Tak Hanya Makanan Manis, Sambal Ternyata Bisa Picu Diabetes, Kok Bisa?

Konten Media Partner
22 September 2021 13:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sambal tak mengandung gula tapi bisa memicu diabetes. Ini penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Endokrin Metabolik Diabetes Senior di RSUP Dr. Sardjito, Raden Bowo Pramono.
Aneka pilihan sambal di sebuah restoran di Yogyakarta. Foto: ESP
Makanan dan minuman manis jadi salah satu penyebab utama seseorang terkena penyakit diabetes mellitus. Tapi, sambal yang rasanya pedas ternyata juga bisa memicu seseorang terkena diabetes mellitus, walaupun sambal tersebut tidak mengandung gula.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Endokrin Metabolik Diabetes Senior di RSUP Dr. Sardjito, Raden Bowo Pramono. Memang, sambal tidak secara langsung menyebabkan diabetes seperti gula. Tapi, sambal punya kemampuan untuk meningkatkan nafsu makan, sehingga seseorang bisa makan nasi dalam jumlah lebih banyak jika memakai sambal, terutama bagi mereka yang memang suka pedas.
“Kalau kamu makan pakai sambal, minta nambah enggak? Pasti nambah, atau paling tidak porsi makannya lebih banyak,” kata Bowo Pramono, pertengahan September ini.
Nasi dan sambal. Foto: Istimewa
Makan nasi pakai sayur rebus saja tentu akan terasa hambar dan kurang nikmat. Tapi jika ada tambahan sambal bawang misalnya, nasi dan rebusan sayur saja sudah terasa nikmat. Begitu juga jika kita makan pakai lauk lain seperti ayam, tahu, atau tempe goreng, tambah sambal rasanya berkali lipat lebih nikmat.
ADVERTISEMENT
“Bahkan banyak orang yang milih makan nasi pakai sambal aja ketimbang makan pakai ayam tapi tanpa sambal,” lanjutnya.
Ketika seseorang semakin banyak mengonsumsi nasi, di saat bersamaan risikonya terkena diabetes juga akan meningkat. Pasalnya, sambal atau cabai ternyata dapat merangsang hormon endorfin, yakni hrmon yang dapat membangkitkan rasa nikmat dan bahagia sehingga bisa meningkatkan nafsu makan.
“Kata siapa sambal enggak bisa bikin diabetes? Bisa,” ujarnya.
Kalau sudah makan pakai sambal, maka minuman paling cocok adalah es teh manis. Kesegaran dan kenikmatan minum es teh manis setelah makan pedas memang tidak terbantahkan. Masalahnya, es teh mengandung gula yang cukup tinggi dan tentunya akan meningkatkan risiko terkena diabetes. Apalagi sebelumnya telah makan nasi dengan porsi yang banyak.
ADVERTISEMENT
“Udah kayak gitu langsung dibawa tidur, lengkap kan buat jadi diabetes?” kata Bowo Pramono.
Ilustrasi sambal. Foto: ESP
Pola hidup dan pola makan memang jadi salah satu faktor utama seseorang terkena diabetes, selain faktor keturunan dan usia. Pola hidup yang tidak sehat membuat diabetes kini juga mulai banyak menyerang anak-anak muda, tak terkecuali di Jogja. Kini, banyak mahasiswa yang sudah mengidap diabetes karena pola hidup yang tidak sehat seperti suka minum dan makanan manis namun kurang olahraga.
“Di kafe, duduk, ngerjain tugas sambil makan yang kalorinya berlebihan, kan sekarang trennya seperti itu,” ujarnya.
DIY sendiri merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi diabetes mellitus tertinggi di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes DIY ada di peringkat ketiga dengan 3,1 persen, sama dengan Kalimantan Timur yang berada di peringkat kedua. Sedangkan peringkat pertama ada DKI Jakarta dengan prevalensi sebesar 3,4 persen.
ADVERTISEMENT
Namun kondisi yang sebenarnya di lapangan diperkirakan jauh lebih tinggi dari hasil riset tersebut. Pasalnya menurut Bowo Pramono, penderita diabetes yang mengetahui dia terkena diabetes tak sampai setengah dari seluruh penderita diabetes. Tak sampai di situ, yang mengetahui dirinya diabetes pun tidak semuanya berobat, sedangkan yang berobat tak semuanya berhasil.
“Yang bagus sedikit sekali, kira-kira sekitar 10 sampai 20 persen saja dari seluruh penderita diabetes,” ujarnya.