Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten Media Partner
Sebulan Berjalan, Sensus Burung Air Asia di Indonesia Temukan Spesies Langka
30 Januari 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Asian Waterbird Census (AWC) atau Sensus Burung Air Asia 2023 sudah dimulai sejak awal Januari, dan akan berlangsung hingga akhir Februari mendatang. Sebulan berjalan, AWC 2023 sudah berhasil mendata spesies-spesies burung air langka yang selama ini jarang terekam.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Pelaksana AWC Indonesia, Ragil Satriyo Gumilang. Salah satu jenis burung yang telah dilaporkan dalam AWC 2023 ini adalah bangau sandang-lawe (Ciconia episcopus) yang selama ini jarang terekam oleh peneliti.
“Itu ada dari Mentawai. Yang menarik lagi ada cikalang christmas (Fregata andrewsi), itu juga dilaporkan oleh teman-teman yang melakukan pengamatan di Teluk Jakarta,” kata Ragil saat dihubungi, Senin (30/1).
Selain itu dilaporkan burung-burung yang statusnya terancam punah di beberapa lokasi penting yang ada di Indonesia. Misalnya bangau bluwok atau Mycteria cinerea dan bangau tongtong atau Leptoptilos javanicus yang statusnya cukup langka.
“Beberapa jenis itu kan sudah cukup langka statusnya, tapi beberapa teman sudah melaporkan menjumpai burung-burung tersebut,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Dengan sisa waktu sekitar sebulan, Ragil berharap jumlah spesies burung air terutama yang mulai langka ini akan semakin banyak dijumpai dalam AWC 2023.
Sebagai informasi AWC merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global. Di Indonesia, salah satu tujuan AWC menurut Ragil adalah untuk mendukung pemutakhiran data serta peningkatan kapasitas dan penyadartahuan publik tentang nilai penting burung air dan habitatnya di Indonesia.
Data yang dihasilkan nantinya akan digunakan sebagai rujukan estimasi populasi burung air secara global maupun untuk keperluan pengelolaan di tingkat nasional atau lokal.
Untuk lokasi pengamatan, menurut Ragil AWC bisa dilakukan di semua tempat di Indonesia yang menjadi habitat burung air. Biasanya, burung air lebih banyak dijumpai di lahan basah baik alami maupun buatan termasuk sungai, danau, kolam, tambak, pantai atau pesisir, mangrove, rawa gambut, sawah, hingga tempat pembuangan limbah.
ADVERTISEMENT
“Untuk jenis burung yang diamati adalah semua jenis burung air di alam liar, mulai dari kelompok kuntul, cangak, bangau, kowak, bebek, ayam-ayaman, pecuk, pecuk ular, burung pantai, pelican, camar, tikusan, blekok, dan burung air lainnya,” kata Ragil Satriyo Gumilang.
Pengamatan ini dilakukan secara rutin di seluruh dunia, pada 2023 ini sensus burung air dilaksanakan pada Januari sampai Februari. Sensus burung ini juga terbuka untuk umum, bisa diikuti oleh semua orang dan terbuka sampai 28 Februari mendatang.