news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Puluhan Burung Kuntul di Hutan Mangrove Baros, Bantul, Mati Massal Tiba-tiba

Konten Media Partner
23 Februari 2021 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kuntul kerbau. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kuntul kerbau. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Puluhan burung kuntul kerbau di kawasan Hutan Mangrove Baros, Tirtohargo, Kretek, Bantul, mengalami kematian massal dalam beberapa hari terakhir. Sampai sekarang, belum diketahui apa penyebab pasti kematian massal puluhan burung kuntul kerbau tersebut.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Seksi Konservasi Karang Taruna Unit Keluarga Pemuda/Pemudi Baros (kP2B) Tirtohargo, Wawan Widia Ardi Susanto, sebagian besar burung kuntul kerbau yang mati adalah yang berusia remaja. Belum diketahui apa penyebab pastinya, tapi menurutnya burung-burung itu jatuh dari sarangnya lalu kelaparan hingga akhirnya mati.
“Jadi induknya kan juga enggak tahu kalau anaknya jatuh, terus kelaparan sampai mati. Jadi enggak tiba-tiba jatuh terus mati,” kata Wawan ketika dihubungi, Selasa (23/2).
Tapi belum diketahui juga kenapa tiba-tiba banyak kuntul kerbau yang tiba-tiba jatuh dari sarangnya secara bersamaan. Sampai saat ini, jatuhnya kuntul-kuntul remaja dari sarangnya masih terus terjadi.
“Yang bisa kami lakukan ya selamatkan yang masih hidup, kita kasih makan biar enggak mati,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya juga telah menghubungi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) DIY.
Penampakan puluhan burung kuntul yang mati tiba-tiba di hutan mangrove, Bantul. Foto: Dokumen Karang Taruna Unit Keluarga Pemuda/Pemudi Baros (kP2B) Tirtohargo.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Balai KSDA DIY, Muhammad Wahyudi, mengatakan bahwa Balai KSDA sudah langsung membentuk tim khusus untuk melakukan investigasi kematian massal burung-burung kuntul di pantai Baros tersebut.
“Tim ini ada empat orang, ada dokter hewannya, ada PEH (pengendali ekosistem hutan), ada polhutnya,” kata Wahyudi ketika dihubungi.
Investigasi dilakukan dengan mewawancarai masyarakat setempat terkait gejala-gejala yang dialami oleh burung-burung kuntul di Baros, sebab sebelumnya sempat beredar kabar bahwa ada jenis burung lain yang juga mengalami hal serupa. Selain itu, tim juga bertugas untuk mengambil sampel burung kuntul untuk diuji di laboratorium supaya bisa diketahui apakah mereka menderita penyakit tertentu atau tidak.
ADVERTISEMENT
“Sampel yang diambil itu yang baru mati atau yang belum mati, sebab kalau yang matinya sudah lama ndak bisa karena sel-selnya sudah rusak,” lanjutnya.
Penampakan puluhan burung kuntul yang mati tiba-tiba di hutan mangrove, Bantul. Foto: Dokumen Karang Taruna Unit Keluarga Pemuda/Pemudi Baros (kP2B) Tirtohargo.
Sampel ini kemudian dibawa ke laboratorium yang ada di Balai Besar Veteriner Wates, Kulon Progo. Melalui uji lab ini, baru nantinya bisa diketahui apakah ada penyakit tertentu yang menyerang kawanan kuntul kerbau di pantai Baros.
“Hasilnya mungkin tiga harian, kalau flu burung bisa langsung diketahui,” ujarnya.
Menurut dia, dalam lima tahun terakhir baru kali ini terjadi kematian massal pada satwa di kawasan DIY. Saat ini, Balai KSDA masih menunggu hasil investigasi dan uji laboratorium untuk melakukan tindakan berikutnya.
“Kita usahakan sesegera mungkin supaya segera bisa ditangani sehingga tidak semakin banyak yang mati,” kata Muhammad Wahyudi. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT