Skandal Seks, Dinamit Penghancur Kredibilitas Nobel Sastra

Konten dari Pengguna
16 April 2018 9:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Foto : Svenskaakademien.se )
pandangan jogja - Akademi Swedia, lembaga pemilih pemenang Hadiah Nobel dalam bidang sastra kredibilitasnya sedang berada di titik terendah, digelimpangkan oleh skandal seks yang menjijikkan.
ADVERTISEMENT
Didirikan pada 1786 oleh Raja Gustaf III untuk memajukan bahasa Swedia dan sastra Swedia, akademi menerima mandat Yayasan Nobel untuk memilih pemenang hadiah Nobel Sastra sejak 1901. Hadiah Nobel sebesar 1 juta dollar AS adalah hadiah terbesar yang bisa diterima seorang profesional di seluruh dunia dari lembaga independen pemberi penghargaan.
Akademi Swedia telah berusia 232 tahun dan hampir separuh hidupnya telah menjaga marwah Nobel Sastra dengan aturan-aturan ketat di dalamnya. Anggota akademi berjumlah 18 orang diangkat seumur hidup dan bekerja tanpa digaji dan jika diberhentikan atau mundur tidak akan bisa diganti sebelum ia mati.
Kerahasiaan dan elemen kejutan dari pengumuman hadiah Nobel Sastra mungkin hanya bisa dibandingkan dengan konklaf pemilihan Paus di Vatikan. Jika Vatikan menggunakan asap yang keluar dari cerobong sebagai penanda, maka pengumuman pemenang hadiah Nobel Sastra ditandai dengan Ketua Akademi keluar dari ruang tertutup dimana ratusan wartawan sudah menunggu persis di depan pintu seperti layaknya doorstop wartawan pada narasumber.
ADVERTISEMENT
Segala detil bagaimana keputusan siapa pemenang diambil juga baru akan dibuka 50 tahun kemudian.
Tapi segala upaya menjaga integritas dan aura mitologis Nobel Sastra kini terancam hancur. Berikut kronologis meledaknya dinamit skandal seks di Akademi Swedia.
( Foto : Youtube )
0. Tagar #metoo mengguncang Swedia
Rabu 22 November 2017 harian swedia Dagens Nyheter menurunkan laporan 2912 wanita di industri musik Swedia yang bersaksi tentang situasi di industri musik Swedia terkait pelecehan seksual sebagai bagian dari kampanye #metoo.
1. Pemerkosaan yang mengerikan
Rabu 22 November 2017 di artikel yang berbeda, "Dagens Nyheter" juga menurunkan cerita khusus terkait #metoo yakni tuduhan pelecehan seksual 18 wanita terhadap seorang tokoh sentral dalam lingkup budaya Swedia. Namanya masih disamarkan. Dia adalah direktur artistik klub sastra di pusat Stockholm, dan memiliki hubungan dekat dengan Akademi Swedia, yang setiap tahun memilih pemenang Nobel dalam bidang sastra. Beberapa insiden yang digambarkan telah terjadi di flat milik Akademi Swedia.
ADVERTISEMENT
Cerita pelecehan ditulis blak-blakan, seperti pengakuan seorang pengarang wanita Gabriella Håkansson, yang vaginanya tiba-tiba diobok-obok oleh ‘direktur artistik’ itu dalam sebuah pesta pada tahun 2007. Kekasihnya dan banyak orang lain menjadi saksi peristiwa itu dan kebanyakan hanya menggeleng kepala sementara Gariella menampar ‘sang direktur’ untuk membuatnya pergi.
Seorang pengarang lain, Elise Karlsson diremas bokongnya untuk alasan bahwa ‘sang direktur’ bisa melakukan apapun kepadanya terlebih jika Elise ingin mengembangkan karirnya.
Wanita lain menggambarkan sebuah insiden di flat direktur artistik di distrik Östermalm di Stockholm, setelah dia bertemu dengannya di malam pembukaan.
“Tiba-tiba dia meraih leherku. Dia memelukku dan mendorong kemaluannya begitu jauh ke tenggorokanku rasanya seperti aku tersedak. Saya panik. Dia tidak melepaskannya. Pada akhirnya saya muntah. Lalu dia mendorong saya ke lantai, jadi muntahan saya tidak akan berakhir di seprai. Gerakannya sangat rutin, seperti dia telah melakukan hal yang sama seribu kali. ”
ADVERTISEMENT
Para pekerja di Klub Sastra ‘direktur artistik’ itu juga mengaku mengalami yang sama dan bahkan para pelajar yang belajar menulis di sana pun mengalami pelecehan dan sekolah telah memprotes dan menghentikan kerjasama pelatihan penulisan dengannya.
