Prambanan Jazz 2023 Targetkan Putaran Uang Rp 300 Miliar dalam 6 Hari di Yogya

Konten Media Partner
22 Desember 2022 13:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ari Lasso saat tampil di Prambanan Jazz Festival 2019. Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ari Lasso saat tampil di Prambanan Jazz Festival 2019. Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
ADVERTISEMENT
Prambanan Jazz Festival (PJF) akan kembali digelar pada pertengahan 2023 mendatang selama 6 hari, yakni tanggal 7,8,9,14,15, dan 16 Juli 2023. Total aka nada 60 musisi yang tampil di PJF 2023, dengan 9 di antaranya merupakan musisi internasional.
ADVERTISEMENT
Pendiri Rajawali Indonesia, yang merupakan promotor PJF, Anas Syahrul Alimi, optimis jika tahun depan PJF dapat menjadi salah satu pendorong perekonomian yang penting di Yogya. Dia bahkan optimis putaran uang di Yogya yang didorong oleh Prambanan Jazz saja bisa mencapai ratusan miliar.
Optimisme ini bukan tanpa alasan, sebab hasil survei yang pernah dilakukan oleh Jogja Festival pada 2019 menurut Anas menunjukkan bahwa Prambanan Jazz telah memberikan dampak ekonomi yang sangat besar.
“Tahun 2019 itu dari 75.000 orang, uang yang berputar di Jogja itu hampir Rp 800 miliar selama tiga hari,” kata Anas Syahrul Alimi dalam konferensi pers Prambanan Jazz 2023, Rabu (21/12).
Putaran uang itu didorong oleh beberapa komponen, mulai dari penjualan tiket konser, tiket pesawat, hotel, kuliner, oleh-oleh, sewa mobil, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Itu kalau average kita hitung per orang Rp 10 juta, dan itu pasti lebih, sekitar Rp 800 miliar uang berputar di Jogja selama Prambanan Jazz 2019,” lanjutnya.
Konferensi pers Prambanan Jazz Festival 2023. Foto: Widi RH Pradana
Pada gelaran PJF 2023, penyelenggara hanya menargetkan total 30.000 orang penonton saja. Sebab, mereka membatasi jumlah penonton tiap harinya hanya 5.000 orang saja. Dengan target jumlah penonton sebanyak 30.000 orang, maka dalam 6 hari perkiraan uang yang berputar di Yogya selama PJF 2023 mencapai Rp 300 miliar.
“Itu kalau masih pakai angka average Rp 10 juta per orang, kemungkinan tahun depan lebih besar karena harga tiketnya sendiri kan agak lebih mahal. Tapi kalau Rp 10 juta saja mungkin uang yang berputar ya sekitar Rp 300 miliar selama Prambanan Jazz,” kata Anas.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Anas mengatakan bahwa Prambanan Jazz memang ingin tidak sekadar menjadi konser musik saja, tapi bisa membangun ekosistem music tourism. Dengan begitu, Prambanan Jazz bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor lain.
Dengan digelar selama enam hari yang dibagi dalam dua akhir pekan, harapannya Prambanan Jazz bisa ikut membantu pemerintah dalam mendatangkan wisatawan ke Yogya.
“Sehingga banyak duit yang selama ini berputar di luar kota bisa ke Jogja,” ujarnya.