Sempat Sengat Belasan Pengunjung, Ubur-ubur di Gunungkidul Tiba-tiba Menghilang

Konten Media Partner
15 Juli 2022 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musim blooming ubur-ubur di Pantai Parangtritis beberapa waktu lalu. Foto: Dokumen Tri Maharani
zoom-in-whitePerbesar
Musim blooming ubur-ubur di Pantai Parangtritis beberapa waktu lalu. Foto: Dokumen Tri Maharani
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan terakhir, kawanan ubur-ubur kembali mendarat di sepanjang pantai selatan Gunungkidul. Tahun ini, paling tidak sudah tercatat ada 16 pengunjung pantai yang disengat oleh ubur-ubur atau yang dikenal oleh warga setempat dengan nama impes.
ADVERTISEMENT
Namun, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah 2 DIY, Marjono, mengatakan bahwa situasi terkini tiba-tiba kawanan ubur-ubur tersebut sudah tidak ditemukan lagi di sepanjang pantai.
“Kondisi terkini, untuk sementara ubur-ubur sudah tidak ditemukan lagi,” kata Marjono saat dikonfirmasi, Jumat (15/7).
Berdasarkan pantauan Tim SAR Satlinmas Wilayah 2 DIY, hilangnya ubur-ubur dari kawasan pantai Gunungkidul sudah terjadi selama dua hari, sejak Rabu hingga Jumat.
Menurutnya, hilangnya ubur-ubur dari pantai di Gunungkidul ini disebabkan oleh intensitas hujan yang lebih tinggi di kawasan pantai beberapa waktu terakhir. Tingginya intensitas hujan membuat suhu di sekitar pantai menjadi lebih dingin.
“Jadi mereka pergi ke tempat yang suhunya lebih hangat,” ujarnya.
Meski begitu, pengunjung tetap diminta untuk tetap waspada. Pasalnya, ancaman sengatan ubur-ubur menurutnya tidak benar-benar hilang.
ADVERTISEMENT
“Nanti kalau panas biasanya akan muncul lagi, jadi migrasinya hanya sementara saja,” lanjutnya.
Sengatan ubur-ubur memang sudah menjadi fenomena tahunan yang terjadi di pantai Gunungkidul, terutama antara bulan Mei sampai Agustus. Pada bulan-bulan tersebut, suhu permukaan air di tengah laut mengalami perubahan menjadi lebih dingin. Hal itu membuat kawanan ubur-ubur mesti bermigrasi ke tempat yang lebih hangat, yakni di tepi pantai.
Permasalahannya, selain jumlahnya mencapai ribuan, ketika berada di pantai ubur-ubur juga sangat mudah dipegang oleh manusia karena dia tidak memiliki alat gerak seperti ikan untuk menghindari manusia. Terlebih bentuknya yang lucu kerap kali membuat anak-anak penasaran dan ingin memegangnya.
“Hal itu membuat banyak kasus anak-anak yang disengat oleh ubur-ubur,” kata Marjono.
ADVERTISEMENT
Adapun gejala yang ditimbulkan dari sengatan ubur-ubur ini bervariasi, mulai dari gejala paling ringan yakni gatal-gatal di lokasi sengatan, rasa panas yang hebat, sesak napas, bahkan hingga pingsan.
Selain mengimbau kepada para wisatawan untuk berhati-hati, tim SAR menurutnya juga telah menyediakan berbagai jenis obat untuk memberikan pertolongan pertama jika ada wisatawan yang tersengat ubur-ubur lagi