Sepasang Pohon Keramat Berhantu Berumur Ratusan Tahun di Tengah Makam Bantul

Konten Media Partner
27 Oktober 2023 10:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu pohon randu alas keramat yang kini masih hidup di makam Dusun Kauman, Pleret, Bantul. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu pohon randu alas keramat yang kini masih hidup di makam Dusun Kauman, Pleret, Bantul. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti malam-malam biasanya, Miranda banyak mengobrol di teras rumahnya bersama sang suami. Apalagi beberapa pekan terakhir udara di Yogya rasanya sangat gerah, bahkan saat malam hari.
ADVERTISEMENT
Rumah Miranda ada di Dusun Kauman, Kalurahan Pleret, Bantul, menghadap sebuah tempat pemakaman umum (TPU) yang hanya dipisahkan oleh jalan kampung. Di makam itu ada sepasang pohon randu alas tua yang selama ini dikeramatkan oleh masyarakat setempat. Lingkar batangnya tak kurang dari lima dekapan orang dewasa.
Kamis, 12 Oktober, malam belum terlalu larut, baru sekitar pukul 19.00 WIB saat Miranda yang sedang duduk berdua dengan suaminya melihat sebuah bola api di makam depan rumahnya. Bola api itu tiba-tiba menyambar salah satu pohon randu alas keramat itu.
Hanya dalam 15 menit, api telah merambat ke semua bagian pohon. Api itu baru bisa dipadamkan sekitar tiga jam, setelah menghanguskan semua bagian pohon dan menyisakan sedikit bagian batang yang sudah jadi arang.
ADVERTISEMENT
“Saya sampai mengira, apa itu hantu ya,” kata Miranda saat ditemui pada siang harinya, Jumat (13/10).
Batang randu alas di Makam Kauman, Pleret, yang sudah menjadi arang karena hangus terbakar. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Pikiran-pikiran liar Miranda bukan tanpa alasan. Tahun lalu, Miranda yang bekerja sebagai seorang penyanyi baru pulang pada tengah malam. Sampai di dekat rumah, ia melihat banyak orang di tengah makam itu mengenakan seragam ala prajurit. Tak terhitung jumlahnya, yang Miranda ingat saat itu suasananya sangat ramai.
Ia berpikir, saat itu memang ada acara yang diadakan pemerintah, mengingat lokasi itu merupakan kawasan cagar budaya. Miranda tak ambil pusing. Sampai salah satu saudaranya mengatakan bahwa tak ada acara apapun yang sedang berlangsung di tempat pemakaman tersebut.
“Saya langsung gemetaran. Katanya itu perkenalan, soalnya saya baru pindah ke sini,” kenangnya.
ADVERTISEMENT
Hantu-Hantu Usil di Randu Alas Keramat
Pohon randu alas di Makam Kauman, Pleret, yang dulu berpasangan kini tinggal sendirian. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
“Memang pohon randu alas itu betul-betul angker,” kata Murdiyanto, Dukuh Kauman, Pleret, saat ditemui Pandangan Jogja.
Salah satu cerita horor yang paling legendaris adalah cerita tentang seorang tukang becak yang pada dini hari menjelang subuh mendapatkan penumpang seorang perempuan cantik mengenakan pakaian hitam. Perempuan itu minta diantar ke pasar.
Setelah sampai, perempuan itu lalu membayar tukang becak tersebut dengan uang yang sangat banyak. Namun ternyata uang itu berubah menjadi daun kering. Dan tukang becak itu baru sadar bahwa lokasi pasar tempatnya mengantar penumpang adalah makam.
Ada juga kisah penjual bakso yang dagangannya laris. Banyak sekali orang yang membeli dagangannya, sampai tiba-tiba ia sadar jika ia sedang berada di tengah makam.
ADVERTISEMENT
Yang paling sering terjadi adalah adanya orang luar kampung yang dibuat kesasar saat masuk area tersebut. Saat hendak pulang, mereka ternyata hanya berputar-putar di tempat yang sama.
“Terus nanti mereka datang ke tempat saya, saya antar keluar baru bisa pulang,” ujarnya.
