Putaran Uang dari Kedai Kopi di Yogya Diperkirakan Capai Rp 700 Miliar per Tahun

Konten Media Partner
3 September 2022 14:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barista Dongeng Kopi Jogja (DKJ) melayani pesanan pelanggan. Foto: Dok. Dongeng Kopi Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Barista Dongeng Kopi Jogja (DKJ) melayani pesanan pelanggan. Foto: Dok. Dongeng Kopi Jogja
ADVERTISEMENT
Kedai kopi memiliki peran penting dalam perputaran ekonomi di Yogyakarta. Menjadi salah satu kota dengan kedai kopi terpadat di Indonesia, putaran uang dari kedai kopi di Yogyakarta diperkirakan mencapai sekitar Rp 700 miliar per tahun.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Ketua Panitia Jogja Coffee Week #2 2022 sekaligus Direktur Medialink, Rahadi Sapta Abra. Dengan perputaran uang sebesar itu, membuat kedai-kedai kopi di Yogyakarta memberikan kontribusi ekonomi yang penting untuk Yogya.
“Saat ini ada sekitar 3.000 kedai kopi di Yogyakarta, ke depan diprediksi akan terus bertambah sehingga perputaran uangnya pun akan semakin besar,” kata Rahadi saat ditemui di acara pembukaan JCW #2, Jumat (2/9).
Kru Dongeng Kopi Jogja (DKJ), salah satu kedai kopi modern di Yogya yang telah berusia 9 tahun, berfoto bersama. Foto: Dok. DKJ
Tak hanya sebagai pemicu perputaran uang di Yogyakarta, Rahadi optimis dengan banyaknya kedai kopi di Yogyakarta ini bisa membuat Yogya menjadi salah satu kota penting dalam peta perkopian global.
“Enggak muluk-muluk kalau kita punya visi untuk bisa sejajar dengan Helsinki, Roma, Melbourne, Amsterdam, dan Tokyo,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Rahadi makin optimis karena tahun ini kegiatan kampus mulai kembali normal, mahasiswa-mahasiswa yang selama dua tahun tinggal di daerahnya masing-masing karena pandemi akan membuat perputaran uang semakin besar. Pasalnya, selama ini konsumen kedai kopi terbesar di Yogyakarta berasal dari kalangan mahasiswa.
“Sekarang kan mereka nongkrong, diskusi, ngerjain tugas, pasti di kafe,” ujar Rahadi.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo. Foto: Widi Erha Pradana
Hal sama disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo. Menurutnya, konsumen kopi terbesar di Yogya memang kalangan mahasiswa. Karena itu, dia yakin bisnis kopi di Yogya akan semakin menjanjikan ke depan setelah kegiatan perkuliahan kembali normal.
Apalagi selama dua tahun pandemi, ketika sebagian besar dunia bisnis mengalami keterpurukan, dunia bisnis kopi di Yogya justru tumbuh dan terus berkembang. Meski tak ada mahasiswa dan banyak berbagai pembatasan, namun bisnis kopi terus tumbuh karena didukung oleh layanan penjualan online.
ADVERTISEMENT
“Sekarang minum kopi kan sudah jadi gaya hidup, banyak orang yang enggak bisa kerja kalau enggak minum kopi, jadi walaupun orang-orang kerja di rumah, tapi mereka sekarang kan bisa beli kopi lewat online,” kata Singgih Raharjo.
Selain itu, sektor pariwisata yang juga mulai bergeliat menurut dia juga akan menjadi pangsa pasar yang penting bagi bisnis-bisnis kedai kopi yang ada di Yogyakarta. Apalagi sekarang semakin banyak inovasi-inovasi kedai kopi yang estetik sehingga memiliki daya tarik yang lebih besar untuk para wisatawan,
“Sehingga bisnis kopi ini akan sangat mendukung pertumbuhan sektor ekonomi sekaligus pariwisata,” ujarnya.