Konten Media Partner

Pesta Cerita 2024 Jadi Puncak Pengarsipan Folklor Jogja dalam Bentuk Cerpen

21 Agustus 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua orang MC membuka acara Pesta Cerita 2024, Selasa (20/8). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang MC membuka acara Pesta Cerita 2024, Selasa (20/8). Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Pesta Cerita 2024 bertajuk Tutur Tumurun yang dipentaskan di Panggung Ridging Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Selasa (20/8) menjadi puncak dari upaya pengarsipan cerita rakyat atau folklor di Jogja yang diinisiasi oleh TBY.
ADVERTISEMENT
Upaya ini dimulai dengan adanya Sayembara Cerpen Folklor Tutur Tumurun sejak 20 Mei hingga 19 Juni lalu. Ada 70 karya cerpen yang masuk, dan dikurasi menjadi 20 karya terpilih untuk diterbitkan dalam bentuk antologi cerpen.
Antologi cerpen itu diterbitkan pada Pesta Cerita 2024, sekaligus mengumumkan nama 5 besar yang meraih hadiah berupa piala dan uang pembinaan dari pihak TBY.
Para peraih posisi 5 besar di Sayembara Cerpen Folklor Tutur Tumurun. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Cerita-cerita yang diangkat adalah legenda, mitos, kepercayaan, yang dituturkan secara turun temurun melalui dongeng dan kisah mulut ke mulut. Ada kisah Pantai Selatan, Gunung Kidul, dan juga tentang perkotaan Jogja.
Pihak TBY berharap, arsip cerpen ini dapat menelurkan kisah-kisah kreatif lainnya yang berkaitan dengan kebudayaan lokal Jogja. Jadi, cerita rakyat tak lagi didongengkan secara kuno, namun sesuai dengan sudut pandang generasi masa kini.
ADVERTISEMENT
"Harapan kami dari diterbitkannya antologi cerpen Tutur Tumurun menjadi bagian penting pencatatan aktivitas seni budaya yang terus digali dan ditumbuh kembangkan," ucap Kepala TBY, Titut Purwiati saat sambutan di Pesta Cerita 2024, Selasa (20/8).
Kepala TBY, Titut Purwiati (kedua dari kiri), berfoto bersama para pemenang Sayembara Cerpen Folklor Tutur Tumurun. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Pengarsipan ini diharapkan mampu menjadi sebuah akar yang kuat bagi berkembangnya peradaban di Jogja. Masyarakat dapat terus memahami dari mana mereka berasal dan mematuhi nilai-nilai sosial yang penting bagi kehidupan di Jogja.
"Seluruh peradaban yang berkembang pada saat ini, semuanya memiliki akar. Jadi mengapa negara yang menghargai akar itu menjadi negara yang kuat. Kita tidak mungkin menata satu peradaban utuh tanpa landasan yang kokoh," jelas Juri Sayembara Tutur Tumurun, Joni Ariadinata.
Sastrawan dan Juri Sayembara Cerpen Folklor Tutur Tumurun, Joni Ariadinata. Foto: Nawalre Bujanadi/Pandangan Jogja
Aktor Landung Simatupang juga tampil pada acara ini dengan membawakan sebuah cerpen terpilih dari buku antologi Tutur Tumurun. Dia berkolaborasi dengan seorang komponis, Bagus Mazasupa.
ADVERTISEMENT
"Folklor di Jogja sangat banyak, dan di event seperti inj para penulis muda dibimbing untuk menggali folklor dan mewujudkannya menjadi karya baru, ini sangat keren. Semoga terus berlanjut karena banyak sekali folklor di Jogja, ucapnya.
Kemudian, Pesta Cerita 2024 ditutup dengan penampilan beberapa kelompok musik dan kesenian seperti Jejak Imaji x Juni, Sanggar Sotya Manunggal, Kopibasi, dan Rubah dari Selatan.