‘Sang Direktur’ yang dikonfirmasi menolak menjawab pertanyaan reporter "Dagens Nyheter".
Kamis 22 November 2017, pada pembaruan artikel di atas, Dagens Nyheter memuat pernyataan Direktur eksekutif Yayasan Nobel Lars Heikenstein yang menyebut informasi baru tentang direktur artistik adalah "mengerikan".
"Semua orang mengerti bahwa orang ini tidak memiliki suara dalam keputusan tentang siapa yang menerima Hadiah Nobel dalam literatur, tetapi ketika sebuah lembaga yang memilih pemenang Hadiah Nobel berada dalam situasi seperti ini jelas ada risiko bahwa itu mempengaruhi Hadiah Nobel secara negatif, " tulisnya dalam email kepada harian tersebut.
ADVERTISEMENT
Lars Heikenstein juga menulis bahwa ‘direktur artistik’ itu tidak akan menghadiri perjamuan Hadiah Nobel tahun ini.
“Kami telah berhubungan dengan Akademi Swedia tentang kehadiran orang ini selama hari Nobel. Kami telah sepakat bahwa dia tidak akan menghadiri perayaan Nobel. ”
Akademi Swedia mengangkat masalah direktur artistik pada pertemuan formal mereka pada Kamis (23/11) malam. Setelah pertemuan, Ketua Akademi Swedia, Sara Danius mengatakan kepada pers bahwa keputusan telah dibuat untuk memutuskan semua ikatan dengan direktur artistik. Ini berarti klub sastra prestisius yang dijalankan ‘sang direktur’ tidak lagi didanai oleh Akademi.
“Pertemuan kami mengungkap cerita bahwa anggota Akademi, putri anggota, istri anggota, dan staf di kanselir Akademi juga telah mengalami keintiman yang tidak diinginkan dan perlakuan tidak pantas oleh direktur artistik. Pengalaman ini tidak akan muncul jika bukan karena perhatian terbaru mengenai orang ini, ”kata Sara Danius.
ADVERTISEMENT
2. Pembocoran pemenang Nobel Sastra dan Pendanaan Forum
Senin 4 Desember 2017, "Dagens Nyheter" mengungkap pengakuan korban kejahatan seksual ‘sang direktur artistik’ mengenai pembocoran pemenang hadiah nobel sastra oleh ‘sang direktur.’ Tiga wanita korban itu mengatakan bahwa ‘direktur artistik dari Klub’ itu membocorkan nama-nama pemenang Hadiah Nobel kepada mereka sebelumnya. Nama-nama itu Elfriede Jelinek pada tahun 2004, Harold Pinter pada tahun 2005 dan Patrick Modiano pada tahun 2014. Menurut beberapa orang, pria itu juga mengatakan bahwa ia telah terlibat dalam pembocoran hadiah yang diberikan kepada Jean-Marie Gustave Le Clézio pada tahun 2008.
Kemungkinan besar, ‘sang direktur’ mendapatkan informasi itu dari istrinya yang adalah anggota akademi. Pembocoran dilakukan agar ‘sang direktur’ terlihat penting dan benar-benar berada di lingkar dalam Akademi Swedia, benar istrinya anggota akademi tapi bukan dia. Dan kerahasiaan adalah syarat fundamental dari hadiah Nobel.
ADVERTISEMENT
Untuk kasus pemerkosaan dan pelecehan, kepada media polisi mengatakan bukti tidak terlalu jelas dan beberapa kejadian yang dilaporkan sudah berlangsung sangat lama. Sementara dengan tekanan publik yang makin kuat pada bulan Februari, Akademi Swedia memutuskan untuk membuat tim firma hukum yang akan bekerja independen menyelidiki kasus seksual ‘sang direktur.”
Sampai saat ini media di Swedia terikat oleh hukum Swedia yang tidak bisa menyebutkan sang tertuduh sebelum hukum mengatakan bersalah. Tapi semua media internasional telah menyebut nama ‘sang direktur klub’ yakni Arnault Allen suami dari penyair Katarina Frostenson, salah seorang anggota Akademi, dan bersama-sama mereka menjalankan klub budaya prestisius di Swedia, bernama Forum yang kemudian terungkap juga didanai oleh Akademi Swedia.
ADVERTISEMENT
Soal keuangan juga menjadi masalah lama Akademi Swedia dimana tidak ada transparansi dalam penggunaannya. Padahal dalam setahun akademi ini selain memberi hadiah sebesar 1 juta dollar AS kepada pemenang hadiah Nobel Sastra tapi juga 3 juta dollar AS dana hibah sastra Swedia.
