news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prabowo Bagi-bagi Keris, Ini Keris Pertama untuk Jadi Lelaki Sejati

Konten Media Partner
17 Januari 2022 20:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Sanggar Keris Mataraman, Nurjianto, memegang sebilah keris luk 3. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Sanggar Keris Mataraman, Nurjianto, memegang sebilah keris luk 3. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, memberikan keris kepada sejumlah tokoh senior TNI ketika menyambangi kantor Menhan dalam rangka Focus Group Discussion (FGD) yang membahas Lingkungan Strategis dan Kontijensi Ancaman, Senin (10/1). Sejumlah tokoh yang diundang dalam pertemuan tersebut di antaranya mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, mantan Gubernur Lemhanas Jenderal (Purn) Agum Gumelar, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Endriartono Sutarto, serta eks Panglima TNI Laksamana TNI (Purn) Widodo Adi Sucipto.
ADVERTISEMENT
Setelah pertemuan yang berlangsung secara tertutup itu, Prabowo sebagai tuan rumah kemudian memberikan keris berwarna emas kepada para tamunya sebagai cendera mata.
“Keris simbol senjata tradisional kebanggaan Indonesia, simbol pertahanan, dengan falsafah yang kuat di dalamnya,” kata Juru Bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, seperti dikutip dari Kumparan News, Rabu (12/1).
Keris memang jadi salah satu benda yang dianggap sakral dalam masyarakat Jawa. Bahkan, keris atau yang dalam bahasa Jawa disebut curiga, jadi salah satu hal yang mesti dimiliki untuk menjadi pria sejati selain wisma (rumah), wanita (istri), turangga (kuda atau kendaraan), dan kukila (burung).
Dalam budaya Jawa, keris bukan sekadar senjata atau alat untuk gagah-gagahan. Lebih dari itu, keris atau curiga merupakan pedoman atau pegangan hidup seorang lelaki. Itu mengapa, keris tidak disebut sebagai senjata, melainkan sebagai pusaka. Tapi, keris seperti apa yang mesti dimiliki pertama kali oleh seorang laki-laki? Maklum, tak banyak laki-laki bahkan laki-laki Jawa yang pada hari ini sudah memiliki keris.
ADVERTISEMENT
Ketua Sanggar Keris Mataraman, Nurjianto, mengatakan bahwa keris pertama yang semestinya dimiliki oleh seorang laki-laki adalah keris jenis jangkung luk 3.
Dalam bahasa Jawa, jangkung berasal dari kata jongkone langkung, yang bermakna menjangkau sebuah harapan dan cita-cita seorang pemuda untuk mengarungi perjalanan hidup yang masih sangat panjang.
“Jadi harapannya semua harapan dan cita-citanya dapat terwujud,” ujar Nurjianto ketika dihubungi, Kamis (13/1).
Keris jangkung luk 3. Foto: Istimewa
Keris jangkung yang memiliki luk 3 juga bermakna sebagai awal dari sebuah karier seorang pemuda yang menjelang dewasa. Luk 3 adalah jumlah luk paling kecil, selain luk 3 ada juga keris dengan luk 5, 7, 9, 11, hingga 13. Karena itu, keris jangkung luk 3 dimaknai sebagai awal perjalanan seorang laki-laki yang beranjak dewasa.
ADVERTISEMENT
“Jangkung dengan luk 3 itu mewakili harapan-harapan dari pemilik keris tersebut. Jadi untuk pemula, yang baik memang keris jangkung itu,” lanjutnya.
Keris jangkung luk 3 ini sangat disarankan untuk anak laki-laki yang baru saja akil balig. Di dalam budaya masyarakat Jawa, anak laki-laki yang telah akil balig biasanya akan dibuatkan atau dipesankan keris jangkung luk 3 ini orangtuanya.
Untuk motif ukirannya sendiri tidak ada aturan khusus. Misalnya, anak laki-laki yang berasal dari keluarga berada akan dibuatkan keris dengan ukiran atau tinatah dari emas dan sebagainya. Namun, itu hanya untuk menunjukkan kasta atau latar belakang orang tersebut.
“Secara makna tidak jauh berbeda, hanya untuk menunjukkan latar belakangnya saja,” ujarnya.
Meski begitu, jikapun seseorang salah memilih keris, menurut Nurjianto tidak ada konsekuensi khusus yang akan terjadi. Seperti halnya seseorang yang salah membeli motor, maka dia tidak akan mengalami sesuatu yang buruk. Paling, dia hanya tidak bisa mengoptimalkan fungsi yang ada pada sepeda motor itu.
ADVERTISEMENT
Begitupun jika seseorang salah memilih keris. Konsekuensinya hanya dia tidak akan bisa mengoptimalkan fungsi dan spirit yang dimiliki oleh keris tersebut. Berbeda jika orang tersebut memilih keris yang tepat dan memahami keris yang dia miliki, maka dia akan bisa memaknai dan mencerna nilai-nilai filosofi yang terkandung di dalam kerisnya.
“Tidak ada konsekuensi tersendiri jika seseorang salah memilih keris, bebas-bebas saja. Tapi kan ada tahapan-tahapan atau runtutan dalam memiliki keris, alangkah baiknya mengikuti tahapan itu,” ujar Nurjianto.
Sementara itu, dikutip dari kanal YouTube Pringgon Channel dalam video yang berjudul “Perkutut Bertuah dan Keris Pertama Kali yang Sebaiknya Dimiliki”, disebutkan bahwa keris pertama yang sebaiknya dimiliki adalah Keris Tilam Upih, sebuah keris lurus sederhana dengan gandik yang polos.
ADVERTISEMENT
Makna simbolik dapur Tilam Upih dalam terminologi Jawa berarti tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk tidur. Keris Tilam Upih dimaknai sebagai ketentraman keluarga atau rumah tangga, karena itu keris ini juga banyak diwariskan secara turun temurun. Hal ini menunjukkan adanya harapan para sesepuh keluarga agar anak cucunya dapat memperoleh ketentraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.
“Para orangtua zaman dulu memberikan keris dapur Tilam Upih kepada anaknya setelah menikah. Artinya orangtua mendoakan anaknya agar hidup rumah tangganya baik, mulia, dan berkecukupan,” kata video tersebut.
Keris Tilam Upih juga disebut-sebut sebagai ibu dari semua keris. Konon, Sunan Kalijaga pernah menyarankan kepada para pengikutnya bahwa keris pertama yang harus dimiliki adalah keris Tilam Upih ini.
ADVERTISEMENT