Sultan: Bisa Saja Saya Tarik Pengusaha Jakarta ke Jogja, tapi Warga Dapat Apa?

Konten Media Partner
16 November 2022 12:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sri Sultan HB X saat bertemu dengan para eksportir DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (16/11). Foto: Humas Pemda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Sri Sultan HB X saat bertemu dengan para eksportir DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (16/11). Foto: Humas Pemda DIY
ADVERTISEMENT
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan bahwa Pemerintah DIY siap untuk memberikan dukungan kepada para pengusaha sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Dukungan itu diberikan demi perusahaan-perusahaan di Yogya bisa berkembang dan tetap bertahan di tengah kondisi perekonomian yang kian sulit.
ADVERTISEMENT
Sultan juga mengatakan bahwa Pemda DIY akan memprioritaskan dan mengutamakan dukungan kepada perusahaan-perusahaan lokal untuk bisa tetap bertahan. Hal itu karena keberlangsungan perusahaan-perusahaan di DIY menurut dia bukan sekadar soal pertumbuhan ekonomi daerah, tapi juga kesejahteraan masyarakat Yogya.
“Hanya karena saya berharap pertumbuhan ekonomi, sebenarnya bisa saya tinggal menarik pengusaha Jakarta untuk ke Jogja,” kata Sri Sultan setelah melakukan pertemuan dengan perwakilan eksportir DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (15/11).
“Tetapi saya tidak mau karena belum tentu warga Jogja bisa bekerja di situ. Belum lagi nanti perusahaannya membutuhkan pembebasan tanah yang terlalu luas, untuk apa?” lanjutnya.
Bagi dia, konsistensi peningkatan ekonomi yang berasal dari industri lokal meskipun jumlahnya tidak terlalu besar lebih penting ketimbang peningkatan ekonomi besar namun ditopang oleh industri luar, Sebab, pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh industri-industri lokal akan lebih dirasakan manfaat nyatanya oleh masyarakat Yogya.
ADVERTISEMENT
“Saya itu lebih senang industri kecil dan menengah tapi jumlahnya banyak. Masyarakat Jogja bisa bekerja di situ. Meskipun pertumbuhannya hanya 6-7 persen namun bisa lebih langgeng,” tegas Sri Sultan.
Sri Sultan HB X saat bertemu dengan para eksportir DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (16/11). Foto: Humas Pemda DIY
Sultan juga mengatakan bahwa Pemda DIY sangat selektif dalam memilih jenis industri yang masuk ke Yogya. Dia mengungkapkan seringkali dia juga tidak memberikan persetujuan izin investasi yang berpotensi menyebabkan ekosistem bisnis yang tidak sehat.
“Tidak semua investasi yang masuk saya memberikan persetujuan. Hal-hal seperti ini kami jaga agar suasana bisnis tetap sehat. Kompetisi itu boleh namun jangan sampai menghabisi seseorang hanya demi mencari sesuap nasi,” ujarnya.
Kepada para pengusaha di DIY, Sultan juga menekankan pentingnya inovasi. Selain untuk meningkatkan varian usaha dan menjamin keberlangsungan usaha, inovasi juga dibutuhkan untuk memberi dampak pada peningkatan perekonomian.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Sri Sultan juga menekankan agar para eksportir bisa memanfaatkan program atau fasilitas yang tersedia dan dapat memudahkan dari sisi akses. Seperti memanfaatkan fasilitas gudang yang disediakan PT. Angkasa Pura.
“Angkasa Pura sediakan gudang 500 ton per hari dan itu jarang diisi. Jadi bisa tahu apakah produk yang dikirimkan lewat penerbangan itu lebih mahal atau tidak. Kalau misal terlalu mahal, kita bisa rembugan (diskusi). Tapi saya perlu gambaran harganya supaya bisa negosiasi,” kata Sri Sultan.
Pemda DIY menurutnya juga siap untuk memberikan bantuan kepada para pengusaha dan eksportir supaya bisa bertahan di tengah ancaman resesi global. Karena itu, Sultan meminta kepada para pengusaha untuk merumuskan permasalahan dan langkah konkret yang dapat direkomendasikan.
ADVERTISEMENT
“Kalau bantuan secara finansial kami tidak bisa, misalnya memberikan uang cash kepada PT atau CV itu tidak boleh. Hanya bentuknya support kepada UMKM dan masyarakat. Namun kita bisa memfasilitasi dialog dengan pemerintah pusat,” ujarnya.