Rahasia Empuk Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng: Rebus Pakai Rempah Nusantara

Konten Media Partner
2 Juni 2024 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Host program "Diundang Makan" Pandangan Jogja sedang menjajal hidangan di Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng Jalan Godean. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Host program "Diundang Makan" Pandangan Jogja sedang menjajal hidangan di Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng Jalan Godean. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng kini sudah memiliki 17 outlet di Indonesia yang tersebar di Jogja sebanyak 4 cabang, Malang 4, Lampung 2, Padang 1, Medan 3, Depok 1, Kelapa Dua 1, dan Makassar 1 cabang.
ADVERTISEMENT
Restoran Bebek Goreng H. Slamet merupakan brand legendaris bebek goreng di Indonesia yang sudah ada sejak 1986. Baru pada 2008, manajemen Waroeng Steak menaunginya dan menggunakan nama Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng.
Sukses membuka cabang begitu banyak, ternyata ada satu teknik memasak rahasia yang dikerjakan secara konsisten oleh manajemen Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng. Yakni, teknik andalan untuk membuat sajian bebeknya menjadi empuk dan memiliki cita rasa khas.
Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
General Manager CV. Bebek Waroeng Group Indonesia, Heri Setiawan menyingkap sedikit rahasia Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng untuk mendapatkan legit bebek yang mereka hidangkan.
Pertama, ia menyampaikan bahwa proses pengolahan bebek di sana harus melewati teknik pengolahan khusus. Salah satunya adalah dengan melewati proses perebusan dengan suhu dan durasi yang telah ditentukan sesuai standar restoran.
ADVERTISEMENT
“Tetap bisa empuk karena proses masaknya dengan suhu dan durasi tertentu. Di sinilah rahasianya. Yakni rahasia pada penanganan bahan baku sejak disembelih hingga proses pengolahannya,” kata Heri kepada Pandangan Jogja, Kamis (29/2).
Rahasia lain untuk menciptakan cita rasa empuk adalah penggunaan bahan rebusannya. Saat ditanya mengenai apa saja bahannya, Heri menjawab kalau yang digunakan adalah bumbu rempah otentik nusantara.
“Bahannya rempah fresh Nusantara,” jawabnya.
Suasana Bebek Goreng H. Slamet by Warieng Jalan Godean, Sleman. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Heri juga menyebutkan bahwa Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng merebus bebek-bebeknya di satu dapur di tiap wilayah, atau bisa disebut sebagai central kitchen. Hal ini dilakukan agar bebek memiliki cita rasa yang sama saat didistribusikan ke tiap outlet.
“Sehingga proses penanganan bahan baku dan pengolahannya standard. Penanganan pas usai disembelih, lalu bagaimana mengolahnya agar bisa empuk, hanya orang-orang tertentu di perusahaan yang tahu,” jelas Heri.
ADVERTISEMENT
“Untuk bebek, value kita di rasa, di produk itu sendiri. Jadi ini adalah suatu nilai plus di tempat kami, dan terkait produk akan terus dipertahankan baik itu dari segi prosesnya, cara pengolahan, dan proses penyajian juga tetap dipertahankan,” sambungnya.
Para pelanggan Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng Jalan Godean. Foto: Arif UT / Pandangan Jogja
Selain bebek, yang tidak kalah penting di Bebek Goreng H. Slamet adalah sambal koreknya yang terbuat dari bawang putih dan cabai rawit lalu disiram dengan minyak goreng panas Sambal ini sudah dipertahankan sejak dulu, selain juga ada sambal terasi dan sambal pecak.
“Semua dilakukan manual, ada proses blender tapi hanya sedikit, blender kasar saja. Proses selanjutnya tetap menggunakan ulekan tangan secara manjual,” kata Heri.
Memastikan pedasnya sambal korek konsisten meski dikerjakan manual, tentunya bahan baku harus benar-benar sesuai, kemudian proses pengerjaan sesuai dengan SOP dan instruksi kerja.
ADVERTISEMENT
“Meski cabai mahal tetap kita tidak menurunkan kualitas cabai, tetap dengan komposisi yang sama dan standar bahan baku yang sama, tidak ada yang dikurangi,” ujar Heri Setiawan.