewon Saptosari, Gunungkidul, bersama komunitas Resan Gunungkidul menginisiasi perbaikan Telaga Dondong yang mulai mengering akibat keretakan talud. Revitalisasi dilakukan menggunakan pupuk kompos, termasuk kotoran sapi, untuk menutup pori-pori di dasar telaga secara alami.
ADVERTISEMENT
Upaya ini dikemas dalam Festival Telaga Dondong yang berlangsung pada 26–27 April lalu. Festival merupakan bagian dari program revitalisasi telaga berbasis kearifan lokal yang telah dimulai sejak April 2024 oleh Ikatan Pemuda-Pemudi Dondong (IPPD) bersama sejumlah komunitas lingkungan seperti Komunitas Nandur Tuk Memetri Tuk, Tree of Heart, Sekolah Banyu Bening, dan Komunitas Resan Gunungkidul.
Ketua IPPD, Dwi Paemo, menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali fungsi Telaga Dondong sebagai sumber penghidupan warga.
“Kegiatan revitalisasi telaga ini berbasis kearifan lokal. Dengan kandungan muatan pengetahuan lokal dalam rangkaian agenda ini, harapannya, telaga akan kembali lestari, tak hanya secara fisik materi, tapi juga hubungan batin kita dengan entitas hayat bernama telaga,” papar Dwi Paemo, Minggu (27/4) kemarin.
Sementara itu, Koordinator Resan Gunungkidul, Edi Padmo, berharap rangkaian acara ini bisa menjadi sarana menguatkan hubungan masyarakat dengan telaga. “Dengan kandungan muatan pengetahuan lokal dalam rangkaian agenda, harapannya, telaga akan kembali lestari, tak hanya secara fisik materi, tapi juga hubungan batin kita dengan entitas hayat bernama telaga,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Paemo juga menyebut, festival ini dapat memperkuat posisi Gunungkidul sebagai bagian dari kawasan “Gunung Sewu”, yang dikenal sebagai “suwarganing telaga” atau surga telaga di wilayah selatan DIY, yang menjadi penopang utama kehidupan warga, terutama dalam menghadapi musim kemarau panjang.
Dukuh Dondong, Wagiri, menyebut bahwa Telaga Dondong dulunya adalah telaga yang tak pernah kering meski di musim kemarau. Namun, telaga ini mulai rusak setelah dibangun talud dan dikeruk oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) sekitar 15 tahun silam.
“Maka dari itu kita meminta tenaga ahli dari universitas untuk mempelajari dan seperti apa solusinya,” ujar Wagiri.
Ia menambahkan, masyarakat bersama Komunitas Resan melakukan kegiatan ‘ngedreg’ telaga atau membersihkan dasar telaga dan menutup kebocoran menggunakan pupuk kompos.
ADVERTISEMENT
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ini, semoga dengan adanya kegiatan Festival Telaga ini dapat menjadi pembelajaran dan dapat berlangsung terus,” harap Wagiri.
Festival ini juga dimeriahkan dengan beberapa agenda lain, seperti Edrek se-Kampung, Pawai Gunungan, Ritual Doa Baik, Pentas Warga, Musik Lestari, Pameran Seni Rupa Publik, Menanam Pohon, dan Camping Ekologi. Selama dua hari penuh, warga, mahasiswa, pegiat lingkungan, dan seniman berkumpul untuk merayakan dan merawat telaga.