Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Tak Lama Lagi ke Gunungkidul Tak Perlu Lewat Patuk, Lewat Prambanan Lebih Cepat
14 November 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 7 menitADVERTISEMENT
Tak lama lagi akan ada jalur baru lewat Prambanan dengan jalan lebih lebar dan tanpa tanjakan.
Tren wisata Gunungkidul terus naik dari tahun ke tahun. Data BPS pada 2018, kunjungan total wisatawan ke Gunungkidul sebanyak 3 juta orang. Tapi pada 2023 ini Dinas Pariwisata Gunungkidul menargetkan kunjungan wisatawan hingga 4,1 juta orang dengan target PAD (Pendapatan Asli Daerah) sebesar Rp 28,9 miliar.
ADVERTISEMENT
Sayangnya sampai hari ini hanya ada 1 jalan utama yang menghubungkan pusat kota Yogya dan Gunungkidul yakni melalui jalur tanjakan Patuk yang sering macet karena tanjakan itu sebenarnya tidak memenuhi persyaratan teknis sebagai jalur utama. Salah satunya, misalnya, kecuraman yang melebihi 20 persen dari syarat ideal kecuraman jalur utama hanya 10-11 persen.
Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Dinas PUP-ESDM DIY, Andi Kurniawan Dharma bahkan menjelaskan bahwa kondisi geologi dari ruas jalan utama Piyungan – Patuk berpotensi mudah longsor.
Selain itu menurut Andi, volume lalu lintas di ruas jalan tersebut terutama pada akhir pekan dan hari libur lainnya sudah melebihi kapasitas jalan yakni dengan derajat kejenuhan sudah mencapai lebih dari 0,85 (artinya arus lalu lintas sudah padat).
ADVERTISEMENT
“Sementara untuk melakukan pelebaran jalan sulit dilakukan karena pemukiman sudah cukup padat sehingga pembebasan tanah juga akan menelan biaya sangat besar,” kata Andi, saat ditemui di ruang kerjanya akhir pekan lalu.
Adapun ruas jalan alternantif baik yang melalui Imogiri - Dlingo, Imogiri – Panggang, dan melalui jalur Cino Mati, kondisi tanjakan jauh lebih curam yakni di atas 25 persen dan dengan kondisi geologi yang mudah longsor. Selain itu jarak tempuh pun juga lebih jauh ketimbang jalur utama melalui Patuk.
“Karenanya sejak 2013 Bina Marga bersama Pemda DIY dan Paniradya Kaistimewan telah merencanakan solusi-solusinya. Yang kemudian keluar Feasibility Studies jalur Prambanan (Sleman) – Gading (Gunungkidul) yang terdiri dari 4 ruas utama,” kata Andi.
ADVERTISEMENT
Full Pakai Danais dan Akan Jadi Jalur Utama Yogya – Gunungkidul
Pembangunan jalan Prambanan – Gunungkidul diproyeksikan menjadi jalur utama penghubung Yogya – Gunungkidul. Pasalnya, jalur ini akan langsung terhubung dengan jalan tol Yogya-Solo tepatnya di simpang susun Purwomartani melalui exit tol Bokoharjo.
Selain itu, secara teknis, Andi Kurniawan Dharma menjelaskan jalur baru penghubung pusat kota Yogya dan Gunungkidul ini dibangun dengan standar jalan Provinsi yakni dengan lebar jalan 7-7,5 meter dengan bahu jalan 1-2 meter.
“Sehingga bukan hanya jalur alternatif wisata tapi jadi jalur utama, karena kan langsung terhubung dengan tol. Dan juga jadi jalur utama bagi warga Gunungkidul yang akan menuju terutama kawasan Sleman atau mau ke tol untuk lanjut ke Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya,” papar Andi.
ADVERTISEMENT
Jalur baru ini juga akan menghubungkan kawasan strategis pariwisata nasional yakni Candi Prambanan dan Candi Ijo dengan kawasan pariwisata strategis Pantai Selatan (Pansela) yang telah dibangun Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Sehingga dari jalur Prambanan yang akan berakhir di Gading, Gunungkidul, kemudian akan dilanjutkan dengan proyek jalan Gading – Playen – Kalihan – Saptosari – JJLS.
“Bisa membayangkan betapa strategisnya jalur baru ini? Tol Yogya Solo – Prambanan – Gunungkidul – JJLS, terhubung semua. Ini benar-benar akan mengubah peta keramaian di DIY, Gunungkidul akan bisa terpacu pertumbuhannya,” kata Andi.
Tingkat kemiskinan di Gunungkidul menurut rilis BPS pada 1 November 2023 ini mencapai 15,60 persen hanya selisih 0,4 persen dari Kulon Progo yang menjadi daerah termiskin di DIY. Bandingkan dengan Kota Yogya yang tingkat kemiskinannya hanya 6,49 persen dan Sleman 7,52 persen.
ADVERTISEMENT
Jalur baru Prambanan – Gading, pada hari ini pun telah menaikkan value tanah di sekitar jalan tersebut dari di bawah Rp 500 ribu per meter2 saat ini sudah mencapai Rp 1-2 juta. Dengan ruas jalan sepanjang 27,5 kilometer, Andi meminta pembaca membayangkan berapa kenaikan total nilai tanah warga Gunungkidul seketika dengan adanya jalan baru ini. Belum lagi akses bagi aktivitas ekonomi dan sosial budaya.
