Konten Media Partner
Soal Stairlift dan Ramp, Pengelola Borobudur Pastikan Tak Ada Paku ke Batu Candi
28 Mei 2025 14:36 WIB
·
waktu baca 3 menitKonten Media Partner
Soal Stairlift dan Ramp, Pengelola Borobudur Pastikan Tak Ada Paku ke Batu Candi
“Tidak ada paku, tidak ada bor, tidak ada penetrasi ke batu candi. Semua portable dan bersifat bongkar-pasang,” ujar Dirut InJourney, Maya Watono, Selasa (27/5).#publisherstory #pandanganjogjaPandangan Jogja



ADVERTISEMENT
Pemasangan stairlift dan ramp di Candi Borobudur untuk kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden RI Prabowo Subianto dipastikan tidak merusak struktur candi. Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), Maya Watono, menegaskan bahwa seluruh fasilitas yang dibangun bersifat portable, tanpa pemasangan permanen di batu candi.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada paku, tidak ada bor, tidak ada penetrasi ke batu candi. Semua portable dan bersifat bongkar-pasang,” ujar Maya dalam media briefing di kawasan Borobudur, Selasa (27/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa fasilitas ini hanya ditempatkan di pintu selatan dan dipasang dengan teknik sipil yang memperhatikan estetika serta keharmonisan visual dengan struktur candi. Maya juga menekankan bahwa desain dan pemasangan mengikuti panduan ketat dari UNESCO sebagai situs warisan dunia dengan Outstanding Universal Values (OUV).
“Kami mengikuti kaidah OUV dari UNESCO. Kami tidak berani main-main dengan cagar budaya. Spirit kami adalah penjaga warisan budaya Indonesia,” lanjut Maya.
Maya menambahkan bahwa stairlift dan ramp sudah lazim digunakan di situs warisan dunia lain, seperti Acropolis dan kuil di Kreta (Yunani), Tembok Besar dan Kota Terlarang (Tiongkok), hingga kompleks Angkor Wat (Kamboja).
ADVERTISEMENT
Fasilitas ini juga menjadikan Borobudur sebagai destinasi inklusif yang bisa diakses oleh warga lanjut usia maupun penyandang disabilitas.
“Terutama karena ini candi Buddha, tempat ibadah. Ada keinginan dari biku-biku senior yang selama puluhan tahun tidak bisa naik ke candi. Dengan fasilitas ini, mereka kini bisa naik dan beribadah,” ujar Maya.
Pihak InJourney menyatakan bahwa pembangunan fasilitas inklusif ini sebenarnya sudah masuk dalam rencana jangka panjang. Kunjungan kenegaraan menjadi momentum untuk mengujinya. Fasilitas akan tetap terpasang sekitar satu minggu pasca kunjungan, kemudian akan dievaluasi untuk kemungkinan pembangunan versi permanen.
Ketua DPD Walubi Jawa Tengah, Tanto S Harsono, menyampaikan dukungannya terhadap langkah InJourney. Ia menegaskan bahwa umat Buddha percaya pemerintah tidak akan gegabah merusak situs suci seperti Candi Borobudur.
Justru, menurutnya, fasilitas seperti stairlift dan ramp merupakan wujud perhatian agar tempat ibadah ini bisa diakses oleh semua kalangan, terutama biku-biku senior yang selama ini tidak mampu naik ke atas candi karena faktor usia.
ADVERTISEMENT
“Kami menyambut dengan sukacita kalau memang fasilitas seperti ramp dan stairlift ini bisa dipakai terus. Tidak semua orang muda dan kuat fisiknya. Banyak umat dan biku kami yang usianya sudah lanjut dan ingin kembali beribadah di atas candi. Kalau sekarang ada akses, itu artinya membuka pintu untuk semua, tanpa harus mengorbankan nilai kesucian atau keaslian candi,” ujar Tanto.
Ia juga mengapresiasi pendekatan kolaboratif yang dilakukan oleh InJourney dan pemerintah, termasuk pelibatan arkeolog serta pemangku kepentingan warisan budaya. Menurutnya, langkah itu menunjukkan komitmen bahwa aspek spiritual, historis, dan budaya dijaga seutuhnya.