Kepala Dusun Kauman, Pleret, Bantul, Murdiyanto. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Kejadian mistik juga terjadi saat lokasi tersebut digunakan sebagai tempat syuting sebuah film. Saat itu, ada lima aktor yang sedang akting. Tapi, di kamera terlihat ada satu aktor yang tak satu kru pun kenal. Sosok itu juga hanya menundukkan kepala tanpa mau menunjukkan mukanya.
Saat syuting film yang sama, seekor kuda yang mestinya masuk ke area tersebut juga selalu berhenti dan tidak mau berjalan memasuki area makam.
“Terus kudanya dibawa ke tempat saya, sama bapak saya dikasih air kakinya empat-empatnya, habis itu langsung biasa saja,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, ada kejadian lain yang sempat membuat warga dusun geger. Saat itu Murdiyanto dengan beberapa warga sedang ronda, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Tiba-tiba, mereka melihat seorang remaja berlari dari tengah makam sambil berteriak.
Pohon randu alas keramat di Makam Kauman, Pleret, yang kini tinggal sendirian. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Anak itu mengaku awalnya dia sedang menonton konser dangdut di Kedaton, Pleret, tak jauh dari makam itu. Di tengah acara, ia merasa mengantuk, lalu tidur di bawah panggung. Namun saat terbangun tiba-tiba dia sudah berada di tengah makam, di bawah pohon randu alas keramat itu.
“Ternyata dia yang awalnya tidur di bawah panggung, dipindah ke tengah makam,” ujarnya.
Masih banyak lagi kisah-kisah mistis tentang makam dan sepasang pohon keramat tersebut yang diceritakan Murdiyanto. Salah satunya adalah ditemukannya sebilah keris pusaka, yang diperkirakan dibuat pada masa Kerajaan Mataram Islam.
ADVERTISEMENT
“Sekarang kerisnya ada di Museum Pleret,” kata Murdiyanto.
Berdampingan Sejak Mataram Islam
Situs Pleret, sisa keraton kerajaan Mataram Islam yang berada tepat di samping Makam Kauman, Pleret. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Murdiyanto tak tahu persis kapan sepasang pohon itu ditanam. Begitu juga dengan bapak, kakek, atau buyutnya yang pernah ia tanya. Jawaban mereka sama, “waktu saya masih kecil, randu alas ini sudah sebesar ini”.
“Yang jelas sejak Mataram Islam, sudah lama sekali,” kata Murdiyanto.
Jika benar yang dia sampaikan, artinya sepasang randu alas di makam Dusun Kauman ini sudah berusia 300 sampai 400 tahun, atau mungkin lebih.
Karena sejak dulu berdampingan, warga pun meyakini jika dua pohon randu alas itu merupakan pasangan suami dan istri. Hingga sekitar tahun 2013, salah satu pohon tersebut tersambar petir, lalu mati. Namun, pohon yang tersambar petir itu masih tetap berdiri, hingga pada 12 Oktober 2023, api melalapnya tanpa sisa.
ADVERTISEMENT
“Konon pohon itu laki-laki sama perempuan, sepasang. Yang mati itu yang laki-laki, suaminya,” jelasnya.
Pohon randu alas lain di Makam Karet, Pleret, sekitar 1 kilometer di selatan Makam Kauman dan diyakini masih memiliki hubungan satu sama lain. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Kini, hanya tersisa satu pohon randu alas keramat di makam itu, yang diyakini sebagai sang istri. Pohon ini sejak dulu sampai sekarang menjadi penanda petani dalam bercocok tanam. Saat musim kemarau, daun-daunnya akan rontok sampai habis. Menjelang musim penghujan, daunnya akan mulai bersemi.
“Kalau daunnya sudah bersemi banyak, petani baru berani nebar benih. Kalau masih sedikit seperti sekarang, belum berani. Kayaknya hujannya masih lama,” ujarnya.
Sekitar 1 kilometer, lurus di sebelah selatan makam Dusun Kauman ini, juga terdapat satu pohon randu alas tua. Pohon randu alas ini tumbuh di makam Dusun Karet. Konon, pohon randu alas ini juga masih memiliki hubungan dengan pohon randu alas di Makam Kauman.
ADVERTISEMENT
“Yang di Makam Karet itu katanya anaknya, karena yang di sini suami-istri. Ini yang diceritakan orang-orang tua dari dulu,” kata Murdiyanto.