“Hampir 95 persen biaya pembebasan lahan dan pembangunan jalan Prambanan – Gading ini memakai Dana Keistimewaan. Proyek sejak 2013 ini untuk pembangunan jalannya saja menghabiskan hampir Rp 400 milyar,” jelas Andi.
Diterangkan Andi, dana dari pusat hanya digunakan untuk membangun separo dari ruas jalan jalur Prambanan – Gayam yang sepanjang 9 kilometer, artinya hanya 4,5 kilometer saja yang akan memakai dana dari pusat.
ADVERTISEMENT
4 Ruas Jalan: Prambanan – Gayamharjo – Tawang – Ngalang – Gading (27,58 Km)
Jalur baru Prambanan – Gunungkidul dibangun dengan pembagian utama menjadi 4 ruas jalan.
Secara berurutan, 4 ruas ini dimulai dari ruas jalan Prambanan – Gayamharjo yang masih berada di area Sleman, disusul Gayamharjo – Tawang yang sudah masuk wilayah Gunungkidul. Ruas jalan ketiga yakni Tawang – Ngalang, dan ruas terakhir adalah Ngalang-Gading.
“Kalau dari Prambanan itu masuk ke jalur yang mau ke Candi Ratu Boko itu, nah Gading itu di tepi jalan Wonosari yang ada pangkalan udara (Lanud) Gading,” terang Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Dinas PUP-ESDM DIY, Andi Kurniawan Dharma.
Namun, pembangunan jalan dilakukan tidak secara berurutan karena menyesuaikan selesainya pengadaan tanah dan strategi penganggaran pengadaan tanah dan pembangunan jalan.
Pada 2017, proyek ruas jalan pertama yang dibangun justru ruas jalan kedua yakni ruas Gayamharjo-Tawang sepanjang 3 kilometer. Disusul pada 2018 ruas jalan keempat yakni Ngalang – Gading sepanjang 6 kilometer. Dan pada 2021 dimulailah proyek pembangunan ruas ketiga jalur Tawang – Ngalang sejauh 9,5 kilometer yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2023 ini.
ADVERTISEMENT
“Kita rencanakan Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X akan meresmikan jalur Tawang – Ngalang pada Januari atau Februari 2024.”
“Dengan selesainya jalur Tawang – Ngalang, semua jalur Prambanan – Gading yang ada di Kabupaten Gunungkidul kita nyatakan selesai. Tinggal tersisa satu ruas lagi yang ada di wilayah Sleman, yakni ruas jalur Prambanan – Gayamharjo sejauh 9,08 kilometer,” papar Andi.
Semua pengadaan tanah dan pembangunan jalan ketiga ruas jalan tersebut di atas didanai oleh Dana Keistimewaan. Namun khusus ruas pertama yang ada di Sleman yakni ruas Prambanan – Gayamharjo, pengadaan tanah oleh Danais, sedangkan anggaran pembangunan jalan dibagi 2 yakni oleh Danais dan pemerintah pusat.
Bina Marga Dinas PUP-ESDM DIY menargetkan ruas Prambanan – Gayamharjo selesai semua pada 2027. Kok Lama?
ADVERTISEMENT
“Karena terkait keterbatasan anggaran,” jelas Andi.
Segmen yang menjadi tanggungjawab Bina Marga PUP-ESDM DIY sepanjang 4,73 Km pada 2023 baru akan terbangun sepanjang 730 meter karena anggaran yang tersedia dari Danais baru sekitar Rp 20 miliar.
“Kami masih utang 4 kilometer kan jadinya? Harapannya selesai dalam 3 tahun dan semua tergantung pada penganggaran Danais apakah memang bisa dikejar selesai 2027,” kata Andi.
Adapun segmen sepanjang 4,5 Km yang menjadi tanggungjawab pusat pada tahun ini sudah mengerjakan 1,2 kilometer. Sisanya sepanjang 3,275 Km menurut Andi lebih susah dipastikan akan bisa selesai pada 2027.
“Danais lebih bisa dipastikan tapi kalau pusat masih dicarikan dananya apakah pakai LUN atau APBN murni? Yang jelas lahan dan DED sudah siap semua dengan anggaran Danais,” jelas Andi.
Andi berharap pembangunan infrastruktur jalan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dalam hal ini melalui Dana Keistimewan (Danais) dengan nominal yang cukup besar ini bisa benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat. Pembangunan jalan adalah pembukaan akses bagi seluruh potensi yang ada di masyarakat sehingga Andi berharap masyarakat ikut menjaga dan memeliharanya.
ADVERTISEMENT
“Data kecelakaan dari kepolisian, sayangnya, menunjukkan semakin bagus jalan semakin banyak kecelakaan. Itu berbanding terbalik dengan keinginan pemerintah atas jalan. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan jalan dengan baik masih harus terus ditingkatkan,” kata Andi.
Terakhir Andi mengatakan ketika seluruh ruas jalan Prambanan, Sleman – Gading, Gunungkidul ini selesai, jalan tersebut akan berstatus jalan provinsi. Sehingga seluruh pemeliharaan jalan akan menjadi tanggungjawab provinsi.