3. Pengunduran diri 3 anggota Akademi Swedia
Kamis 5 April 2018, hasil penyelidikan firma hukum independen telah keluar dan Akademi Swedia mengadakan rapat untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dilanjutnya.
Anggota akademi terbelah dalam 2 kubu, satu kubu minoritas termasuk Ketua Akademi Sara Danius dan kubu mayoritas yang dihuni mantan Ketua Akademi, Horace Engdahl dan Sture Allen.
Jum’at 6 April 2018, tiga anggota Akademi Swedia, mengumumkan mereka mundur dari akademi. Penulis terkenal Klas Östergren, yang telah menjadi anggota Akademi Swedia selama empat tahun, adalah yang pertama mengumumkan keputusannya untuk pergi. Dia membuat pengumuman itu dalam sebuah email kepada harian "Svenska Dagbladet".
ADVERTISEMENT
"Akademi Swedia telah memiliki masalah serius untuk waktu yang lama, dan sekarang mencoba untuk menyelesaikannya dengan cara yang menempatkan pertimbangan tidak jelas di atas undang-undang mereka sendiri, yang merupakan pengkhianatan terhadap pendiri Akademi dan pelindung tertinggi. Oleh karena itu saya telah memilih untuk keluar dari permainan, ” tulisnya dalam surat itu.
Beberapa jam kemudian seorang anggota lain, Kjell Espmark, yang telah berada di Akademi sejak 1981, mengumumkan bahwa dia juga meninggalkan lembaga itu. ”Integritas adalah darah Akademi Swedia. Ketika mayoritas suara di Akademi menempatkan persahabatan yang tidak relevan dengan tanggung jawab atas integritas, saya tidak bisa lagi terlibat dalam pekerjaan, ” tulisnya dalam emailnya kepada "Dagens Nyheter".
Pada Jumat (6/4) sore, mantan Ketua Akademi 2009-2015, sejarawan dan penulis Peter Englund, juga memutuskan untuk meninggalkan tempat duduknya di Akademi. Dalam pengumumannya, yang diterbitkan di blognya, ia menulis bahwa ada perpecahan dalam Akademi, di mana Ketua Akademi Sara Danius yang berusaha menangani krisis mendalam di Akademi justru mendapat serangan internal.
ADVERTISEMENT
"Keputusan telah dibuat yang saya tidak percaya atau tidak bisa membela, dan saya telah memutuskan untuk tidak lagi berpartisipasi dalam pekerjaan Akademi Swedia," tulisnya.
Horace Engdahl, dalam keterangan pers menyebut 3 anggota akademi yang mundur sebagai “klik orang yang dirugikan” yang seharusnya tidak membuka perselisihan internal ke publik. "Kecerobohan semacam ini lebih merusak akademi daripada keputusan Hadiah Nobel yang telah bocor beberapa hari terlalu cepat," katanya.
Engdahl juga mengkritik Kepala Akademi Swedia, Sara Danius, wanita pertama yang menduduki jabatan itu. Danius, yang digambarkan oleh para pendukung sebagai kekuatan untuk reformasi dan modernisasi, dibilang Endahl sebagai pemicu kerusuhan dengan berada di belakang keputusan untuk menyewa firma hukum.
4. Surat Yayasan Nobel
ADVERTISEMENT
11 April 2018 melalui situs resmi Nobel Prize, Yayasan Nobel yang dipimpin Direktur eksekutif Lars Heikenstein merilis sikapnya atas ‘kejadian di Akademi Swedia.’ Pada intinya dalam rilis itu The Nobel Foundation menyatakan mengikuti rangkaian peristiwa di Akademi Swedia dengan keprihatinan besar, dan menganggap informasi mengenai pelanggaran aturan Hadiah Nobel sebagai hal serius.
Yayasan juga mengingatkan misi utama Nobel Prize yakni memberi sumbangan kepada mereka yang telah memberikan manfaat terbesar bagi umat manusia.
Kombinasi unik dari disiplin sains, sastra, dan perdamaian juga merupakan salah satu kekuatan terbesar dari Hadiah Nobel. Dan reputasi baik Hadiah Nobel bergantung pada kompetensi, integritas, dan kemandirian dari pekerjaannya.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa krisis parah di lembaga pemberian hadiah juga merusak reputasi Nobel Prize. Kami melihat prinsip-prinsip berikut sebagai pusat untuk memulihkan kepercayaan di Akademi Swedia sebagai lembaga penerima Hadiah Nobel,” demikian rilis itu mengatakan.
