Peneliti: Erick Thohir Cocok Jadi Ketum PSSI, tapi Ingat Penentu Bukan Publik

Konten Media Partner
16 Januari 2023 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Erick Thohir mendaftarkan diri sebagai Ketum PSSI berikutnya di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta pada Minggu (15/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Erick Thohir mendaftarkan diri sebagai Ketum PSSI berikutnya di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta pada Minggu (15/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Erick Thohir telah resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Umum (Ketum) PSSI. Dia telah menyerahkan berkas pendaftaran ke Kantor PSSI pada Minggu (15/1) kemarin.
ADVERTISEMENT
Peneliti sepak bola yang juga merupakan Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Fajar Junaedi, mengatakan bahwa Erick Thohir memang memiliki modal yang cukup baik sebagai Ketum PSSI. Dari sisi rekam jejaknya, Erick Thohir memiliki rekam jejak yang bagus dalam tata kelola sepak bola bahkan di level internasional.
“Ini tentu menjadi modal sosial bagi Erick Thohir, publik juga menaruh kepercayaan dan harapan pada Erick Thohir,” kata Fajar Junaedi saat dihubungi, Senin (16/1).
Namun yang perlu dicatat, meski mendapat dukungan dan kepercayaan dari publik, belum tentu Erick Thohir bisa melenggang sebagai Ketum PSSI dengan mulus. Pasalnya, yang memiliki hak suara dalam pemilihan Ketum PSSI adalah voters, bukan publik.
Yang bisa dilakukan oleh publik, terutama suporter, menurut dia adalah memberikan tekanan kepada para voters baik yang berasal dari Liga maupun Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI untuk memilih kandidat yang memiliki integritas dan portofolio bagus di ranah sepak bola.
ADVERTISEMENT
“Datangilah klub dan Asprov masing-masing daerah, tekanlah mereka,” kata dia.
Peneliti sepak bola UMY, Fajar Junaedi. Foto: Istimewa
Fajar melihat, banyak sekali yang harus dibenahi jika Erick Thohir bisa terpilih jadi Ketum PSSI. Selama ini, sepak bola di Indonesia menurut dia hanya jalan di tempat, bahkan mengalami kemunduran jika dibandingkan dengan negara-negara jiran atau tetangga.
“Negara jiran yang dulu prestasinya di bawah Indonesia, kini justru berbenah dengan tata kelola yang profesional,” lanjutnya.
Tata kelola sepak bola yang tidak baik ini salah satunya ditandai dengan kompetisi yang tidak berjalan dengan baik. Kontroversi seringkali juga terjadi di dalam kompetisi sepak bola. Selain itu, pembinaan sepak bola juga tidak berjalan dengan baik.
Ujungnya prestasi sepak bola Indonesia semakin jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga.
ADVERTISEMENT
“Kepercayaan publik terhadap federasi sepak bola kita juga telah berada pada titik paling nadir. Karena itu, kalau Erick Thohir jadi Ketum PSSI, maka program utama yang harus dilakukan adalah perbaikan tata kelola sepak bola, mulai dari pembinaan, kompetisi, sampai ujungnya timnas,” kata Fajar Junaedi.