ADVERTISEMENT
Dan prinsip-prinsip itu adalah pertama, bahwa kerahasiaan dan konflik kepentingan harus ditangani sesuai dengan peraturan Akademi Swedia dan Yayasan Nobel. Kedua, Akademi Swedia harus memastikan bahwa karya Hadiah Nobel tahun ini dalam Sastra dapat dilakukan dengan cara yang kredibel. Ketiga, dugaan tindak pidana musti dirujuk dan ditangani oleh lembaga penegak hukum.
Butuh waktu lama untuk memulihkan kepercayaan yang rusak. Para anggota Akademi Swedia harus menempatkan misi mereka di depan kepentingan individu dan memulihkan kepercayaan dalam pekerjaan penting Akademi dengan Hadiah Nobel Sastra
5. Pelecehan telah dilaporkan tahun 1996 tapi Ketua Akademi Swedia saat itu tidak menanggapi
11 April 2018, Anna-Karin Bylund, seorang seniman tekstil kepada surat kabar Dagens Nyheter, mengatakan bahwa sebenarnya ia telah melaporkan pelecehan seksual Arnault Allen pada awal 1996 kepada ketua Akademi Swedia pada waktu itu, Sture Allen. Namun Sture yang sampai saat ini masih menjadi anggota akademi mengatakan kenapa ia tidak bertindak apapun atas surat keluhan Anna Bylund karena,”isi surat itu sepertinya tidak penting.”
ADVERTISEMENT
6. Hancurnya Akademi Swedia : Anggota Akademi hanya tersisa 11 orang
12 April 2018 menjadi hari paling bersejarah bagi Akademi Swedia sejak dibentuk pertama kali pada 1786 karena dipaksa mengakhiri keskaralannya oleh skandal seks yang sangat merusak reputasi Raja Swedia dan Alfred Nobel.
Pada pertemuan anggota akademi, diumumkan bahwa Katarina Frostenson, istri dari Arnault Allen akan keluar dari akademi tapi sebagai imbalannya dia meminta Danius juga mundur dari akademi. Situasi ini menggambarkan bagaimana sebenarnya Akademi Swedia dihuni oleh friksi yang tajam dan berbagai masalah yang tak terungkapkan.
Hanya dalam satu minggu, total 5 anggota meninggalkan Akademi. Dan 2 orang anggota lainnya telah lama mengundurkan diri jauh sebelum kekacauan skandal seks Arnault Allen.
ADVERTISEMENT
Padahal, anggota Akademi Swedia diangkat seumur hidup dan meski bisa mengusir seseorang atau mundur dari keanggotaan, posisi seorang ex anggota akademi tidak akan diganti sebelum dia meninggal. Dan untuk memutuskan pengganti musti disetujui minimal 12 anggota. Kini anggota akademi tinggal 11. Memang untuk memutuskan pemenang Nobel Sastra tahun ini masih memungkinkan karena hanya butuh 7 suara anggota, tapi 11 orang ini tidak akan bisa hidup selamanya.
Raja Carl XVI Gustaf mengatakan bahwa ia mungkin mempertimbangkan untuk mereformasi Akademi Swedia, yang didirikan pada 1786 oleh leluhurnya Gustav III yang mulai mendapat mandat memilih pemenang Nobel Sastra pada 1901.
Pengangkatan anggota akademi seumur hidup adalah salah satu keistimewaan Akademi Swedia, sebuah integritas yang melekat dan meski dijaga sepanjang hidup sampai mati. Kini penjaga pencapaian sastra, moral peradaban modern, itu terancam runtuh. Skandal seks menjadi dinamit yang menghancurkan warisan ratusan tahun dari, ironisnya, seorang penemu dinamit, Alfred Nobel. (Sarivita / YK-1)
Penerima penghargaan Nobel. (Foto: Wikimedia Commons)
Bacaan lebih lanjut :
ADVERTISEMENT
https://www.dn.se/kultur-noje/2192-women-in-the-swedish-music-industry-behind-appeal-against-sexism/
https://www.dn.se/kultur-noje/man-with-swedish-academy-ties-accused-of-sexual-assault/
https://www.dn.se/kultur-noje/artistic-director-accused-of-leaking-information-about-nobel-prize-laureates/
https://www.theguardian.com/world/2018/apr/12/sara-danius-resigns-swedish-academy-nobel-prizes
https://www.dn.se/kultur-noje/three-members-leave-the-swedish-academy/
https://www.nytimes.com/2018/04/11/world/europe/swedish-academy-sex-nobel.html
https://www.dn.se/kultur-noje/mitt-brev-visar-att-akademien-kande-till-anklagelserna-om-overgrepp/
https://www.nobelprize.org/press/#/publication/5ace1db101433d0004582cb9/552bd85dccc8e20c00e7f979?&sh=false